Terimakasih Nak

Terimakasih Nak......
20-2-20






Semua guru, murid, sahabat, saudara, tetangga tidak menyangka kalau saya sakit parah hingga harus dirawat berbulan-bulan di rumah sakit.mereka kaget.....
" Bukankah tadi pak Harto mimpin shalat subuh dan wirid sampai selesai" kata tetangga penuh keheranan.
" Tadi saya lihat dia berangkat ke sekolah" kata tetangga kampung tempat saya melintas.
" Sakit apa pak Harto, bukannya tadi ada di sekolah?." Kata guru-guru.
Kini tak terdengar lagi suara alunan wirid di musholla sunyi sepi,kini tak ada lagi canda dan kini tak ada lagi senyum manis murid-murid. Benar-benar sunyi dan sunyi ... mentari pagi tak lagi menyambut, alunan indah panggilan Allah hilang bak ditelan bumi yang terdengar hanya bunyi mesin ventilator dan rekam getak jantung.
Kabar tentang saya pun tersebar ke seluruh penjuru dunia, membuat tetangga, sahabat , murid-murid bahkan orang tua murid. Berduyun-duyun berdatangan silih berganti.
Saya hanya bisa melihat dan mendengar tangisan hati para pembesuk, terkadang saya lihat nampak air mata bercucuran, ingin rasanya menyeka dan menyetop lajunya air mata tetapi apa daya tubuh ini lunglai tak berdaya.
Kulihat murid-murid berdatangan untuk memberikan semangat. Hampir setiap hari Sabtu dan Ahad mereka berdatangan bagaikan gelombang air laut yang berkejar-kejaran, silih berganti seperti sudah ada yang mengatur. Satu jam angkatan yang satu pulang, menyusul angkatan yang lain.
Ada yang tertawa mengingat masa-masa sekolah dahulu yang penuh keceriaan sehingga suasana pada saat itu penuh dengan kegembiraan. Murid-murid yang dahulu imut-imut kini tumbuh besar mengalahkan gurunya.
Inilah kebahagiaan seorang guru, keikhlasan dalam mendidik berbuah kebaikan, menghantarkan murid-murid mencintai guru nya. Kalaulah bukan kebaikan yang kita sebar takkan tumbuh seribu kebaikan.
Terimakasih, wahai anak--anakku kalian adalah murid-murid terbaik, merupakan sebuah kehormatan bagi kami atas simpati kalian berkunjung dan menggalang donasi sehingga membantu pengobatan berkelanjutan.
Alhamdulillah, kini saya sudah kembali mengajar walaupun dalam kondisi serba kurang:
......... kurang ganteng.......
......... Kurang gemuk ........
......... Kurang jelas bicara...
......... Tetapi ada yang tidak pernah berkurang
Yaitu semangat untuk mencerdaskan....

0 komentar:

Posting Komentar