Setiap manusia, setiap orang bahkan diri kita sendiri, tak pernah mengetahui apa yang akan terjadi dikemudian hari. Terkadang kita melihat sesuatu yang tidak baik pada diri seseorang, dengan serta-merta kita menghakiminya dan menganggap orang itu hina. Kita tidak tahu bahwa hidup ini adalah proses tidak instan. Boleh jadi apa yang kita anggap hina, justru dia baik untuk kita. Sebaliknya, apa yang kita anggap baik, justru dia tidak baik untuk kita. Bagaimana sikap kita seharusnya?.....ya, berpikir positif saja.karena seburuk apapun orang masih ada sisi positifnya, hanya saja dia butuh bantuan kita untuk menjadi baik.
Mari kita belajar dari kisah ini!...
Suatu hari Rasulullah bercerita kepada para sahabat" Dahulu ada seorang anak manusia yang hidupnya penuh dengan kedzaliman, perbuatannya selalu membunuh orang yang tidak disukai, hampir sembilan puluh sembilan orang dia bunuh.
Pada suatu saat, dia mengalami kegalauan, kegelisahan hingga dia banyak melamun, sepertinya ada seberkas cahaya kebaikan yang menerangi hatinya hingga dia sadar atas apa yang diperbuatnya. Dalam hatinya berkata" andaikan aku bertobat, masih adakah pintu tobat untuk ku". Untuk menghilangkan kegelisahan itu, diapun mencari orang yang bisa menenangkan hatinya.
Ditengah jalan dia bertemu dengan seseorang pemuda.
" Hai, bung tolong tunjukkan aku kepada orang suci di daerah ini" tanya si pembunuh.
" Iya, tuan, disana ada seorang Rahib(Pendeta)" jawab si pemuda.
" Ok, terimakasih" ucap si pembunuh.
Kemudian Si pembunuh berjalan kearah rumah Rahib. Sesampainya disana si pembunuh menjelaskan maksud kedatangannya.
" Ada maksud apa tuan datang kesini?" Tanya Rahib.
" Saya mau bertanya" jawab pembunuh.
" Silahkan tuan" kata Rahib mempersilahkan.
" Begini Hib, aku ini pernah membunuh sembilan puluh sembilan orang, apakah ada pintu tobat untukku" tanya pembunuh.
" Waduh,....dosa kamu udah terlalu banyak,sudah tidak ada maaf bagimu, tuhan tidak akan memaafkan" jawab Rahib.
Mendengar seperti itu si pembunuh kemudian membunuh Rahib tersebut, hingga genap seratus orang yang dia bunuh. Tetapi hatinya masih penasaran untuk bertanya kepada orang pintar yang lain.
Diapun berjalan lagi dan bertanya kepada orang yang dia jumpai di jalan. Kemudian orang tersebut mengarahkan kerumah orang A'lim yang ada di daerah tersebut.
Diapun berangkat dan bertemu dengan orang A'lim tersebut.
" Silahkan duduk" perintah si A'lim.
" Ada apa kamu datang kesini" tanya si A'lim.
" Aku telah membunuh sembilan puluh sembilan orang tambah si Rahib jadi semuanya seratus orang" jawab pembunuh.
"Terus yang kamu mau tanyakan apa?" Tanya si A'lim.
" Masih adakah pintu tobat untukku?" Tanya pembunuh.
" Sebesar apapun dosa yang dilakukan seorang hamba, jika dia bertobat atau kembali kepada Allah SWT, pasti Allah SWT, terima tobatnya" jawab si A'lim.
" Alhamdulillah, makasih pencerahannya" ucap pembunuh.
" Entar dulu, tapi ada syaratnya" ucap si A'lim.
" Waduh.....ada syaratnya" ucap pembunuh penuh penasaran.
" Kamu harus tinggalkan kampung kamu yang penuh maksiat dan tinggallah di kampung para ahli kebaikan" ucap si A'lim.
" Ok, makasih...aku jalankan syarat itu" kata pembunuh.
Pulanglah pembunuh itu, diambilnya semuanya barang yang hendak dia bawa. Keesokan harinya dia berangkat meninggalkan kampungnya menuju kampung yang dia tuju. Ditengah perjalanan dia mendadak meninggal. Turunlah dua malaikat, yaitu: malaikat Rahmah dan malaikat penyiksa. Terjadilah perebutan terhadap jasad pembunuh.
" Ini milik saya, dia tidak pernah melakukan kebaikan dalam hidupnya" kata malaikat penyiksa.
" Tidak bisa begitu, justru dia milik saya, betul dia tidak pernah melakukan kebaikan, tapi dia niat bertobat" sangkal malaikat Rahmah.
Ditengah perdebatan, datanglah malaikat penengah.
" Begini saja kita ukur jaraknya, mana yang lebih dekat kampung ahli kebaikan atau kampung yang dia tinggalkan" kata malaikat penengah memberikan solusi.
Diukurlah,.... setelah diukur ternyata lebih setapak, artinya lebih dekat kekampung ahli ibadah. Riwayat lain mengatakan dadah pembunuh lebih condong ke kampung ahli ibadah. Akhirnya pembunuh dibawa oleh malaikat Rahmah. Kesimpulannya tobatnya diterima dan dimasukkanlah ke dalam surganya Allah SWT.
Firman Allah SWT,
" Sesungguhnya Allah SWT, mencintai orang-orang bertaubat dan orang-orang menyucikan diri".........
Mari kita belajar dari kisah ini, bahwa yang menyebabkan seseorang hamba masuk ke surga bukan karena sesuatu, tapi karena rakmat dari Allah SWT. Oleh karena itu janganlah kita berburuk sangka kepada sesama.
Teguh Pendirian
Suharto
MTsN 5 Jakarta
17 April 2020
Hidup ini penuh masalah, solusi untuk keluar dari masalah juga masalah, akhirnya hidup ini serba salah. Pernahkah kita mendengar teman, saudara atau diri kita sendiri mengalami hidup jadi serba salah. Kenapa hal ini terjadi?... karena kita tidak punya prinsip hidup, kita melakukan sesuatu bukan mengikuti kata hati kita, tapi kita mengikuti kata orang alias tidak punnya sikap Teguh Pendirian.
Mari kita lihat cerita ini !............
Ada dua orang manusia, yaitu seorang anak dan seorang bapak, serta satu keledai. Suatu hari mereka pergi menyelusuri sebuah perkampungan. Anak naik keledai sementara bapak berjalan kaki sambil memegang tali pengikat keledai, ketika dipertengahan jalan ada seseorang berkata" dasar anak tidak berbakti kepada orang tua, masasih bapaknya disuruh jalan sambil memegang tali, sementara dia enak-enakan nangkring di atas keledai" cetus seseorang yang melihatnya.
" Iya, betul juga. Kenapa bukan bapakku yang menaiki keledainya? Pikir sianak.
Tanpa banyak bicara, seorang anak turun dan mempersilahkan bapaknya menaiki keledai.
" Bapak, silahkan naik sepertinya bapak yang lebih pantas naik keledai dari pada aku" kata anak.
Lalu si bapak naik, sementara si anak berjalan sambil memegang tali pengikat keledai. Terus mereka berjalan, ketika mereka melewati perkampungan yang lain. Mereka berpapasan dengan seseorang" eh, orang tua kamu tidak punya pikiran ya, masasih anak kamu berjalan, sementara kamu dengan asiknya duduk diatas kuda, orang tua macam apa pula kau, teganya.... teganya....teganya" ucap seseorang sambil menyindir dengan sepotong lirik sair lagu Megi Z.
Akhirnya si bapak dan si anak naik berduaan, mereka terus berjalan, pas sampai di pinggir kampung bertemu dengan seseorang" kalian gila ya, keledai sekecil itu kamu naikin berdua, bisa mati tuh keledai" tegur seseorang.
Tanpa pikir lagi, si bapak dan si anak turun dari keledainya, mereka akhirnya tidak menaiki keledai tersebut, mereka berjalan terus sampai perkampungan ketiga, mereka berpapasan lagi dengan seseorang" hai, mau kemana kalian, kenapa berjalan kaki, buat apa keledai dibawa" ucap seseorang di jalan.
Begitulah gambaran kehidupan dan itu ada dalam kehidupan. Nah, sekarang bagaimana sikap kita?....
Jadilah hidup laksana batu karang dilautan, dia kokoh, kuat walau ada hantaman ombak bertubi-tubi dari berbagai arah menghantam.
Jadilah hidup laksana ikan di lautan, dia tetap tawar walaupun dikelilingi air asin.
Jadilah hidup laksana burung elang, dia terbang bebas mengepak sayapnya kemana saja dia mau tanpa memperdulikan yang lain.
Biarkan anjing menggonggong, kafilah berlalu.
Jangan jadikan hidup laksana air di daun talas, yang mudah terombang-ambing.
Jalani hidup apa kata hati kita, tanpa peduli apa kata orang. Orang lain hanya pandai melihat dan bercakap, sementara kita lebih tahu dan merasakan apa yang terjadi pada diri kita. Teguh Pendirian itu harus ada pada setiap kita, jika kita tidak mau diombang-ambingkan oleh orang lain.

Hidup ini laksana perlombaan, siapa yang lebih menguasai kehidupan dialah yang menjadi pemenang. Dibutuhkan kecepatan, ketepatan, dan keahlian dalam meraih kemenangan tersebut. Orang akan berebut ketika yang dihidangkan kenikmatan hidup, tapi orang akan saling mendorong kedepan jika yang dihidangkan bukan kenikmatan.
Coba kita perhatikan, jika ada seruan untuk sedekah adakah yang berebut main dulu-duluan, andaikan ada mikir dahulu baru mengasih itupun nunggu yang lain, tetapi jika seruan mengambil sesuatu yang berharga, pasti tanpa pikir lagi, andaikan berpikir, pikiran nya takut kehabisan. Ya, begitulah kehidupan yang terjadi, tapi tidak semua seperti itu, masih banyak orang tidak seperti itu. Tentunya yang membedakannya dari tingkat keimanan dan keilmuan yang dimiliki.
Begitu juga kehidupan diakhirat, ada sebuah kisah yang terjadi pada penghuni surga yang berebut masuk surga. Siapakah mereka itu?...
Sihaji mabrur,simati Sahid, situkang sedekah, dan sialim. Karena mereka berebut akhirnya dihadang oleh malaikat, lalu dipanggil satu-persatu.
" Kamu duluan, kenapa kamu mau masuk surga, adakah kamu punya tiket" tanya malaikat.
" Ane haji mabrur, siapa orang pergi haji dan mendapatkan predikat haji mabrur, maka Allah akan masukkan ke Surga" jawab haji mabrur.
" Dari mana kamu tahu bahwa haji mabrur itu masuk surga" tanya malaikat lagi.
" Dari orang a'lim" Jawab sihaji mabrur.
" Kamu itu songong sama orang a'lim, mau masuk duluan sementara orang a'lim belum masuk" ucap malaikat.
Akhirnya sihaji mabrur mundur kebelakang.
Berikutnya mati Sahid, " kenapa kamu masuk surga?...mana tiket kamu ?.. tanya malaikat.
"Lah, ini tiketku,....ente ngga liat,....nih lobang-lobang peluru ada di tubuhku, aku gugur dalam membela agama Allah SWT, bukankah gugur membela agama itu disebut Sahid?...bukankah mati Sahid itu jaminannya surga?". Jawab di Sahid.
" Entar dulu, ane tanya dulu, ente tau mati Sahid masuk surga dari mana ?" tanya malaikat lagi.
" Dari orang a'lim, emangnya kenapa, Kat?" Jawab Sahid.
" Ente ngga punya adab, mau nyelonong aje sementara orang a'lim ada bersamamu" ucap malaikat.
" Iya, deh....maaf....ane belakangan" jawab Sahid. Sahidpun mundur.
Berikutnya ahli sedekah, " aneh udah paham, biarkan guru ane yang masuk duluan saya belakangan" ucap ahli sedekah.
Akhirnya orang a'lim yang dipersilahkan masuk duluan.
"Wahai orang a'lim, silahkan anda masuk" seru malaikat.
" Tidak, jangan saya duluan, memang saya yang ngajari mereka, tetapi kalau tidak ada bantuan dari ahli sedekah tidak mungkin dakwah saya sampai ke umat, karena madrasah, masjid, musholla, majlis ta'lim dan lainnya mereka para ahli sedekah yang membangunnya, karena itu mereka yang pantas masuk duluan, biar saya belakangan" jawab si a'lim.
Keimanan dan ilmu yang dimiliki seorang a'lim, tidak serta Merta dia berbuat akan sesuatu, dengan ilmu dia mampu menempatkan diri dan tau diri. Sementara balasan orang yang senantiasa mengeluarkan sebagian rezekinya dijalan Allah, akan dibalas dengan balasan yang berlipat ganda.
Mari kita sisihkan rezeki kita untuk membantu saudara-saudara kita yang sedang membutuhkan, apalagi dalam kondisi sekarang ini, negeri kita sedang tertimpa musibah serangan virus Corona yang berimbas pada seluruh sektor kehidupan, terutama sektor ekonomi yang sedang lesuh.

Berawal dari teman memposting sebuah tayangan video yang sedang viral di medsos melalui akun whatsapp group, saya memberikan komentar tentang video tersebut, " Hati-hati terhadap berita yang diambil dari medsos, perlu diteliti kebenaranya atau Tabayyun. Lebih baik tulisan sendiri, ayo saya tunggu tulisannya" kata saya.
Terkadang kita berasumsi melihat sesuatu itu apa adanya padahal kita melihat dengan kita adanya. Akhirnya terjadi pembenaran atas akunya bukan apa yang terjadi sebenarnya.
Tayangan video itu tidak salah, yang menjadi permasalahannya adalah peristiwa yang terjadi pada video tersebut bukan menjelaskan pada peristiwa yang sedang terjadi sekarang, melainkan pada peristiwa yang lain. dengan demikian video itu hoax, alias tidak benar.
Tabayyun dalam bahasa indonesia adalah mencari kejelasan tentang sesuatu hingga jelas benar keadaannya. Sedangkan secara istilah adalah meneliti dan meyeleksi berita, tidak tergesa-gesa dalam memutuskan masalah baik dalam hal hukum, kebijakan dan sebagainya hingga jelas benar permasalahannya.(copas)
Kenapa itu terjadi? Karena terkadang kita tidak meneliti lagi terhadap apa yang terjadi, karena kita terbius oleh peristiwa tersebut atau terbawa larut dalam emosi sesaat atau kurangnya wawasan. Banyak peristiwa-peristiwa yang dishare di dunia Maya sekilas mata benar adanya, tetapi setelah diselidiki ternyata tidak benar adanya.
Terus bagaimana sikap kita agar tidak terjebak pada pemberitaan berita hoax. Cukup sederhana saja, teliti dahulu kebenarannya, jangan gegabah, jangan tergesa-gesa, jangan memponis terdahulu, jangan menghakiminya dan jangan mengeshare atau memposting sesuatu yang tidak kita ketahui atau belum jelas adanya. Terus lihat adakah manfaatnya untuk kita apalagi orang lain.
Apa akibatnya jika menyebarkan berita hoax atau kebohongan? akan timbul permusuhan terhadap orang atau sekelompok orang yang tidak terima atas pemberitaan yang tidak benar. Hal ini bisa dikatagorikan perbuatan fitnah.
Peristiwa hoax pernah terjadi di zaman Rasulullah SAW, dimana Siti Aisyah istri Rasulullah di fitnah berselingkuh dengan seorang sahabat Rasulullah, berita ini hoax dan tersebar kemana-mana yang pada akhirnya sampai berita itu ke Rasulullah, hingga Rasulullah termakan berita hoax tersebut.
Kejadian tersebut menjadikan rumah tangga beliau sempat goyah, hingga antara beliau dengan Siti Aisyah agak sedikit renggang. Teguran Allah turun Melalui firman-nya, yang intinya jangan terlalu percaya dengan berita yang belum teruji kebenarannya.
Akhirnya Siti Aisyah dan Sahabat yang menjadi berita viral di masyarakat dihadirkan dihadapan Rasulullah dan para sahabat. Diceritakanlah kronologi peristiwa tersebut. Bahwa kejadian itu berawal dari tertinggalnya barang milik Siti Aisyah, sementara rombongan sudah meninggalkan tempat. Siti Aisyah kembali ke tenda untuk mengambil nya, setelah barang didapatkan dia berpapasan dengan seorang sahabat yang tertinggal rombongan, kemudian Siti Aisyah berjalan berduaan untuk mengejar Rombongan Rasulullah. Begitulah kejadiannya.
Tabayyun dalam segala sesuatu harus dikedepankan sebelum memutuskan suatu masalah hingga tidak menimbulkan masalah. Oleh karena itu berhati-hatilah dan pandai-pandailah dalam menyikapi sesuatu.
Salam literasi...

Setiap orang ingin hidupnya sukses, tetapi tidak semua orang bisa meraihnya. Kenapa bisa terjadi seperti itu?.... Terus kalau begitu kesuksesan itu milik siapa?....
Apakah kesuksesan itu tercapainya sesuatu yang kita inginkan atau cita-citakan?... Misal mendapatkan kedudukan atau naik pangkat bagi pekerja, mendapatkan nilai tertinggi bagi yang sekolah, mendapatkan anak orang kaya biar hidup terjamin bagi seorang wanita atau pria. Bisa iya bisa tidak, yang jelas Kesuksesan yang sebenarnya adalah kesuksesan yang diraih dengan usahanya sendiri dan bisa dinikmati oleh diri sendiri dan orang banyak. Buat apa sukses jika jauh dengan keluarga, sistem jauh dari kebenaran atau jauh dari kejujuran.
Kapan bisa dilihat bahwa kesuksesan itu ada pada diri seseorang?....ya, ketika orang tersebut mampu menikmati hasil yang diperolehnya. Bahkan lebih dari itu, sebagaimana Amirullah Syarbini dan kawan mengatakan:"gambaran manusia yang sukses seutuhnya adalah manusia yang ketika lahir ke dunia ia menangis dan orang lain tersenyum bahagia. Sebaliknya , ketika ia meninggal dunia,ia tersenyum dengan manis dan orang yang berada disekitarnya menangis, karena merasa kehilangan."
Ada seorang teman mengatakan" kejarlah kesuksesan sebelum umur mencapai empat puluhan, karena setelah itu Sulit untuk meraihnya". Kenapa bisa begitu ?mungkin umur dibawah empat puluhan masanya untuk mengejar impian, tenaga masih kuat dan masa-masa produktif, Setelah itu tinggal mengembangkan, berbagi dan menikmatinya.
Bagaimana caranya meraih kesuksesan,?..
Ada beberapa kiat menuju kesuksesan, diantaranya:
1. Keyakinan, hal ini menjadi modal awal dan utama untuk meraih sebuah kesuksesan, tanpa keyakinan yang kuat sulit rasanya untuk mencapai kesuksesan. Keyakinan adalah kepercayaan terhadap diri bahwa dirinya mampu untuk melakukan sesuatu. Hal ini harus tertanam dalam hati yang paling dalam sebagai sugesti untuk melakukan sesuatu. Katakan pada diri" saya yakin pasti bisa,.....saya yakin pasti bisa, saya yakin pasti bisa,... bismillah....." Jangan lupa sertakan Allah SWT, agar kamu tidak takabur.
2. Focus, jika melakukan suatu pekerjaan apapun diperlukan perhatian penuh pada sesuatu yang dikerjakan. Jika tidak sulit rasanya untuk meraih apa yang kita inginkan. Focus sangat dibutuhkan ketika kita ingin menggapai mimpi. Singkirkan penghalang-penghalang yang menyebabkan hilangnya focus. Berikan waktu khusus untuk melakukannya.
3. Konsisten, dalam melakukan sesuatu dibutuhkan keajegan, ketetapan atau tidak mencla-menclo. Konsisten dalam melakukan sesuatu yang dilakukan.misal ketika kita mengatakan sesuatu tentang sebuah kejujuran, dalam kondisi apapun kita mengatakan seperti apa yang pertama kali kita katakan. Konsisten dengan bidang yang kita kerjakan dan konsisten terhadap waktu yang telah dijadualkan.
Jika keyakinan, focus dan konsisten ini ada dalam diri pribadi seseorang. InsyaAllah, sesuatu yang diimpikan akan menjadi sebuah kenyataan. Setiap orang pasti akan mampu mencapai tangga-tangga kesuksesan, jika dikerjaan dengan penuh kesungguhan, sebagai mana maqola Arab" MAN JADDA WA JADA" Siapa yang bersungguh-sungguh, pasti sukses/berhasil.
Semua orang berhak untuk sukses, kesuksesan bukan milik orang-perorang atau golongan tertentu.
Ingatlah !......ingatlah!...... ingatlah !.... "kesuksesan bukan milik orang pintar, tetapi kesuksesan adalah kepunyaan orang yang mau berusaha." Maka yakinlah, pasti anda bisa !..




Bacalah ! Lihat Apa yang Terjadi

Pada saat dunia Barat dalam kegelapan dan kehancuran, dunia Islam tampil sebagai sebuah peradaban manusia yang mencapai puncak keemasan dan kejayaan, hal ini ditandai dengan banyak bermunculan ilmu pengetahuan dan lahirnya para ilmuwan dalam berbagai disiplin ilmu.
Ilmu yang berkembang pada saat itu bukan hanya pengetahuan seputar keilmuan Al-Qur'an dan hadits, tetapi semua disiplin ilmu pengetahuan lainnya. Diantaranya; filsafat, kedokteran, matematika, kimia, oftic, pendidikan, sastra, seni, geografi, astronomi dan lainnya.
Sementara para ahli ilmu kenamaan yang turut menyumbang karya besarnya dan terus abadi sampai kini, yaitu: Ibnu Sina, ahli kedokteran dengan karya emasnya "Asy-Syifa"( The book of healing) dan "Al-Qonun" ( The Canon of Medicine) yang menjadi rujukan ilmu kedokteran dunia. Ibnu Rusyd, ahli kedokteran .Al-Zahrawi, ahli ilmu bedah dalam kodokteran.Al-Khawarizmi, ahli bidang Matematika ( Al-Jabar, Al-Goritma dan sistem penomoran) dan astronomi.Ibnu Haytham, ahli oftic ( AlManazir) the book of optics. Ibnu Haytham, ahli kimia , Ibnu Khaldun, ahli sejarah dan masih banyak ahli-ahli lainnya.
Kenapa dunia Islam begitu maju saat itu?... karena Khalifahnya cinta akan ilmu pengetahuan dan rakyatnya gemar membaca. Apa buktinya?...dia bangun perpustakaan ( Baitul Hikmah ) dan dia kirim para ilmuwan untuk mencari sumber-sumber ilmu pengetahuan keberbagai negeri - Yunani ( perwakilan dunia Barat), India, Cina ( perwakilan dunia Timur) dan lainnya - kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa Arab.
Perpustakaan bukan hanya tempat dipajangnya deretan buku, tetapi lebih dari itu, perpustakaan juga dijadikan tempat bertemunya para ahli untuk berdiskusi dan tempat penelitian berbagai ilmu pengetahuan.
Kecintaan akan ilmu pengetahuan dan gemarnya rakyat untuk membaca menghantar Islam mencapai masa keemasannya( The Golden Age).
Benarkah membaca adalah jendela dunia ?...ya, dengan membaca setidaknya bertambah wawasan kita terhadap sesuatu. Semakin kita banyak membaca semakin banyak pengetahuan yang kita dapati, pada gilirannya akan berdampak pada pola pikir ( mindset) kita, cara pandang kita dan selanjutnya akan menjadi compas dalam menuntun prilaku kita.
Bukankah Nabi Muhammad SAW, mengajarkan kita dari empat belas abad yang lalu tentang "MEMBACA"( IQRA). Yang diabadikan dalam Al-Qur'an surat Al-Alaq ayat satu sampai ayat kelima,"
Allah SWT berfirman:
اِقْرَأْ بِاسْمِ رَبِّكَ الَّذِيْ خَلَقَ
"Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan
خَلَقَ الْاِنْسَانَ مِنْ عَلَقٍ
"Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah."
اِقْرَأْ وَرَبُّكَ الْاَكْرَمُ
"Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha Mulia."
الَّذِيْ عَلَّمَ بِالْقَلَمِ
"Yang mengajar (manusia) dengan pena."
عَلَّمَ الْاِنْسَانَ مَا لَمْ يَعْلَمْ
"Dia mengajarkan manusia apa yang tidak diketahuinya."
(QS. Al-'Alaq 96: Ayat 1-5).
Membaca bukan hanya sekedar membaca buku saja, bahkan lebih dari itu, tentunya sesuai dengan keahlian masing-masing, contoh membaca alam bagi seorang nelayan, membaca situasi trendy atau peluang pasar bagi pengusahadan lainnya. Jika seseorang tidak pandai membaca, maka butalah dia.
Membacalah, lihat apa yang terjadi pada diri kita. Membaca tidak harus di bangku sekolah, kuliah atau di perpustakaan. Membacalah dimana saja, yang terpenting jangan tinggalkan membaca.

Pentingkah Saling Ketergantungan


Setiap orang ingin hidupnya selalu meningkat, berubah kearah yang lebih baik. Sedikit lelah, tapi hasil melimpah bahkan kalau perlu berlipat-lipat kali limpah. Tidak ada yang mustahil di dunia ini, jika kita mau pasti bisa. Kemandirian dalam menjalani kehidupan itu suatu yang utama, tetapi hasilnya tidak efektif, tidak maksimal, asal sukses saja dan bisa ditakar hasilnya. Terus bagaimana jika kita ingin mendapatkan kesuksesan lebih maksimal ?... kita harus melakukan saling ketergantungan ( interdependece) .
Suatu contoh ketika saya belajar untuk menjadi seorang motivator. Berawal dari melihat kebanyakan kondisi murid-murid yang kurang bergairah untuk belajar hingga membuat saya selalu berpikir bagaimana caranya agar murid-murid mempunyai semangat belajar, materi apapun yang diberikan guru tidak akan menambah kepintaran murid-murid tersebut.
Saya mencoba untuk menemukan solusinya, murid-murid harus disentuh alam bawah sadarnya (hatinya), salah satu cara untuk membangkitkan semangat lewat motivasi. Sejak itu saya pelajari berbagai macam buku, video dan ikut pelatihan yang berkaitan dengan motivasi, hingga sedikit banyak saya bisa menjadi motivator dilingkungan sekolah.
Setelah saya jalani sepertinya ada yang kurang dan itu saya rasakan sendiri, saya butuh orang yang membantu mengoperasikan sound sistem dan laptop serta yang tidak kalah pentingnya juga bagian foto grafer. Jika ketiga keahlian saling bersenergi satu dengan yang lainnya hasilnya jauh lebih baik, oleh karena itu butuh kolaborasi, bekerjasama atau saling ketergantungan.
Jika kepandaian ada pada kemandirian personal dikolaborasikan dengan personal yang lain akan menghasilkan suatu yang lebih dibandingkan dengan hasil yang dilakukan secara personal.
Ada tiga hal yang manusia alami dalam hidup ini, yaitu ketergantungan, kemandirian dan saling ketergantungan. Pada tahap awal, sifat ketergantungan ( independence). Ketergantungan dengan orang lain sangat dibutuhkan, jika tidak mendapatkan , maka sudah dipastikan tidak akan bertahan lama hidupnya di dunia ini. Pada saat inilah sifat ketergantungannya sangat tinggi. Dia sangat membutuhkan peran orang lain untuk mencapai kemandirian, kondisi ketergantungan akan lepas , jika seseorang sudah mampu berpijak dan berusaha sendiri.
Jika sifat ketergantungan terjadi pada diri kita, sulit rasanya kita untuk melangkah, tidak bebas, jika berhasil itu karena orang, jika kita salah,caci maki yang kita dapati.
Tahap kedua, tahap kemandirian( dependence), Tahap nilai akunya lebih dominan dari orang lain. Kepercayaan akan dirinya lebih dominan, hingga ia tidak memerlukan orang lain untuk mencampuri urusannya. Kemandirian untuk menentukan hidupnya, mau seperti apa dia tergantung dirinya dan dia bisa memecahkan permasalahan-permasalahan hidupnya sendiri.Karena kemandirian sifat utama dalam menjalani hidup ini.
Tahap akhir, tahap saling ketergantungan ( interdependece).kerja sama bukan sama-sama kerja. Kerja sama, saling senergi satu sama lainnya dalam melaksanakan suatu pekerjaan yang besar. Hal ini sangat dibutuhkan sekalipun kemandirian mampu melakukan, tetapi tidak maksimal.
Apalagi dalam sebuah organisasi dibutuhkan saling ketergantungan, tanpa ini sepertinya jauh panggang dari api. Begitu juga dalam dunia pendidikan bahkan dalam rumah tangga butuh saling ketergantungan antara seorang suami dan istri untuk menghasilkan anak-anak yang berkualitas. Jika satu sama lainnya tidak punya sinergi sulit rasanya menciptakan keluarga berkualitas. Oke karena itu hidup ini butuh saling ketergantungan karena hidup ini tidak sempurna, untuk mencapai kesempurnaan butuh kerjasama, saling senergi,dan saling ketergantungan.
Kemandirian
Beranjak dari kepercayaan diri dalam menghadapi kehidupan, akan tumbuh pada diri sifat kemandirian, ketika kemandirian itu ada pada diri seseorang, maka orang tersebut akan mampu menyelesaikan permasalahan-permasalahan hidup yang dihadapinya.
Kemandirian itu harus ada pada diri seseorang, sekalipun pada sisi lain hidup itu tidak lepas dari ketergantungan dengan orang lain, tetapi semua ada saatnya. Kapan kita harus ketergantungan?....dan kapan kita harus mandiri?....ketika ketergantungan kita lebih dominan, kita takkan mampu berpijak, apalagi untuk melangkah. Terus bagaimana solusinya?... sederhana saja,..... belajar melihat kekurangan dan kelebihan diri.
Apa yang dilakukan terhadap kekurangan dan kelebihan?..... sederhana saja, cukup tulis kekurangan-kekurangan yang ada pada diri kita, terus.....! Ya, belajar memperbaikinya. Kemudian bagaimana dengan kelebihan?...gampang itu mah!.... kembangkan kelebihan yang ada pada diri kita, lalu tunjukkan kepada dunia, agar dunia tertarik kepada kemampuan kita. Ketika orang tertarik itulah kesuksesan kita.
Belajar dari pengalaman hidup melihat karakter anak-anak dirumah. Anak-anak di rumah kalau diperhatikan mempunyai karakteristik berbeda, tapi saya mau melihat satu karakter saja. Anak sulung ketika SMP dia tertarik dengan handphone, dia tidak berani minta kepada orang tua, pasti tidak dikasih. Apa yang dia lakukan?.....dia sisihkan sebagian uang jajannya, setelah itu dia memiliki apa yang dia cita-citakan.
Begitu juga anak yang kedua, sejak kecil sudah nampak kemandiriannya. Suatu hari dia ingin mandi, ketika ingin masuk ke kamar mandi, dia dapati lampu sedang of alias mati. Apa yang dia lakukan agar lampu itu hidup, sementara stop kontak tidak bisa dijangkaunya?.....apakah dia panggil orang lain?.... tidak. Dengan cerdiknya dia ambil sapu lalu dia ketuk dan lampu menyalah. Bagaimana jika sapu tidak didapati?.... diapun tidak kehabisan akal. Dia tarik kursi lalu dia naik dan menekan stopkontaknya, menyalahlah lampu itu.
Kedua contoh sederhana dari anak-anak tersebut adalah kedua anak itu mampu memecahkan permasalahan hidupnya sendiri. Hingga sifat kemandiriannya menghantar pada kesuksesan berikutnya.
Kalaulah ini tertanam pada diri, anak-anak dan murid-murid kita, pasti mereka akan mampu memecahkan permasalahan-permasalahan hidupnya tanpa membebani orang lain begitu juga orang tua.
Mari kita hantarkan diri, anak-anak, dan murid-murid kita menjadi manusia yang memiliki kemandirian.
Salam literasi......
Tidak ada satupun manusia di dunia ini yang mengetahui tentang garis kehidupan, begitu juga diri kita, suka dan duka seperti apa yang kita akan hadapi kita juga tidak tahu, karena Kehidupan adalah sebuah misteri, dia akan terungkap setelah kita selesai menjalani kehidupan. Semua kejadian dalam kehidupan ada pada genggaman sang pengatur kehidupan. Manusia hanya punya usaha untuk berubah, tetapi sang maha kuasa yang menentukan.
Belajar dari pengalaman hidup, ketika kita punya posisi diatas banyak orang yang melihat, banyak yang mengaku saudara, banyak yang mengaku teman, tidak ketinggalan juga sahabat karibpun datang, tetapi ketika pada posisi dibawah apalagi sedang mendapat ujian, mereka datang, tapi satu persatu mundur perlahan- perlahan hilang entah kemana. Hanya yang tersisah seorang sahabat.
Pernah saya mendengar seorang Ustadz sedang ceramah" untuk membedakan teman dengan sahabat itu mudah, jika kita sehat dan lagi senang banyak yang mengaku dan datang menghampiri itulah teman, tapi jika kita sedang mendapat ujian dan dia datang itulah sahabat".
Jadi sahabat adalah orang yang senantiasa ada dalam suka dan duka. Sahabat adalah orang yang mampu memotivasi dan menginspirasi serta mempunyai rasa kepedulian yang tinggi melebihi yang katanya saudara.
Begitu juga yang saya alami dalam hidup ini, ketika saya tertimpa musibah dan tersiar kemana-mana. Berita itu terdengar oleh para sahabat, mereka datang bagai gelombang berkejar-kejaran. Kesibukan tidak menghalanginya untuk datang melihatnya. Bahkan ada seorang sahabat yang empatinya menjadikan pelajaran untuk saya.
Dia bukan siapa-siapa, keluarga bukan apalagi kuturunan nasab, dia hanya seorang sahabat yang jarang bertemu puluhan tahun lamanya, tetapi empatinya melebihi keluarga yang masih keturunan nasab dan punya milyaran rupiah di bank-bank. Dia berkali-kali mendonasikan sebagian rezekinya hingga saya dapat melakukan terapi berkelanjutan.
Mungkin ini balasan Allah SWT terhadap apa yang kita lakukan kepada orang lain, setidaknya sakitku bisa menolong dua keluarga yang membantu saya setiap harinya. Hingga Allah SWT gerakan orang lain untuk menolong meringankan beban hidup ini.
Saya ingat kata-kata yang dia nukil dari hadits nabi " sebaik-baik manusia adalah manusia yang banyak manfaatnya".
Setidaknya Empatimu Mendidikku, untuk senantiasa berbagi kepada orang lain baik dalam suka maupun duka.