Ada Apa dengan Contoh ?

Ada Apa dengan Contoh ?......
29-2-20




Satu contoh lebih baik dari seribu kata. Kalimat ini singkat tetapi inspiratif. Entah dari mana saya dapat kalimat ini, yang jelas ketika saya menjadi wakil kesiswaan di SMK Bisnis Indonesia Jakarta, saya pernah browsing di internet mencari kalimat-kalimat inspiratif. Tentunya saya lakukan untuk memotivasi siswa-siswi di sekolah agar menjadi contoh yang terbaik terhadap sesama.
Pemberian contoh dalam mendidik anak bagi orang tua sangat penting dan efektif, karena anak langsung melihat bagaimana proses pembelajaran berlangsung. Jika anak ingin rajin shalat berjamaah di musholla, cukup orang tua sering datang ke mushola Atawa masjid, bagaimana anak mau nuruti perintah orang tua, sementara orang tua tidak melakukannya.
Ada sebuah keluarga sebut saja keluarga pak Ahmad. setiap bulan suci Ramadhan pak Ahmad membiasakan berbagi kepada saudara dan masyarakat baik di kampung tempat tinggalnya maupun di kampung istrinya. Pak Ahmad berbagi sekedar sembako sebagai rasa syukurnya terhadap nikmat yang diberikan oleh Allah,SWT. Pak Ahmad melakukan itu semua dalam rangka mendidik anak-anaknya, pak Ahmad berharap semoga anak-anak dan keturunannya senantiasa menjadi manusia yang peduli kepada saudara dan orang lain.
Sengaja yang membagikan sembako itu anak-anaknya, kenapa?... Karena pak Ahmad secara tidak langsung sedang melatih agar mereka bisa merasakan indahnya berbagi. Alhamdulillah,... anak-anaknya ketika ada momen tentang pengalangan dana untuk sesama tanpa berpikir lagi langsung memberikan uang simpanan jajan yang lumayan cukup besar. Apalagi ketika pak Ahmad sakit berkepanjangan dan bertemu bulan suci Ramadhan sengaja beliau diam, beliau ingin tahu apakah anaknya ada keinginan berbagi.
Alhamdulillah, ketika liburan anak pak Ahmad bertanya
" Pak, kita ngasih sembako nggak ?" Ucap anak pak Ahmad.
" Ngasih nak, udah catat siapa saja yang mau dikasih dan apa aja yang mau dibeli" jawab pak Ahmad.
" Iya pak, besok saya sama ibu belanja" ucap anak pak Ahmad.
Ya, begitulah anak tergantung bagaimana proses pendidikan orang tua. Ada sebuah kalimat yang pernah kita dengar Atawa kita baca ...." Anak adalah cerminan orang tuanya".
artinya untuk melihat karakter atau sifat- sifat orang tua cukup lihat anaknya. Mau menjadi apa anak kedepan?.....ya, tergantung orang tuanya. Rasulullah bersabda;
***** Setiap anak yang dilahirkan dalam keadaan fitrah( suci ) maka tergantung orang tuanya, mau dijadikan Yahudi Atawa Nashara" al-Hadits. *****
Begitu juga seorang guru yang diguguh dan ditiru harus mampu memberikan contoh yang terbaik untuk siswa-siswinya baik langsung maupun tidak langsung. Misalnya disela-sela mengajar guru bisa menyuguhkan contoh cerita atau sebuah film yang dapat menginspirasi siswa-siswinya agar menjadi manusia sukses dikemudian hari. Atawa dalam beribadah shalat berjamaah, guru bukan hanya pandai memerintah, tetapi guru juga harus memberikan contoh dengan melakukan shalat berjamaah bersama dengan siswa.
Metode pemberian contoh merupakan metode yang terbaik untuk menghantarkan siswa mencapai kesuksesan dalam proses pembelajaran. Tetapi menurut profesor Muhammad Sathori Ismail " pemberian contoh saja belum cukup, sekalipun pemberian contoh merupakan metode yang terbaik dalam proses pendidikan. Ada yang lebih baik lagi, yaitu pendekatan secara personal."
Tentunya pendekatan personal dilakukan pada kasus tertentu saja yang perlu penanganan khusus dan lebih mengenai sasaran yang hendak dicapai. Bisa juga dikatakan metode pemberian contoh plus.
Nabi Muhammad SAW, didalam da'wah menyebarkan agama Islam beliaupun selalu memberikan contoh yang terbaik untuk umatnya, sehingga Allah SWT, memuji beliau dalam firman-Nya yang termaktub dalam kitab suci Al-Qur'an.
***** "Sungguh pada diri Rasulullah SAW, terdapat contoh suritauladan yang baik"*****

0 komentar:

Posting Komentar