Mari Tutupi....



Setiap orang ingin selalu hidup lurus, benar, dan penuh sejuta kebaikan, tetapi tidak semua orang berhasil mencapainya. Ada yang seluruh hidupnya diisi dengan kebaikan, ada yang separuh baik separuh tidak, ada juga yang semuanya tidak baik. Itulah potret kehidupan yang dijalani manusia. Orang baik itu bukan orang yang tak pernah salah, tetapi orang baik itu orang yang pernah melakukan kesalahan lalu Ia sadar dan merubah kesalahannya dengan kebaikan.
Tidak ada manusia yang sempurna dimuka bumi ini sekalipun seorang nabi. Ada saja kekhilafan, kelalaian dan kesalahan baik disengaja atau tidak. Kita tidak pantas menghukum, mencaci, menghina, menjatuhkan, membully, menyinyir dan apalah yang bersifat negatif thinking.
Ketika kita mencari kelemahan orang lalu membeberkan kesemua orang baik lewat medsos atau yang lainnya, pada dasarnya kita sedang membuka kelemahan diri sendiri. Apa yang kita perbuat kembali kepada diri kita sendiri. Seperti orang yang sering membuka aib sesama, maka dosa orang yang dibuka aibnya akan kembali kepada sipembuka aib itu sendiri. Bagi orang yang dibuka aibnya merupakan sebuah keberuntungan, bahkan kalau perlu berilah hadiah kepada orang yang membuka aib kita, kenapa?...., karena mereka teman sejati yang menggugurkan dosa yang pernah kita buat, dia menukar kesalahan kita kepada kebaikannya.
Padahal setiap kita punya aib masing-masing, karena Allah sayang, maka aib-aib kita Allah tutupi. Kata Rasulullah" siapa yang suka menutupi aib sesama, maka Allah akan menutupi aibnya di akhirat kelak" alhadits.
Diam itu lebih baik, diam jika tidak tahu permasalahan, Tabayyun didahulukan sebelum berkata. Mulutmu harimaumu, jangan suka menghukumi sesuatu sebelum tahu duduk permasalahannya. Belum tentu yang nampak itu benar adanya. Jadilah bijak dalam bertindak. Rubah mindset kita . Ya, memang apa yang kita perbuat bersumber dari mindset kita, mindset bersumber dari apa yang kita lihat, baca dan lingkungan yang ada disekitar kita. Kata-kata kita adalah menunjukkan kepribadian kita.
***** "Hati-hatilah dengan tutur kamu,bisa jadi Ia menjadi prilakumu. Hati-hatilah dengan prilakumu, bisa jadi ia menjadi habitmu, dan hati-hatilah dengan habitmu(kebiasaan) bisa jadi ia akan menjadi hidupmu." Mahatma Gandhi.*****
Mungkin kita pernah dengar syair lirik dari raja dangdut Rhoma irama. 🎶" Janganlah kau suka membuka aib sesama, kesana-kemari mencari kelemahan orang, gajah di pelupuk mata tak kelihatan, semut diseberang lautan jelas kelihatan.." 🎶 kurang lebihnya seperti itu.
Rasulullah bersabda" Siapa yang beriman kepada Allah, maka hendaklah berkata yang baik atau diam" alhadits.
Dalam sabda yang lain," keselamatan manusia itu terletak pada lidahnya" alhadits.
Lidah memang tidak bertulang, tetapi besar dampaknya. Berapa banyak orang-orang besar jatuh dari singgasana karena tak pandai menggunakan lidah, berapa banyak orang-orang hebat dipenjarakan karena lidah. Maka berhati-hatilah dalam menggunakannya.
Bagaimana Allah SWT, memperumpamakan orang yang tak pandai menggunakan lidah bagaikan memakan bangkai.
Firman Allah SWT, "... Siapa yang suka membuka aib saudaranya, maka sama saja ia memakan jenazah saudaranya....,"
Jika aib kita saja tidak mau dibuka, apalagi orang lain. Mari kita pandai-pandai menutupi aib saudara kita. Semoga Allah SWT senantiasa menutupi aib-aib kita kelak diakhirat.aamiin.

Jadilah Pemaaf





Suatu hari ada seorang anak mendatangi ayahnya yang sedang terbaring sakit.
" Ayah, jangan kaget ketika ayah dirawat saya juga mendatangi orang-orang pinter, kesimpulannya adalah ayah dikerjain sama temen kerja. Ayah jangan balas dendam" kata sianak penuh harap.
" Ayah itu udah biasa hadapi orang-orang yang suka nyakitin, nyinyirin, merendahkan, menjegal, membunuh karakter, memfitnah dan musuhin. Ayah biarkan saja nanti juga dia bosen terkadang ayah doain selepas shalat. Pada akhirnya mereka minta maaf dan ayah maafkan." Kata seorang ayah.
Jika ada orang menjahati kita kemudian kita balas dengan kejahatan juga, maka orang tersebut adalah gurumu. Artinya orang tersebut berhasil mendidikmu menjadi seperti dia. Dengan demikian apa yang harus kita lakukan, balas dengan kebaikan, InshaAllah pasti ada perubahan kearah yang lebih baik.
Rasulullah dalam hidupnya pernah suatu hari sedang berjalan hendak ke masjid untuk melaksanakan ibadah shalat, dipertengahan jalan Rasulullah diludahi oleh orang Yahudi, Rasulullah hanya melihat dan mengelap badan nya Rasulullah tidak membalas, Rasulullah tetap melanjutkan perjalanan ke masjid. Keesokan harinya Rasulullah berjalan lagi melewati jalan yang sama dan diludahi lagi dengan orang yang sama tetap saja Rasulullah tidak membalasnya. Dihari selanjutnya Rasulullah berjalan pada tempat yang sama tetapi Rasulullah tangak-tengok " ko, tidak ada yang ludahi saya, kemana tuh orang" ucap Rasulullah dalam hati. Keesokan harinyapun orang tersebut tidak nongol juga.
Setelah selesai Rasulullah bertanya kepada orang-orang disana," kemana ya sipulan yang sering nongkrong di gang itu" ucap Rasulullah.
" Oh, sipulan sakit" jawab warga.
Tidak membuang waktu lagi Rasulullah mendatangi rumah orang Yahudi tersebut.
Rasulullah mengetuk pintu" siapa itu, masuk tidak dikunci" ucap Yahudi.
" Saya, Muhammad mau melihat kamu" jawab Rasulullah.
Mendengar nama Muhammad, Yahudi gemetar dan langsung membaringkan badan karena rasa malu. " Maaf, saya dengar kamu sakit, maka saya kesini untuk melihat kondisimu" ucap Rasulullah. Kemudian Yahudi membalikkan badannya dan meminta maaf kepada Rasulullah.
" Maafkan aku ya Muhammad, engkau memang orang baik. Disaat keluarga, temen dan tetanggaku belum pada melihatku sakit, kamu yang dahulu melihatku. Akhlakmu sangat mulia. Sejak ini aku berikrar tidak ada Tuhan selain Allah dan Muhammad adalah utusannya" jawab Yahudi.
Begitulah seharusnya kita berbuat, kejahatan dibalas dengan kebaikan. Sebagai misi yang diemban Rasulullah.
*****'Sesungguh nya aku diutus dalam rangka menyempurnakan Akhlak" alhadits*****
Banyak kejadian dewasa ini, sedikit-sedikit lapor polisi, melanggar HAM sehingga tidak ada lagi kata maaf yang ada hanya dendam. Padahal memaafkan amalan yang sangat dianjurkan dalam Islam.
*****"...maka maafkanlah mereka dan mohonkanlah ampunan bagi mereka..." Firman Allah SWT.******
Bukan hanya memaafkan bahkan lebih dari itu mendoakan permohonan pengampunan untuk orang yang pernah klilaf kepada kita. Mari kita tanamkan sifat pemaaf dan membuang jauh-jauh rasa dendam dihati.
ADA YANG MENARIK.........



Suatu hari sahabat-sahabat dari alumni IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta berkunjung kerumah, mereka datang dari berbagai daerah.
Mereka sampai ke rumah jam 12.00, mereka shalat terlebih dahulu dimusholla dekat rumah
sementara yang wanita shalat di rumah.
Pertemuan ini sebelumnya sudah dirancang oleh sahabat-sahabat terutama oleh sahabat dari kasi PAIS kemenag kota Tangerang. Beliau melihat postingan di Facebook tentang kondisi saya.
Ketika kuliah tidak ada jurang pemisah diantara kami sehingga ketika berkumpul kembali seperti suasana kuliah saja, yang membedakan hanya umur semakin bertambah dan tubuh yang semakin gempal tanda kebahagiaan dalam mengarungi kehidupan.
Ada yang menarik dari pembicaraan mereka, diantaranya oleh sang kepala KUA dari daerah Jakarta berkata " hidup diibaratkan seperti beras, sebelum menjadi beras kudu ditempa berkali-kali sehingga barulah menjadi beras.begitulah hidup ini, menjadi orang suksespun melalui berbagai macam tempaan". Ya, itulah hidup harus melalui proses bukan instan.
Terkadang kita sering hanya melihat kesuksesan seseorang, tetapi jarang sekali kita melihat bagaimana proses orang itu memperoleh sebuah kesuksesan tersebut. Ingat dibalik kesuksesan ada seribu kegagalan.
Tidak kalah menarik dari salah satu sahabat yang lain, beliau dilihat dari segi materi lebih dari sahabat yang lain apalagi pola pikirnya sudah nampak dari beliau jadi mahasiswa.
Ini proses hidup yang pernah dialami beliau meninggalkan pekerjaan yang lama padahal pendapatannya puluhan juta rupiah.
Diantara penyataannya yang cukup menarik adalah " jika kita mencari jabatan hanya berharap pundi-pundi rupiah bertambah sebaiknya diurungkan, tetapi jika kita mencari jabatan untuk peluang kontribusi untuk orang banyak kejarlah. Sebaik-baik manusia adalah manusia yang paling banyak manfaatnya'.
Oleh karena itu bekerjalah yang benar, profesional jangan berpikir uang dahulu, nanti juga rezeki ngikutin.
" Sesibuk apapun pekerjaan jangan sampai melupakan silaturahmi, karena dari silaturahmi inilah akan terbuka pintu-pintu rezeki dan juga muncul ide-ide cemerlang"Terkadang kita suka berkata " aduh saya sibuk sehingga tidak bisa begini-begitu...." Ini yang sering saya dengar dari sahabat-sahabat.
Itulah diantara percakapan sahabat-sahabat super. Dahulu berkumpul yang dibicarakan materi kuliah sekarang yang dibicarakan bagaimana menata hidup ini agar lebih banyak bermanfaat untuk orang banyak.


BUTUH KEJUJURAN........



Disaat mengajar serba keterbatasan karena penyakit " Ya Allah, ini salahku bukan siswa-siswiku, karena keterbatasan tidak maksimal untuk mengajar mereka" kata hatiku.biasanya mengajar dengan penuh semangat ketika mengajar bagaikan seorang motivator.... energik, semangat dan menginspirasi....
Kuperhatikan satu persatu siswa-siswi, dalam hati ingin sekali berharap mereka aktif dan kreatif menemukan cara belajar mereka masing-masing, minimal ada semangat untuk belajar.Dahulu aku sukses belajar karena ada semangat dalam diri bahkan menemukan metode belajar sendiri.
Sering disampaikan kepada siswa-siswi " anak-anakku apapun materi diberikan oleh guru kepada kalian tidak ada manfaatnya, jika kalian tidak ada sedikitpun semangat menjadi sang pembelajar. Yang mampu merubah dirimu ya, dirimu sendiri bukan orang lain".
Berharap siswa-siswi menjadi manusia yang jujur, karena kejujuran akan membawa ketenangan jiwa.orang yang tidak jujur hidupnya selalu was-was karena takut ketahuan. Siswa-siswi berprestasi yang jujur, kejujurannya lebih berarti nilainya dari sebuah prestasi itu sendiri. Jika siswa-siswi jujur maka dengan mudah guru untuk mengevaluasi cara mengajar.
Jika semua hasil belajar tidak memuaskan, maka ada dua kemungkinan yang terjadi;
1. Siswa-siswi belum paham terhadap materi yang disampaikan
2. Cara penyampaian guru yang kurang menarik.
Oleh karena itu dalam hal ini kejujuran siswa-siswi sangat dibutuhkan.
Tidak mudah untuk menghasilkan siswa-siswi jujur perlu perjuangan dan teknik yang tepat. Berapa banyak siswa-siswi ketika sedang penilaian yang tidak percaya diri, kenapa karena mereka datang ke sekolah bagaikan botol kosong. Tidak ada persiapan andaikan ada tidak maksimal, yang pada akhirnya melakukan ketidak jujuran.
Terkadang guru berusaha mencari solusi bagaimana cara agar siswa-siswinya punya semangat untuk menjadi seorang pembelajar.
Berbagai cara dilakukan, ikut pelatihan berbagai macam cabang keilmuan sekalipun berbayar dengan biaya pribadi bahkan harus menyeberangi lautan, semua itu dilakukan demi siswa-siswinya.
Semua guru berharap semua siswa-siswinya cerdas dan berkarakter, tetapi untuk menuju kesana butuh waktu, tenaga dan pikiran. Tidak mudah banyak halang-rintang dan bahkan pintu perjara siap menanti jika salah melangkah.bagaimanapun kekerasan tidak dibenarkan, jika punya hati kenapa harus memaki, jika punya kata kenapa harus menimpah dan jika bisa merangkul kenapa harus memukul.
" Sampaikan arahan, teguran dan bimbingan kepada muridmu dengan penuh kasih sayang tanpa emosi" kata KH. Sahal Mahfudz .
Jika guru edukatif, orang tua aktif dan siswa kreatif InshaAllah akan tercipta suasana pendidikan yang terarah dan menghasilkan siswa-siswi yang berkarakter dan berprestasi.
Buah dari Keikhlasan.....


Ketika duduk di bangku Aliyah ( MAN 1 Filial Cilincing Jakarta Utara ) saya sudah terbiasa berangkat sekolah jam 5.45 WIB, jika lewat dari itu sudah dapat dibayangkan kemacetan pasti kita dapati. Bagi saya tidak ada istilah terlambat karena macet, yang namanya Jakarta dimana-mana pasti macet. Oleh karena itu harus mempunyai strategi bagaimana menghindari macet.
Pernah saya mendengar dari salah satu pejabat yang mengurusi bidang pendidikan madrasah Jakarta.
" Ada dua cara untuk mengatasi dari kemacetan; satu, berangkat sebelum orang banyak berangkat kerja.dua, harus hapal atau mengetahui jalan tikus" kata beliau.
Sekolah masih sepi tidak nampak siswa-siswi berkeliaran, nampak dari kejauhan kepala sekolah sedang menyapu ruang kantor. Memang kepala sekolah sering menginap di sekolah. Saya lihat kepala sekolah menghempas-hempaskan sapu kelantai. Dalam hati bertanya-tanya " kenapa kepala sekolah melakukan itu ? Bukan sudah ada pramubakti, kan dia tinggal suruh saja". Kata saya dalam hati.
Mungkin kepala sekolah ingin mengajari saya, agar saya tidak bekerja hanya jika ada tugas, tanpa pikir panjang saya angkat semua kursi kelas kemudian saya sapu sampai bersih tetapi setelah bersih saya biarkan kursi masih berada diatasmeja agar yang bertugas pada hari itu yang menurunkan. Saya harus ikhlas jika tidak ikhlas akan timbul pada diri sifat perhitungan.
Kebiasaan yang sering dilakukan di waktu sekolah terbawa sampai kini, saya datang kesekolah jarang sekali terlambat andaikan terlambat karena ada sebab,yaitu ban motor terkena paku. Sampai dalam kondisi sakitpun saya selalu tepat waktu sekalipun menggunakan mobil. Ya, sekali lagi tidak ada alasan untuk terlambat kerja.
Begitu pentingnya pembiasaan perbuatan yang baik hingga menjadi sebuah karakter positif dalam hidup ini terutama untuk siswa-siswi di sekolah. Tentunya perbuatan baik itu akan bermanfaat untuk diri sendiri.
Suatu hari teman mengajak saya untuk bekerja di suatu lembaga pendidikan yang beliau pimpin. beliau disamping mengajar di MTSN 5 Jakarta juga menjadi kepala sekolah di SMK Rawamangun.
" Pak Harto, mau tidak bantu mengajar di tempat saya" pinta beliau.
" Boleh pak, asal sesuai dengan kompetensi yang saya punya" jawab saya.
" Ya sudah, besok datang ya...saya tunggu'" katanya lagi.
" Baik pak, terimakasih banyak" jawab saya.
Setelah mengajar satu bulan saya bertanya kepada kepala sekolah tersebut.
" Pak, maaf ya... boleh tidak bertanya" kata saya.
" Ya, silahkan pak Harto... Monggo...." Jawab beliau.
" Kenapa bapak ngajak saya mengajar di sekolah bapak" kata saya lagi.
" Hmmmmm.... hehehe....saya melihat pak Harto ikhlas dalam bekerja dan saya lihat aktif di setiap kegiatan sekolah" jawab bapak kepsek.
Ikhlas berbuah tambahnya rezeki, olek karena itu bekerjalah yang baik.inshaAllah teman-teman kita akan menilainya. Jadilah seperti jam dinding dilihat maupun tidak dilihat jam itu terus berputar.
Dibalik Keprihatinan.....



Suatu hari saya menghadiri pesta pernikahan kemenakan anak pertama dari adik perempuan saya. Sesampai disana adik perempuan saya menghampiri.
" Bang Harto, saya minta tolong" kata adik.
" Tolong apa ?" Jawab saya.
" Bang tolong memberi tausyiah, saya mengundang anak-anak yatim" kata adik.
" Ya, udah InshaAllah" jawab saya.
Dalam acara tausyiah saya sedikit banyak menyampaikan kehidupan Rasulullah sebagai anak yatim-piatu yang sukses menjadi orang besar, kemudian dikaitkan dengan kehidupan masa kekinian, yaitu bagaimana menjadi anak yatim yang sukses dan berprestasi. Alhamdulillah, acara berjalan dengan baik dan sesuai dengan rencana.
Azan berkumandang dari musholla tanda waktu shalat Dzuhur telah tiba, tanpa membuang waktu saya dan beberapa tamu yang hadir bergegas menuju musholla untuk menunaikan ibadah shalat Dzuhur. Usai shalat Dzuhur ada seorang jama'ah menghampiri saya.
" Assalamualaikum, pak ustadz" kata bapak tersebut sambil berjabat tangan.
" Waalaikumussalam, pak" jawab saya.
" Maaf pak ustadz, tadi saya menyimak ceramah pak ustadz, Bagus...saya baru kali ini dengar ceramah membahas tentang keprihatinan dalam hidup dan sangat menyentuh." Kata bapak lagi.
Suatu hari juga saya bersilaturahmi ke rumah mertua di Cikarang, hampir setiap liburan saya sekeluarga nyempatkan diri ke rumah orang tua. Ketika sampai disana motor saya ada masalah lalu saya pergi ke tukang servis motor.
Sambil memperbaiki motor si Abang bengkel ngajak ngobrol.
" Bang dari mana,saya tidak pernah lihat" kata tukang servis.
" Dari jati bang, kebetulan saya lagi silaturahmi sama mertua" jawab saya.
" Siapa mertuanya ?" Kata tukang servis lagi.
" Pak Sutomo" jawab saya lagi.
" Itu mah saudara saya, anak-anaknya hebat dan berhasil semua. Si Harto anak yang tua itu setiap hari menggayuh sepeda berisi keranjang dikanan kirinya untuk belanja ke pasar , si Ajid menggayuh sepeda butut untuk pergi sekolah atau kuliah, tuh sepeda selalu ditaruh di rumah kakeknya begitu juga yang lain. Mereka hidup penuh keprihatinan tidak terlalu menuntut kepada orang tua karena mereka tahu orang tuanya hanya tukang minyak keliling dan ibunya seorang tukang nasi uduk di kampung, tetapi coba lihat sekarang jangankan sepeda, motor, mobilpun mereka sanggup beli bahkan si Ato tiga anaknya jadi dokter semua. Saya salut dengan bang Sutomo lebih mementingkan pendidikan dari yang lain." Timpal Abang tukang servis penuh dengan semangat.
Banyak cerita-cerita kesuksesan orang-orang yang hidup prihatin sukses dalam mengarungi kehidupan, sebaliknya banyak orang--orang bergelimang harta anak-anaknya tidak berhasil.
Dengan demikian keberhasilan bukan milik orang kaya tetapi keberhasilan kepunyaan orang prihatin yang mau berusaha.
Dahulu saya susah, ongkos sekolah saja harus pinjam sama tetangga, mau lihat jam saja harus lihat jam tetangga. Apakah saya harus teriak atau menangis dengan keadaan ? tidak!
Saya paham kondisi orang tua, terus apa yang saya lakukan ? Ya, hidup prihatin dan terus semangat untuk belajar mengejar prestasi. Alhamdulillah, dibalik keprihatinan ada keberhasilan dalam mengejar mimpi menjadi sebuah kenyataan.


Sebuah Kebenaran.....
MTsN 5 Jakarta
17-2-2020




Hidup tidak selamanya indah sekalipun yang kita lakukan benar, karena kebenaran yang kita lakukan belum tentu diterima oleh semua orang. Saya teringat pesan salah satu narasumber kepada saya " ingat tidak semua orang suka terhadap apa yang kita lakukan sekalipun yang kita lakukan sebuah kebenaran".
Memang tidak semua teman senang apa yang kita raih, mungkin karena irih atas prestasi kita yang pada akhirnya timbul rasa dengki. Ketika kedengkian sudah tertanam di hati sulit rasanya orang tersebut melihat kita sukses. Sering kita dengar dari teman" kedengkian tanda tak mampu" dan ingat juga jangan berdiskusi dengan pendengki, karena kebaikan dan kebenaranmu tertutupi oleh kedengkiannya. Apa yang kita lakukan semua dimatanya adalah salah.
Mungkin kita pernah menonton salah satu sinetron di televisi yang berjudul " Tukang Bubur Naik Haji " ternyata cerita itu benar-benar ada dalam kehidupan hingga saya suka tertawa. Kenapa ? Itu ada di kehidupan yang saya jalani. Bagaimana karakter H.Muhiddin yang selalu irih terhadap apa yang dilakukan pak Sulam si tukang bubur. Di matanya apa yang dilakukan pak Sulam selalu salah.
Tapi banyak orang baik ko, jangan takut dalam mengarungi hidup ini. Yang perlu kita takuti dalam hidup ini adalah ketika orang-orang baik menjauh dari kita. Selama kita baik InshaAllah, ada saja pertolongan Allah,SWT.
Ketika saya sedang melakukan shalat Dhuha, tiba-tiba Kepala Tenaga Pendidikan menemui saya.
" Pak, dipanggil kepala sekolah dan teman-teman sedang menunggu" kata kepala Tenaga Pendidikan.
" Iya Bu, tanggung dua rakaat lagi" kata saya.
Saya dipanggil karena ada teman yang melapor bahwa saya tidak mau kerja sama dalam hal yang bertentangan dengan hati nurani. Ya, memang berat inilah potret buruk pendidikan kita. Kita mengajarkan kebaikan malah kita juga yang menghancurkannya. Astagfirullah...... astagfirullah... astagfirullah...
Selama pendidikan tidak amanah dan mental penjilat masih ada dalam dunia pendidikan, sulit rasanya pendidikan akan maju, sekalipun silih bergantinya menteri pendidikan.
Sejak itu terjadilah pembunuhan karakter yang dilakukan seorang pemimpin.tidak satupun jabatan diberikan dan dicekal untuk ikut pelatihan. Teman-temanku mengetahui kondisi ku.....tapi kemana mereka, tak satupun yang menghibur.... mereka sibuk dengan dirinya.
Itulah teman ketika jaya banyak yang mendekati kita, tetapi ketika kita terpuruk tak satupun yang mendekati kita. Seorang a' lim berkata " Teman yang baik laksana pohon, jika kita tertimpah panas dia menaungi, ketika kita lapar dia memberi". Artinya ketika kita mendapatkan masalah teman memberi nasehat, motivasi agar tegar dalam menghadapi permasalahan hidup.jika kita sangat membutuhkan sesuatu teman yang memberikan solusi.
Saya tidak takut menghadapi ini semua, tetap semangat oftimis. Allah tidak akan menguji seorang hamba diluar kemampuannya. Jika kita benar pasti ada gantinya.
Alhamdulillah, pintu rezeki yang lain Allah buka melebihi apa yang hilang dariku. Istriku diterima menjadi pegawai negeri. Allahu Akbar.... Allahuakbar..... Allahuakbar.....
Rezeki tak pernah tertukar, kalau memang rezeki kita tak akan pergi kemana. Jangan takut mengatakan yang benar sekalipun pahit rasanya.
Allah tergantung kita.....
18 Pebruari 20




Suatu hari kami sekeluarga berkunjung ke tempat dimana putra kedua saya menuntut ilmu pengetahuan, hampir setiap bulan saya berkunjung, setidaknya untuk memberikan semangat. Karena mungkin ini sejarah bagi keluarga saya menghantar anak untuk menuntut ilmu di pondok. Waktu kecil saya punya keinginan mondok, tatapi orang tua tidak mengizinkan mungkin permasalahan ekonomi keluarga.
Anak-anakku rata-rata punya kemampuan dibidang ilmu eksak ( Matematika dan IPA ) mungkin nurun dari uminya. Karena uminya salah satu guru yang diperhitungkan di Madrasah maupun tingkat KKM Jakarta Timur.
Pernah saya membaca sebuah tulisan tentang penelitian sifat kepandaian anak nurun dari orang tua, ternyata 60 persen dari ibu sementara 40 persen dari bapak.
Fokus memasukkan anak pada Tahfidzul Qur'an. Aku ingin mempersiapkan anak jadi imam masjid atau musholla untuk menggantikan saya. Saya berprinsip seorang pemimpin harus dipersiapkan dan berkualitas Akhirnya saya masukkan kepondok Ar-rahmaniyah di daerah Cilodong Jawa barat. Pondok ini berbasis Tarbiyah dan Tahfiz.
Pondok ini hanya menargetkan 5 juz untuk syarat kelulusan tetapi jika melebihi target sangat bagus. Ketika tahun ketiga saya berkunjung, mata saya melihat spanduk berukuran besar yang dipasang ditembok pondok menghadap ke masjid. Saya lihat beberapa tulisan motivasi diri Santri dengan dibubuhi tanda tangan.
Semua tulisan penuh inspiratif dan oftimistik, saya kaget, Allahuakbar..... masyaAllah....
" Umi....umi.....kesini cepat....cepaaat...." Kata saya.
" Ada apa yah ?...." Jawab istri.
" Itu.....lihat...lihat... lihat....nama siapa ? ....Raju ....umi....Raju .....miiii" kata saya sambil gemetar tangan saya.
" Subhanallah.... semoga ..... terwujud keinginannya....." Timpal istri.
" Aamiin yaa Robbal'aalamiin....." Jawab saya.
Bagaimana tidak haru melihat semangat anak bercita-cita hafal Alquran 30 juz. Putra kedua jarang bicara, tetapi sering membuat kejutan.
Melihat keinginan anak, sebagai orang tua senjata yang paling ampuh adalah do'a. Alhamdulillah, setiap ba'da magrib dan subuh saya selalu mendoakan anak-anak.
"Ya Allah, jadikanlah kami, anak-anak dan keturunan kami, golongan penghafal dan memahami Al-Qur'an, pencinta ilmu, ahli kebaikan . Jangan kau jadikan golongan buta akan ilmu, keburukan dan jadikan hidupnya sejahtera dunia dan akhirat....aamiin"
Alhamdulillah, putra kedua saya masuk dikelas unggulan dan kelas akselerasi Al-Quran, dia dengan teman-temanya dikarantinakan digedung khusus kelas akselerasi Al-Qur'an.
Tujuannya agar konsen dalam Tahfiznya.
Ketika liburan sekolah, dia pulang kerumah selama satu pekan.
" Raju kesini....." Panggil umi.
" Ada apa umi ?" Jawab Raju.
" Raju udah hafal berapah juz.." tanya umi.
" Hehehehe,.... rahasia....lihat aja umi nanti" jawab sambil tersenyum.
" Ya udah umi percaya ko sama Raju, tapi jangan lupa muroja'ah" kata umi.
" Ya, umi....." Jawa Raju.
Diakhir tahun pelajaran ada kabar gembira dari musyrif ( pembimbing santri).....lewat washap.
" Assalamualaikum,......Abi dan umi ada kabar gembira A. Syirajuddin Rabbani baru saja menghatamkan hafalan Al-Qur'an 30 juz, semalat ya untuk abi dan umi "
Alhamdulillah, ketika acara wisuda dan syukuran tahfidz, putra kedua saya tampil didepan dengan 10 santri lainya, sayapun ikut mendampingi ke atas panggung. Hanya 11 santri yang hafalan Al Qur'an sampai 30 juz. Dan mereka mendapat reward rihlah ke Malaysia.
Keinginan yang kuat dibarengi dengan usaha yang maksimal akan berbuah kesuksesan. Kini kulihat lagi spanduk yang dulu bertuliskan sebuah cita-cita luhur kini berubah menjadi kenyataan. Terbukti dengan Photo-,photo terpampang " Santri-santri penghafal Al-Qur'an 30 juz. Sungguh bahagia rasa hati ini.
Itulah pernyataan Allah dalam hadits qudsi " Sesungguhnya Aku tergantung persangkaan hambaku,..............
Jangan Pelit........
19-2-20



Diakhir pembelajaran kelas IX, seorang musyrif (pembimbing santri putra) menemui istri saya.
" Umi....ini uang saya kembalikan lagi" kata musyrif.
" Uang apa ini pak ustadz ?.. banyak sekali" timpal istri penuh keheranan.
" Ini uang yang setiap bulan umi titip ke saya " kata musyrif.
" Ko... banyak sekali" timpal istri.
" Raju... jarang minta jajan...." Jawab musyrif.
" Oh gitu....makasih ya ustadz " timpal istri.
Saya tidak tahu kenapa putra kedua jarang jajan, mungkin sudah merasa enak dengan makan yang disediakan oleh pondok. ya itulah sifat anak-anak beda-beda. Atau mungkin dia punya uang lain karena kalau dia pulang kemudian mau berangkat lagi biasanya selalu dapat uang dari nenek, adik dan saudara yang lain. Karena dilingkungan saya memberikan kepada anak yang mau menuntut ilmu kepondok sering ngasih uang penyemangat.
Sekarang putra kedua saya sedang menuntut ilmu di pondok modern Gontor pusat.Alhamdulillah, sudah dua tahun disana dan dia aktif difutsal dan kesenian marawis. Sudah dua tahun berturut-turut dia selalu terpakai mengisi pentas seni. karena belum ada santri yang bisa menggunakan alat darbuka. Namanyapun dikenal dikalangan ribuan santri .
Beda pondok beda keadaan, dahulu ketika dirahmaniyah dia selalu menyesihkan, kini digontor hampir setiap Minggu ada saja kegiatan yang berbayar. Oleh karena itu saya harus mentransfer berapapun yang dia minta.
" Assalamualaikum, umi ini Raju..." Kata Raju.
" Waalaikumussalam, ya tong ada apa ?" Timpal istri.
" Maaf ya umi, sepertinya Raju boros yaa" kata Raju dengan rasa malu.
" Tidak tong, tidak kenapa minta aja yang Raju mau" timpal istri.
" Iya umi, Raju mau bayar kegiatan di konsulat " kata Raju.
" Iya udah nanti Aa Fathur yang transfer... belajar yang rajin dan jangan lupa muroja'ah" timpal umi.
" Iya umiiiii.... makasih... assalamualaikum..." Timpal Raju.
" Waalaikumussalam,....." Timpal istri.
Padahal ketika itu saya sedang terbaring dirumah sakit antara hidup dan mati, tetapi keluarga menutupi agar dia konsen belajar. suatu hari dia videocall ke uminya.
" umi dimana....ko seperti di rumah sakit, siapa yang sakit ?" kata Raju.
" Iya, tong.....cing Mia....umi lagi nemenin" jawab istri sambil menjauh dari saya.
" oh......" timpal Raju.
Hampir lima bulan saya di rumah sakit, anakku belum tahu kondisi saya. Setiap 6 bulan sekali dia pulang. Setelah dia pulang dan sudah dirumah baru dikabari bahwa saya sakit. Keesokan harinya dia datang kemudian mengambil tangan saya untuk menciumnya sambil menangis, sayapun ikut larut, kenapa? Karena saya belum pernah mendampinginya. Waktu pengumuman santri baru umi,kakak dan adiknya yang datang, sementara saya disekolahan mengurusi raport siswa.
Alhamdulillah, istri tegar dan selalu memberi semangat untuk anak-anak. Kata istri duit bisa dicari. Tidak pernah mengatakan tidak ada uang ketika berurusan dengan pendidikan anak. Begitu juga kepada putra pertama segala pasilitas pendidikan dicukupi. Ya, memang besar biaya pendidikan sampai saya harus pinjam uang untuk membiayai anak.
Saya teringat pesan guru ngaji " Jangan pelit untuk pendidikan, seberapa besar yang kita keluarkan untuk pendidikan, dia akan kembali berkali-kali lipat dari apa yang dikeluarkan".
Alhamdulillah, terbukti anak pertama telah menghadiahkan sebuah mobil keluaran terbaru untuk saya kesekolah. Oleh karena itu jangan pelit kepada anak terutama dalam pendidikan.
Mari kita hantar anak-anak kependidikan yang berkualitas dan berkarakter. Siapa yang menanam kebaikan, maka dia pula yang menikmati hasilnya.


Menjemput Kematian....
19-2-20




Setiap yang bernyawa diatas muka bumi ini pasti mengalami kematian. Siap atau tidak siap , muda ataupun dewasa, kaya ataupun miskin, rakyat jelata atau raja pasti mati. Apapun yang ada di dunia yang fana ini akan binasa.
Tidak ada yang mengetahuinya, sekalipun seorang nabi atau Rasul Allah, karena kematian rahasia Allah. Kematian bisa kapan saja, bisa dimana saja dan dalam berbagai macam keadaan.
Ketika kematian datang menghampiri, tak ada kata kompromi. Andaikan bisa kompromi mungkin yang beruang akan membayar berapun yang dipinta. Tentunya yang beruntung yang beruang.
Bila kematian telah menghampiri, semua yang kita miliki tidak berarti, harta yang kita banggakan, anak yang kita banggakan, istri atau suami yang kita banggakan tidak ada satupun mengikuti, kecuali satu yang senantiasa mendampingi dan menolong kita, yaitu amal perbuatan kita.
Sebagai mana pernyataan rasul dalam sebuah hadits " ada tiga yang mengiringi jenazah ketika hendak dikubur dua kembali dan yang satu tetap menemani, yaitu dua yang kembali harta dan keluarga sementara yang menemani yaitu amal perbuatan".
Oleh karena itu, mari kita hiasi sisah hidup ini dengan banyak beramal ibadah sesuai dengan kemampuan yang kita miliki. Jika berharta perbanyaklah sedekah karena sedekah amalan yang sangat disukai Allah tetapi dibenci manusia.
Coba kita lihat berbondong-bondong umat Islam pergi haji dan Umroh bahkan bolak balik setiap tahun sementara disekelilingnya banyak yang membutuhkan uluran tangannya.
Gus Sholah pernah berkata,
"Orang Islam paling gemar pergi umroh tetapi tidak gemar akan sedekah"
Jika kita berilmu sebarlah ilmu untuk orang banyak " sampaikanlah dariku walaupun hanya satu ayat " sabda Rasulullah.
Jika kita pandai menulis beramallah dengan tulisan penuh makna bukan sekedar mencari lembaran-lembaran kertas.
Apapun yang kita kerjakan di dunia ini tidak lepas dari pengawasan sang maha kuasa dan akan diminta pertanggung jawaban di mahkamah Allah yang maha adil.
Mumpung masih ada waktu...ayo kita isi hidup ini dengan memperbanyak mengingat akan kematian.
Terimakasih Nak......
20-2-20






Semua guru, murid, sahabat, saudara, tetangga tidak menyangka kalau saya sakit parah hingga harus dirawat berbulan-bulan di rumah sakit.mereka kaget.....
" Bukankah tadi pak Harto mimpin shalat subuh dan wirid sampai selesai" kata tetangga penuh keheranan.
" Tadi saya lihat dia berangkat ke sekolah" kata tetangga kampung tempat saya melintas.
" Sakit apa pak Harto, bukannya tadi ada di sekolah?." Kata guru-guru.
Kini tak terdengar lagi suara alunan wirid di musholla sunyi sepi,kini tak ada lagi canda dan kini tak ada lagi senyum manis murid-murid. Benar-benar sunyi dan sunyi ... mentari pagi tak lagi menyambut, alunan indah panggilan Allah hilang bak ditelan bumi yang terdengar hanya bunyi mesin ventilator dan rekam getak jantung.
Kabar tentang saya pun tersebar ke seluruh penjuru dunia, membuat tetangga, sahabat , murid-murid bahkan orang tua murid. Berduyun-duyun berdatangan silih berganti.
Saya hanya bisa melihat dan mendengar tangisan hati para pembesuk, terkadang saya lihat nampak air mata bercucuran, ingin rasanya menyeka dan menyetop lajunya air mata tetapi apa daya tubuh ini lunglai tak berdaya.
Kulihat murid-murid berdatangan untuk memberikan semangat. Hampir setiap hari Sabtu dan Ahad mereka berdatangan bagaikan gelombang air laut yang berkejar-kejaran, silih berganti seperti sudah ada yang mengatur. Satu jam angkatan yang satu pulang, menyusul angkatan yang lain.
Ada yang tertawa mengingat masa-masa sekolah dahulu yang penuh keceriaan sehingga suasana pada saat itu penuh dengan kegembiraan. Murid-murid yang dahulu imut-imut kini tumbuh besar mengalahkan gurunya.
Inilah kebahagiaan seorang guru, keikhlasan dalam mendidik berbuah kebaikan, menghantarkan murid-murid mencintai guru nya. Kalaulah bukan kebaikan yang kita sebar takkan tumbuh seribu kebaikan.
Terimakasih, wahai anak--anakku kalian adalah murid-murid terbaik, merupakan sebuah kehormatan bagi kami atas simpati kalian berkunjung dan menggalang donasi sehingga membantu pengobatan berkelanjutan.
Alhamdulillah, kini saya sudah kembali mengajar walaupun dalam kondisi serba kurang:
......... kurang ganteng.......
......... Kurang gemuk ........
......... Kurang jelas bicara...
......... Tetapi ada yang tidak pernah berkurang
Yaitu semangat untuk mencerdaskan....
Takkan Kulupakan......
21-2-20






" Tidak akan kami lupakan jasa bapak yang telah mendidik kami, kami selalu ingat nasehat,-nasehat bapak yang penuh inspiratif" kata mereka.
Satu2nya guru yang belain saya pas saya di serang semua guru di sekolah yaitu Cang ato 😁
Keikhlasan bpa mengajar kami, cerita² perjuangan bpa d sela² mengajar, itu yg gk prnh bkin sya lupa sm bpa...
Semoga bpa bs kembali seperti sedia kala, #sehat#semangat, dan selalu #tersenyum...
"Setiap postingan guru sy yg 1 ini gk pernah terlewat sy pasti membacanya. Tulisannya byk pelajaran yg bs diambil. Pengalamannya kisahnya bikin yg baca meneteskan air mata. Dan berfikir buat introspeksi.
Ya allah terima kasih kau pernah menitipkan dia menjadi guruku. Sygi dia terus, sehatkan badannya, panjangkan umurnya ya allah. Biar dia selalu menebarkan ajaran2mu. Semoga dibalik skitnya pak Harto allah mengangkat derajat bapak. Amin." Kata muridku.
Muridku ini sekarang sudah menjadi seorang guru.
Ya, itu kata murid-murid baik lewat perkataan maupun lewat tulisan...aku hanya terharu dan bangga. Aku hanya pesan kepada mereka " Jangan tinggalkan untuk belajar, jangan puas dengan ijazah dan gelar yang kalian miliki, terus maju untuk sukses, lihat ke masa depan lupakan masa lalumu. Jangan katakan saya tidak bisa, jangan katakan saya sibuk, jangan katakan saya miskin, jangan pernah berbohong sekalipun kebanyakan orang bohong sukses, tetapi ingat orang bohong tidak pernah tenang hidupnya."
Akupun tak melupakan orang- orang yang membuat diri ini ingin menulis terus, ketika mau tidur ada aja terpikir besok mau nulis ini ah....
*********"Menulislah setiap saat dan lihat esok apa yang terjadi" ********
Kalimat ini saya dapat dari seorang guru penggerak, dari kalimat inspiratif ini mampu menggerakkan ribuan guru untuk selalu menulis dan bahkan diantaranya sudah menjadi penggerak di daerahnya masing-masing. Penampilannya sederhana apa adanya, tetapi semangatnya untuk mencerdaskan perlu dicontoh.
Sudah tiga kali saya bertatap langsung dengan beliau dalam sebuah pelatihan di wisma Universitas Negeri Jakarta (UNJ) dan disebuah hotel di Jakarta. Pada suatu kesempatan saya bertanya.
" Pak, saya ingin menulis tetapi saya bingung dari mana saya harus memulainya"
Beliau menjawab;
" Tulis apa yang ada disekitar kita,
Tulis apa yang kita bisa,
Tulis saja terus jangan pikirkan tanda baca,
Tulis saja jangan dikoreksi terus'
Tulis saja jangan takut salah".
Inilah diantara jawaban beliau, semenjak itu saya belajar menulis apa yang ada disekitar kehidupan saya. Beliaulah yang menjadi pijakan awal saya menulis, disamping itu juga membeli beberapa buku beliau lalu saya pelajari dan perhatikan bentuk tulisannya.
Alhamdulillah, kalimat penuh inspirasi itu terbukti dengan terbitnya buku perdanaku dengan judul " Mengejar Azan " . Siapa yang punya kalimat itu ?.... Mungkin anda sudah kenal, beliau guru blogger Indonesia, beliau adalah Bang ***Wijaya Kusumah.***
Selain beliau ada dua orang yang tidak kalah pentingnya, saya tidak akan pernah melupakannya, beliau berdua sebagai pembuka jalan menuju penerbitan buku perdanaku. Saya yakin anda sudah tahu semua, beliau yang punya Media guru. Siapa kalau bukan pak ****M. Ihsan dan mas Eko Prasetyo.****
Oleh karena itu, marilah kita menulis mulai dari yang sederhana, dengan bahasa yang sederhana agar mudah dipahami oleh murid-murid dan orang kebanyakan.
Bagi seorang guru pasti lebih mudah karena sehari-hari mereka pasti menulis. Ayo sahabat-sahabatku menulislah setiap saat lihat apa yang terjadi.

Butuh Perhatian ......

26-2-20


Setiap orang pasti berhadapan dengan masalah. Karena hidup itu saja masalah, terus apakah kita harus lari dari masalah, tentunya tidak .... Sekecil apapun masalah kita harus hadapi dengan tenang dan berpikir bagaimana caranya agar mampu mengatasi masalah itu dengan indah tanpa membuang energi berlebihan.
Orang itu menjadi hebat dan besar bukan orang itu tidak berhadapan dengan masalah, justru hebatnya karena mampu mengatasi masalah-masalah besar. Jika kita ingin menjadi orang besar, tetapi masalah kecil saja tidak mampu jangan bermimpi menjadi orang besar.
Jika kita berhadapan dengan masalah, katakan dengan tenang " nah ini proses menjadi orang hebat". Jadikan masalah menjadi tangga-tangga kesuksesan kita menjadi orang hebat.
Suatu hari teman ngobrol dengan saya " Tadi saya berdua dengan kesiswaan berkunjung ke rumah salah satu murid yang sedang bermasalah dengan salah satu guru, murid itu pulang saya samperin ke rumahnya, tahu tidak pak..? Dia bawa senjata tajam, bagus saya datang untuk menahan agar dia melepaskan senjata tajamnya. Alhamdulillah, dia menurutinya, kalau tidak saya tidak tahu apa yang terjadi" kata sahabat saya.
Begitu juga pada suatu kesempatan guru yang lain mengajar dan berdialog dengan murid bersangkutan, guru tersebut bukannya membuat masalah selesai malah memperpanjang masalah. Sementara guru lain pola pendekatannya dengan membelikannya sepatu, tetapi saya pikir kurang tepat, kenapa ?... Karena murid itu orang berada.
Saya mencoba untuk masuk dalam masalah, tetapi sebelum masuk saya pelajari sejarah kehidupannya. Saya lihat dari segi usia, seusia itu biasanya anak sedang mencari jati diri, berontak dan butuh pengakuan serta biasanya hidupnya labil, oleh karena itu butuh perhatian.
Dilihat dari pergaulan anak ini jarang tidur dirumah dan bergaul dengar orang diatas usia dia, akibatnya kurang terkontrol orang tua, apalagi ayahnya jarang di rumah karena dinas keluar dan keluarga tergolong orang mampu.
Melihat hasil yang saya dapati murid tersebut perlu perhatian dan pengakuan dari orang lain. Alhamdulillah, saya mencoba untuk tenang dan seolah-olah saya tidak tahu masalah dia. Saya sering puji dia, sesekali saya suruh untuk menghapus papan tulis, saya pancing dia untuk bertanya kemudian saya berikan penguatan apapun bentuk pertanyaannya.
Menurut saya pertanyaan tidak ada yang jelek, yang saya nilai adalah sebuah keberaniannya minimal untuk mengangkat tangan. Saya beri kesempatan dia untuk memperagakan sebuah dialog antar teman, ternyata dia bagus.
Suatu hari dia minta sesuatu ke saya ,
" maaf pak, boleh tidak saya duduk didepan, ngga papa pak duduk di lantai, soalnya tidak kelihatan" kata murid.
" Ya, silahkan dan jangan berisik serta jangan ganggu yang lain" jawab saya.
Ya, itulah setiap kita pasti berhadapan dengan masalah, apalagi seorang guru yang berhadapan dengan ribuan siswa yang berbeda latar belakang dan berbeda karakter. Andai saja dalam menghadapi dengan emosi juga, apalah jadinya.
Dahulu diawal jadi guru, saya paling ditakuti murid-murid, jika saya datang murid-murid pada masuk semua;
" Awas ada Cang Ato,.....masuk...masuk..." Mereka berteriak sambil berlari.
Apalagi kalau mau sholat, saya cukup berdiri tanpa kata.... mereka langsung duduk tenang.
Saya tidak tahu apa saya galak atau tegas. Pernah suatu hari saya terpaksa melayangkan tamparan kepada lima orang siswa karena perbuatannya sudah keterlaluan. Semuanya saya tampar selanjutnya saya berikan wejangan.
" Tamparan saya kepada kamu tidak seberapa sakit, ketimbang sakitnya hati saya karena perbuatan kalian, saya didik kalian dengan baik tetapi kenapa kamu seperti ini, jangankan saya orang tuamu juga sakit hatinya, saya minta jangan ulangi lagi dan saya tidak mau lagi dengar namamu sampai ke saya, paham kalian..." Kata saya.
" Iya, pak maaf saya tidak mengulangi lagi" Jawab mereka sambil salaman dengan saya dan sayapun sambil menepuk badan mereka.
Setelah banyak mengikuti pelatihan dan banyak baca buku yang berkaitan dengan pendidikan, setidaknya saya hijrah dari masa lalu agar hidup ini lebih bermakna dan menginspirasi, minimal untuk diri sendiri.
Salah satu profesor UPI Bandung telah berkata dalam sebuah kata pengantar dari buku Inspiring Teacher karya Jalaluddin " guru hebat bukan guru yang menguasai materi, metodelogi tetapi guru hebat guru yang mampu menginspirasi siswa-siswinya."
Tidak ada siswa yang tidak baik, hanya saja siswa belum menemukan pigur guru yang baik. Begitu juga tidak ada anak yang tidak baik, hanya saja anak itu belum menemukan orang tua yang baik.(Munif Chatib).
Begitu juga tidak ada guru yang tidak baik, hanya saja guru itu kesulitan dalam menaiki tangga keprofesionalannya.( Munif Chatib ).
Ada Apa dengan Contoh ?......
29-2-20




Satu contoh lebih baik dari seribu kata. Kalimat ini singkat tetapi inspiratif. Entah dari mana saya dapat kalimat ini, yang jelas ketika saya menjadi wakil kesiswaan di SMK Bisnis Indonesia Jakarta, saya pernah browsing di internet mencari kalimat-kalimat inspiratif. Tentunya saya lakukan untuk memotivasi siswa-siswi di sekolah agar menjadi contoh yang terbaik terhadap sesama.
Pemberian contoh dalam mendidik anak bagi orang tua sangat penting dan efektif, karena anak langsung melihat bagaimana proses pembelajaran berlangsung. Jika anak ingin rajin shalat berjamaah di musholla, cukup orang tua sering datang ke mushola Atawa masjid, bagaimana anak mau nuruti perintah orang tua, sementara orang tua tidak melakukannya.
Ada sebuah keluarga sebut saja keluarga pak Ahmad. setiap bulan suci Ramadhan pak Ahmad membiasakan berbagi kepada saudara dan masyarakat baik di kampung tempat tinggalnya maupun di kampung istrinya. Pak Ahmad berbagi sekedar sembako sebagai rasa syukurnya terhadap nikmat yang diberikan oleh Allah,SWT. Pak Ahmad melakukan itu semua dalam rangka mendidik anak-anaknya, pak Ahmad berharap semoga anak-anak dan keturunannya senantiasa menjadi manusia yang peduli kepada saudara dan orang lain.
Sengaja yang membagikan sembako itu anak-anaknya, kenapa?... Karena pak Ahmad secara tidak langsung sedang melatih agar mereka bisa merasakan indahnya berbagi. Alhamdulillah,... anak-anaknya ketika ada momen tentang pengalangan dana untuk sesama tanpa berpikir lagi langsung memberikan uang simpanan jajan yang lumayan cukup besar. Apalagi ketika pak Ahmad sakit berkepanjangan dan bertemu bulan suci Ramadhan sengaja beliau diam, beliau ingin tahu apakah anaknya ada keinginan berbagi.
Alhamdulillah, ketika liburan anak pak Ahmad bertanya
" Pak, kita ngasih sembako nggak ?" Ucap anak pak Ahmad.
" Ngasih nak, udah catat siapa saja yang mau dikasih dan apa aja yang mau dibeli" jawab pak Ahmad.
" Iya pak, besok saya sama ibu belanja" ucap anak pak Ahmad.
Ya, begitulah anak tergantung bagaimana proses pendidikan orang tua. Ada sebuah kalimat yang pernah kita dengar Atawa kita baca ...." Anak adalah cerminan orang tuanya".
artinya untuk melihat karakter atau sifat- sifat orang tua cukup lihat anaknya. Mau menjadi apa anak kedepan?.....ya, tergantung orang tuanya. Rasulullah bersabda;
***** Setiap anak yang dilahirkan dalam keadaan fitrah( suci ) maka tergantung orang tuanya, mau dijadikan Yahudi Atawa Nashara" al-Hadits. *****
Begitu juga seorang guru yang diguguh dan ditiru harus mampu memberikan contoh yang terbaik untuk siswa-siswinya baik langsung maupun tidak langsung. Misalnya disela-sela mengajar guru bisa menyuguhkan contoh cerita atau sebuah film yang dapat menginspirasi siswa-siswinya agar menjadi manusia sukses dikemudian hari. Atawa dalam beribadah shalat berjamaah, guru bukan hanya pandai memerintah, tetapi guru juga harus memberikan contoh dengan melakukan shalat berjamaah bersama dengan siswa.
Metode pemberian contoh merupakan metode yang terbaik untuk menghantarkan siswa mencapai kesuksesan dalam proses pembelajaran. Tetapi menurut profesor Muhammad Sathori Ismail " pemberian contoh saja belum cukup, sekalipun pemberian contoh merupakan metode yang terbaik dalam proses pendidikan. Ada yang lebih baik lagi, yaitu pendekatan secara personal."
Tentunya pendekatan personal dilakukan pada kasus tertentu saja yang perlu penanganan khusus dan lebih mengenai sasaran yang hendak dicapai. Bisa juga dikatakan metode pemberian contoh plus.
Nabi Muhammad SAW, didalam da'wah menyebarkan agama Islam beliaupun selalu memberikan contoh yang terbaik untuk umatnya, sehingga Allah SWT, memuji beliau dalam firman-Nya yang termaktub dalam kitab suci Al-Qur'an.
***** "Sungguh pada diri Rasulullah SAW, terdapat contoh suritauladan yang baik"*****