Lihat ke dalam Jangan Ke luar

Setiap akhir semester biasanya setiap lembaga pendidikan mengadakan rapat dewan guru untuk mengevaluasi program yang telah dijalankan selama satu atau dua semester. Pada akhir semester biasanya membahas hasil belajar siswa dalam rangka kenaikan kelas, biasanya rapat ini agak sedikit alot dan memakan waktu, karena masing-masing guru mengungkapkan permasalahan-permasalahan siswa, pro dan kontra dalam menyikapi permasalahan  membuat suana rapat jadi hidup. Masing-masing guru mengeluarkan argumentasi masing-masing.

Idealitas dan perasaan bercampur aduk mewarnai jalannya rapat. Lucu memang ketika siswa sudah tidak masuk dalam kriteria kenaikan kelas diperjuangkan naik melalui sentuhan perasaan, kasihan,miskin dan sejuta alasan terkadang ikut dalam memutuskan naik atau tidaknya seorang siswa. Inilah salah satu sebab kenapa pendidikan tidak pernah maju. 

Ketika perasaan yang dikedepankan yang salah menjadi benar, yang benar menjadi salah, norma tidak lagi menjadi ukuran, peraturan hanya di atas kertas, tentu hal akan berdampak kepada semua civitas akademika. Sepintas memang membantu, tetapi pada hakikatnya akan menghancurkan sistem pendidikan yang berjalan, siswa yang dinaikkan bersantai ria karena tidak ada pembelajaran pada dirinya, begitu juga  berdampak pada siswa yang lain, bahkan kepada guru itu sendiri. Ya, jika peraturan mudah dilanggar pasti akan berpengaruh pada sektor lainnya.

Terkadang rapat juga menjadi ajang pengadilan siswa, anehnya semua kesalahan ditujukan kepada siswa, padahal siswa hanya seorang anak yang sedang mencari jati diri dan butuh perhatian yang besar kepada para orang tua wabil khusus Guru. Padahal kurang focusnya perhatian siswa dalam proses pembelajaran karena guru itu sendiri, sayangnya kesalahan bukan ditujukan pada diri guru tersebut. Tidak mungkin anak tidak focus kalau guru piawai dalam mengajar. Namun kenyataannya guru tidak introspeksi diri. Dia tidak melihat kedalam diri lebih melihat keluar.

Jika seseorang guru hanya pandai menyalahkan dan tidak instrospeksi diri kedalam, sulit rasanya untuk mencapai pembelajaran yang inovatif, kreatif dan inspiratif.
Kenapa si harus lihat kedalam? Sering kita mendengar anak cerminan orang tuanya, untuk melihat bagaimana pendidikan yang dilakukan orang tua cukup melihat bagaimana perilaku anaknya, jika perilaku anaknya baik pasti pola pendidikan yang dilakukan orang tuanya baik', sebaliknya jika perilaku yang dilakukan anaknya tidak. Baik, maka pola pendidikan ada yang dipertanyakan. Jadi jangan menyalahkan anak salahkan Pendidikan yang memproses anak, siapa? Ya, orang tuanya.

Begitu juga di sekolah, ketika perilaku siswa ada yang menyimpang atau rendahnya mutu pendidikan jangan serta Merta menyalahkan siswa-siswi, tetapi lihatlah ke dalam diri anda selaku guru yang mendidik sudah sejauh mana anda mendidiknya, introspeksi diri ke dalam apa yang salah dalam mendidik siswa. Itulah kenapa harus lihat ke dalam bukan ke luar.

Apa si yang dimaksud dengan melihat ke dalam? Menurut penulis melihat ke dalam tidak lebih sekedar introspeksi diri tentang apa yang terjadi pada diri. Artinya ketika sesuatu terjadi tidak serta merta menyalahkan sesuatu yang ada di luar diri, tetapi lebih kepada melihat ke dalam diri.
Sebagai contoh pengalaman penulis ketika membangunkan anak untuk shalat berjamaah subuh di musholla, kebetulan belakangan ini penulis yang menjadi imam, dalam hati kenapa anak saya tidak jama'ah di musholla, akhirnya saya perintahkan untuk sholat di musholla melalui istri, "Tong, bangun sholat subuh ke musholla suruh ayah" perintah istri. " Di rumah aja umi, entar dulu. Ayah juga dulu jarang sholat subuh ke musholla" jawab anak.  Mendengar jawaban dari istri semacam itu penulis introspeksi atau melihat ke dalam diri, hingga penulis sadar tidak terbawa emosi atau menganggap paling benar.

Melihat keluar itu suatu hal yang paling mudah ketimbang melihat ke dalam diri. Melihat keluar dengan mata terbuka, sementara melihat ke dalam dengan hati. Melihat keluar bisa dilakukan dengan berbagai kesibukan, tetapi melihat ke dalam dengan keheningan. Melihat keluar diri tidak perlu alat cukup dengan mata, tetapi melihat diri perlu alat bantu, ketika anda ingin melihat telinga sendiri anda tidak bisa, kecuali dengan bantuan alat, apa alatnya? Cermin. Terus apa cermin anda hati. Ketika hati itu jernih akan mampu melihat ke dalam diri dari pada ke luar diri.

Bagaimana caranya untuk selalu menjaga agar selalu melihat ke dalam diri? Setiap sesuatu yang terjadi di dunia ini pasti ada solusinya, setidaknya ada beberapa solusi di antaranya:
Satu, jangan menganggap diri paling benar. Kebenaran itu nisbi, mungkin hari ini dalam kondisi benar bisa jadi dilain waktu anda dalam kondisi salah. Contohnya seperti pengalaman penulis di atas.
Yah, memang menyalahkan orang lain sangat mudah ketibang menyalahkan diri sendiri. Contoh, ada empat orang pemuda sedang melakukan sholat, satu imam tiga makmum, ketika imam sujud tetiba kaki imam menjulur kebelakang mengenai makmum lantas berteriak.
 " aduh kepala saya ketendang" teriak makmum satu.
" Eh, sholat tidak boleh bicara" bentak makmum dua.
" Lah, kamu saja bicara" timpal Makmun tiga.
Inilah gambaran orang yang selalu melihat keluar tanpa melihat ke dalam. Lebih mudah menyalahkan padahal dirinya salah.
Kedua, jangan selalu melihat keluar, orang yang selalu melihat keluar dengan mudahnya menyalahkan orang lain. Seorang pemimpin yang baik dan hebat adalah seorang pemimpin yang selalu bertanggung jawab terhadap apa yang dilakukan anak buahnya, bukan sebaliknya selalu menjatuhkan kesalahan pada anak buahnya. Begitu juga seorang guru ketika terjadi prestasi atau perilaku yang tidak baik pada siswanya, dia tidak menyalahkan siapa-siapa tetapi dia kembalikan seluruhnya pada dirinya. Contoh sederhana, kenapa guru mengadakan penelitian tindakan kelas (PTK)? Karena guru ingin meminimalisir kesalahan dalam proses kegiatan pembelajaran, hingga dengan PTK guru tidak serta merta menyalahkan siswa-siswinya. Dengan PTK setidaknya guru mengetahui kondisi siswa hingga guru terus berusaha sekuat tenaga untuk memperbaiki teknik kegiatan belajar mengajarnya.

Oleh karena itu pandai-pandailah untuk selalu melihat ke dalam diri sebelum melihat ke luar. Jika ini tertanam pada diri anda, maka anda termasuk orang yang hebat dan bertanggung jawab atas segala sesuatu yang terjadi. 

Allah SWT berfirman:

وَاصْبِرْ نَـفْسَكَ مَعَ الَّذِيْنَ يَدْعُوْنَ رَبَّهُمْ بِالْغَدٰوةِ وَالْعَشِيِّ يُرِيْدُوْنَ وَجْهَهٗ وَلَا تَعْدُ عَيْنٰكَ عَنْهُمْ  ۚ  تُرِيْدُ زِيْنَةَ الْحَيٰوةِ الدُّنْيَا  ۚ  وَ لَا تُطِعْ مَنْ اَغْفَلْنَا قَلْبَهٗ عَنْ ذِكْرِنَا وَاتَّبَعَ هَوٰٮهُ وَكَانَ اَمْرُهٗ فُرُطًا

"Dan bersabarlah engkau (Muhammad) bersama orang yang menyeru Tuhannya pada pagi dan senja hari dengan mengharap keridaan-Nya; dan janganlah kedua matamu berpaling dari mereka (karena) mengharapkan perhiasan kehidupan dunia; dan janganlah engkau mengikuti orang yang hatinya telah Kami lalaikan dari mengingat Kami, serta menuruti keinginannya dan keadaannya sudah melewati batas."
(QS. Al-Kahf 18: Ayat 28)

وَفِيْۤ اَنْفُسِكُمْ ۗ  اَفَلَا تُبْصِرُوْنَ

"dan (juga) pada dirimu sendiri. Maka apakah kamu tidak memperhatikan?"
(QS. Az-Zariyat 51: Ayat 21)



Penyerahan Diri Penentram Hati
Suatu Hari ketika bubaran sekolah penulis bersama teman pulang dengan menaiki mobil KWK, di pertengahan jalan penulis melihat sesosok tubuh yang beda dari orang kebanyakan, dia sibuk dengan dirinya sendiri tanpa peduli dengan orang sekitarnya. Sorot matanya tanpa makna begitu juga senyumnya tanpa arti dan kata-kata yang keluar dari mulut tanpa tujuan. Teman penulis menjelaskan orang yang penulis lihat kebetulan orang tersebut satu daerah dengannya.

" Orang itu tadinya orang pintar" kata teman.
" Oh, seperti itu" timpal penulis.
" Waktu dia sekolah termasuk siswa yang pintar dan selalu mendapat rangking" kata teman menjelaskan.
"Tetapi kenapa seperti itu " tanya penulis.
" Ceritanya dia ikut tets di perguruan tinggi bersama teman-temannya, ketika pengumuman hasil dia tidak lulus sementara temannya lulus, dia mungkin malu karena dia di sekolah termasuk siswa berprestasi sementara teman-temannya yang lulus siswa biasa saja, akhirnya dia stres" jawab temanku.
" Oh, begitu ya ceritanya" timpal penulis.

Banyak dijumpai di masyarakat orang-orang stres bahkan jangan- jangan anda pernah mengalaminya walaupun stress pada takaran minimal. Setiap orang pernah mengalami stres. Apalagi ketika musim pemilihan umum setelah hasil pemilihan umum diumumkan, maka banyak anda dengar dan dapati para peserta pemilu mengalami gangguan psikis hingga kesadarannya tertanggung hingga akhirnya harus dirawat di rumah sakit khusus.

Kenapa hal ini terjadi?  Terkadang seseorang terlalu membanggakan diri dan percaya diri berlebihan, menganggap keberhasilan yang telah dicapai adalah hasil usahanya sendiri dan menyampingkan yang lainnya atau terlalu meremehkan sesuatu. Kesombongan, keegoisannya dan keakuannya menyebabkan banyak orang  stres menghadapi kenyataan yang terjadi. 

Dia tidak tahu bahwa apa yang diprediksi tidak semuanya benar dan terwujud. Stress yang terjadi kepada kebanyakan orang adalah terlalu percaya diri dan melupakan Tuhan, dalam artian tuhan tidak disertakan dalam usaha yang dilakukan. Begitu juga dalam beragama tidak semua dipasrahkan semuanya keTuhan tanpa didahului usaha. Tuhan mengajarkan adanya usaha manusia baru tuhan yang menentukan, apapun hasilnya harus diterima oleh manusia. Dalam bahasa agama disebut TAWAKAL, yaitu sebuah penyerahan diri setelah adanya usaha. Untuk lebih jauh pemahaman mari anda lihat depinisi tersebut.

Penyerahan diri atau Tawakal menurut Wikipedia: Tawakal (bahasa Arabتوكُل‎‎) atau tawakkul berarti mewakilkan atau menyerahkan. Dalam agama Islam, tawakal berarti berserah diri sepenuhnya kepada Allah dalam menghadapi atau menunggu hasil suatu pekerjaan, atau menanti akibat dari suatu keadaan.
Imam al-Ghazali merumuskan definisi tawakkal sebagai berikut, "Tawakkal ialah menyandarkan kepada Allah swt tatkala menghadapi suatu kepentingan, bersandar kepadaNya dalam waktu kesukaran, teguh hati tatkala ditimpa bencana disertai jiwa yang tenang dan hati yang tenteram.
Menurut Abu Zakaria Ansari, tawakkal ialah "keteguhan hati dalam menyerahkan urusan kepada orang lain". Sifat yang demikian itu terjadi sesudah timbul rasa percaya kepada orang yang diserahi urusan tadi. Artinya, ia betul-betul mempunyai sifat amanah (tepercaya) terhadap apa yang diamanatkan dan ia dapat memberikan rasa aman terhadap orang yang memberikan amanat tersebut.
Dari penjelasan di atas bisa ditarik sebuah kesimpulan bahwa penyerahan diri adalah sebuah usaha manusia untuk penyerahan diri secara totalitas setelah adanya usaha maksimal. Contoh suatu yang terjadi di zaman Rasulullah SAW ada seorang sahabat yang berkunjung ke rumah Rasulullah SAW, dengan mengendarai  seekor kuda, sesampainya di rumah Rasulullah dia turun kemudian dia taruh kudanya tanpa diikat terlebih dahulu, dia pasrahkan kudanya kepada Allah SWT, Rasulullah melihatnya dan menegur sahabat tersebut. Rasulullah SAW memerintahkan sahabat untuk mengikat kudanya lalu pasrahkan kepada Allah SWT.

Sama halnya ketika anda lapar dan di hadapan tersedia berbagai macam hidangan lantas anda bilang" kupasrahkan diri terserah Allah SWT, nanti juga Allah yang mengeyangkan diriku". Kalau anda seperti ini sampai kiamat datang Anda tidak akan pernah kenyang malahan yang ada mati kelaparan bagai ayam mati di atas sekam.

Terus bagaimana cara penyerahan diri yang benar dan baik?
Mungkin anda pernah melihat gembok, semakin besar benda yang akan di lindungi semakin besar pula gembok yang digunakan, tentunya semakin sulit untuk dibuka tanpa anak kunci, tetapi jika ada anak kunci sebesar apapun gembok itu dengan mudah dibukanya. Begitu juga dengan penyerahan diri kepada Tuhan, anda akan melakukan, jika anda mengetahui caranya. Setidaknya inilah diantara caranya.

 Satu, adanya ikhtiar atau usaha, artinya anda tidak serta merta menyerahkan diri kepada Tuhan tanpa adanya usaha sama sekali. Tuhan bisa saja mengabulkan keinginan anda karena Tuhan maha segalanya, tetapi Tuhan memberikan manusia sebuah kebebasan untuk melakukan sesuatu usaha terlebih dahulu dan itu sudah merupakan sunatullah dan Tuhan tidak akan melanggarnya sekalipun Tuhan mempunyai hak veto  terhadap semua hal. 

Coba perhatikan firman Tuhan di bawah ini!
]إِنَّ اللَّهَ لَا يُغَيِّرُ مَا بِقَوْمٍ حَتَّى يُغَيِّرُوا مَا بِأَنْفُسِهِمْ....
Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum, sebelum kaum itu sendiri mengubah apa yang ada pada diri mereka...” (TQS. Ar-Ra’d [13]: 11).
Artinya harus ada usaha dari manusia itu sendiri baru Tuhan yang menentukan, sebagai perintah Rasulullah kepada sahabat, ikat dulu kuda baru serahkan kepada Allah.
Dua, doa. Orang yang tahu akan dirinya sebagai makhluk yang lemah, dia tidak akan pernah meninggalkan Tuhan. Dia selalu bersandar kepada Tuhan pada setiap keadaan. Ketika anda tidak kenal Tuhan, maka yang ada pada diri anda adalah sebuah kesombongan dan keangkuhan. 

Tidak ada yang mampu merubah takdir seseorang kecuali dengan kekuatan doa. Kekuatan doa  mampu merubah sesuatu yang tadinya mustahil menjadi sebuah kenyataan. Tuhan akan selalu menjawab permohonan hamba-Nya. Sebagai mana yang termaktub dalam kitab suci Al-Qur'an.

Allah SWT berfirman:

وَاِذَا  سَاَلَـكَ عِبَادِيْ عَنِّيْ فَاِنِّيْ قَرِيْبٌ ۗ  اُجِيْبُ دَعْوَةَ الدَّاعِ اِذَا دَعَانِ فَلْيَسْتَجِيْبُوْا لِيْ وَلْيُؤْمِنُوْا بِيْ لَعَلَّهُمْ يَرْشُدُوْنَ

"Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu (Muhammad) tentang Aku, maka sesungguhnya Aku dekat. Aku kabulkan permohonan orang yang berdoa apabila dia berdoa kepada-Ku. Hendaklah mereka itu memenuhi (perintah)-Ku dan beriman kepada-Ku agar mereka memperoleh kebenaran."
(QS. Al-Baqarah 2: Ayat 186)

Allah SWT berfirman:

وَقَالَ رَبُّكُمُ ادْعُوْنِيْۤ اَسْتَجِبْ لَـكُمْ ۗ  اِنَّ الَّذِيْنَ يَسْتَكْبِرُوْنَ عَنْ عِبَادَتِيْ سَيَدْخُلُوْنَ جَهَنَّمَ دَاخِرِيْنَ

"Dan Tuhanmu berfirman, Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Aku perkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang sombong tidak mau menyembah-Ku akan masuk ke Neraka Jahanam dalam keadaan hina dina."
(QS. Ghafir 40: Ayat 60)

Tiga, adanya kepasrahan total atau Tawakal. Ketika sudah adanya usaha yang dilakukan secara maksimal dan permohonan kepada Tuhan dengan penuh kesungguhan barulah anda menyerahkan diri kepada sang maha pengatur  lagi maha kuasa atas segala sesuatu. 

Serahkan sepenuhnya kepada Allah, apapun yang terjadi itu adalah ketetapan Tuhan, anda harus berlapang dada dan ikhlas atas apa yang menjadi keputusan Tuhan terhadap diri anda. Ingat segala keputusan Tuhan mengandung hikmah. Berpositif thinkinglah kepada Tuhan, maka hati anda menjadi tentram.

Demikian penyerahan diri kepada Tuhan secara totalitas, setelah adanya usaha dan doa akan menjadikan diri jauh dari stress, karena segala sesuatu yang terjadi sudah ditentukan oleh Tuhan. 


Setiap manusia, setiap orang  bahkan diri kita sendiri, tak pernah mengetahui apa yang akan terjadi dikemudian hari. Terkadang kita melihat sesuatu yang tidak baik pada diri seseorang, dengan serta-merta kita menghakiminya dan menganggap orang itu hina. Kita tidak tahu bahwa hidup ini adalah proses tidak instan. Boleh jadi apa yang kita anggap hina, justru dia baik untuk kita. Sebaliknya, apa yang kita anggap baik, justru dia tidak baik untuk kita. Bagaimana sikap kita seharusnya?.....ya, berpikir positif saja.karena seburuk apapun orang masih ada sisi positifnya, hanya saja dia butuh bantuan kita untuk menjadi baik.

Mari kita belajar dari kisah ini!...
Suatu hari Rasulullah bercerita kepada para sahabat" Dahulu ada seorang anak manusia yang hidupnya penuh dengan kedzaliman, perbuatannya selalu membunuh orang yang tidak disukai, hampir sembilan puluh sembilan orang dia bunuh.

Pada suatu saat, dia mengalami kegalauan, kegelisahan hingga dia banyak melamun, sepertinya ada seberkas cahaya kebaikan yang menerangi hatinya hingga dia sadar atas apa yang diperbuatnya. Dalam hatinya berkata" andaikan aku bertobat, masih adakah pintu tobat untuk ku". Untuk menghilangkan kegelisahan itu, diapun mencari orang yang bisa menenangkan hatinya.

Ditengah jalan dia bertemu dengan seseorang pemuda.
" Hai, bung tolong tunjukkan aku kepada orang suci di daerah ini" tanya si pembunuh.
" Iya, tuan, disana ada seorang Rahib(Pendeta)" jawab si pemuda.
" Ok, terimakasih" ucap si pembunuh.
Kemudian Si pembunuh berjalan kearah rumah Rahib. Sesampainya disana si pembunuh menjelaskan maksud kedatangannya.
" Ada maksud apa tuan datang kesini?" Tanya Rahib.
" Saya mau bertanya" jawab pembunuh.
" Silahkan tuan" kata Rahib mempersilahkan.
" Begini Hib, aku ini pernah membunuh sembilan puluh sembilan orang, apakah ada pintu tobat untukku" tanya pembunuh.
" Waduh,....dosa kamu udah terlalu banyak,sudah tidak ada maaf bagimu, tuhan tidak akan memaafkan" jawab Rahib.
Mendengar seperti itu si pembunuh kemudian membunuh Rahib tersebut, hingga genap seratus orang yang dia bunuh. Tetapi hatinya masih penasaran untuk bertanya kepada orang pintar yang lain.

Diapun berjalan lagi dan bertanya kepada orang yang dia jumpai di jalan. Kemudian orang tersebut mengarahkan kerumah orang A'lim yang ada di daerah tersebut.
Diapun berangkat dan bertemu dengan orang A'lim tersebut.
" Silahkan duduk" perintah si A'lim.
" Ada apa kamu datang kesini" tanya si A'lim.
" Aku telah membunuh sembilan puluh sembilan orang tambah si Rahib jadi semuanya seratus orang" jawab pembunuh.
"Terus yang kamu mau tanyakan apa?" Tanya si A'lim.
"  Masih adakah pintu tobat untukku?" Tanya pembunuh.
" Sebesar apapun dosa yang dilakukan seorang hamba, jika dia bertobat atau kembali kepada Allah SWT, pasti Allah SWT, terima tobatnya" jawab si A'lim.
" Alhamdulillah, makasih pencerahannya" ucap pembunuh.
" Entar dulu, tapi ada syaratnya"  ucap si A'lim.
" Waduh.....ada syaratnya" ucap pembunuh penuh penasaran.
" Kamu harus tinggalkan kampung kamu yang penuh maksiat dan tinggallah di kampung para ahli kebaikan" ucap si A'lim.
" Ok, makasih...aku jalankan syarat itu" kata pembunuh.

Pulanglah pembunuh itu, diambilnya semuanya barang yang hendak dia bawa. Keesokan harinya dia berangkat meninggalkan kampungnya menuju kampung yang dia tuju. Ditengah perjalanan dia mendadak mati. Turunlah dua malaikat, yaitu: malaikat Rahmah dan malaikat penyiksa. Terjadilah perebutan terhadap jasad pembunuh.
" Ini milik saya, dia tidak pernah melakukan kebaikan dalam hidupnya" kata malaikat penyiksa.
" Tidak bisa begitu, justru dia milik saya, betul dia tidak pernah melakukan kebaikan, tapi dia niat bertobat" sangkal malaikat Rahmah.
Ditengah perdebatan, datanglah malaikat penengah.
" Begini saja kita ukur jaraknya, mana yang lebih dekat kampung ahli kebaikan atau kampung yang dia tinggalkan" kata malaikat penengah memberikan solusi.

Diukurlah,.... setelah diukur ternyata lebih setapak, artinya lebih dekat kekampung ahli ibadah. Riwayat lain mengatakan dadah pembunuh lebih condong ke kampung ahli ibadah. Akhirnya pembunuh dibawa oleh malaikat Rahmah. Kesimpulannya tobatnya diterima dan dimasukkanlah ke dalam surganya Allah SWT.
Firman Allah SWT,
" Sesungguhnya Allah SWT, mencintai orang-orang bertaubat dan orang-orang menyucikan diri".........

Mari kita belajar dari kisah ini, bahwa yang menyebabkan seseorang hamba masuk ke surga  bukan karena sesuatu, tapi karena rakmat dari Allah SWT. Oleh karena itu janganlah kita berburuk sangka kepada sesama.

.


Dalam hidup ini terkadang kita tidak sejalan dengan pendapat orang lain atau pimpinan kita. Hingga yang terjadi ketidak harmonisan hubungan kita terhadap pimpinan. Inipun sering terjadi antara sesama teman bahkan dalam rumah tangga, kenapa hal ini terjadi?.... bagaimana agar hal ini terjadi?.....

Sebelum kita melangkah lebih jauh, mari kita pahami dulu apa yang dimaksud dengan proaktif ?... proaktif dalam kamus besar bahasa Indonesia berarti" lebih aktif" sementara menurut Stephen R Cover:" suatu perilaku manusia bertanggung jawab atas dirinya sendiri, keputusannya sendiri, mengutamakan nilai dari perasaannya sendiri dan bertanggung jawab atas segala sesuatu yang terjadi"

Artinya bagaimana kita mampu mengambil keputusan berdasarkan nilai yang berlaku dan mengenyampingkan perasaan kita. 

Contoh ketika kita tidak seide dengan pimpinan terkadang kita bersifat reaktif tidak simpatik, ngeluh dibelakang dan pada gilirannya berimbas pada kinerja kita dan hal itu diketahui oleh pimpinan. Jika ini terjadi bisa patal akibatnya. Mungkin kita belajar dari kisah seorang guru honorer yang tidak sependapat dengan kebijakan sekolah, tanpa dia pahami terlebih dahulu dan terbawa keadaan dia viralkan di medsos, apakah yang terjadi dengan guru tersebut?...pihak sekolah memutus hubungan kerja dengan guru tersebut, alias dipecat.

Bagaimana agar hubungan kita harmonis ?...ya, tentunya pandai-pandailah mengerti dahulu keinginan seseorang - empati kepadanya, mencarikan solusi yang bisa diterima olehnya, perhatian kepadanya dan lainnya yang membuatnya senang dengan standar nilai yang berlaku - baru orang lainpun mengerti akan diri kita.

Contoh, ketika seseorang atasan memberikan suatu kebijakan, jangan serta-merta kita tidak setuju apalagi kita patahkan. Cukup proaktif untuk mendukungnya dengan bekerja aktif dan penuh tanggung jawab, sambil terus kita memberikan masukkan yang diterima oleh logika.

Suatu hari di bulan Ramadhan saya berjumpa dengan seorang pengawas pembangunan sekolah, dia bercerita "dahulu saya pekerja kasar menjadi kuli dalam pembangunan sebuah proyek. Ketika pimpinan saya menginstruksikan tentang suatu konsep pembetonan jalan, saya melihat ada yang keliru, saya tidak memprotes dengan serta-merta, saya proaktif dengannya, hingga saya dekat dengannya, setelah dekat saya baru membicarakan tentang sistem yang dilakukan keliru, saya kasi argumen yang masuk akal dan kebetulan saya sekolah di bidang tersebut. Pimpinan saya menerima selanjutnya saya diangkat menjadi pengawas proyek".

Mari kita ubah mindset kita dari reaktif menjadi proaktif agar terjadi hubungan yang saling menguntungkan dikedua pihak.


Berawal dari sekolah, saya melihat seringnya siswa-siswi membuang sampah sembarangan padahal sekolah sudah menyiapkan tempat sampah pada setiap tempat, tetap saja sampah ada dimana-mana. Padahal pihak sekolah selalu mengingatkan, tetap saja terulang kebiasaan buang sampah sembarangan.

Saya pernah mengingatkan ketika upacara bendera" Jika kita tidak mampu untuk membersihkan, janganlah kita mengotorinya". Sekolah sudah berusaha untuk mendidik siswa agar punya rasa tanggung jawab terhadap apa yang diperbuatnya. Mungkin ini sudah menjadi tabiat siswa yang dia dapati diluar lingkungan sekolah.

Pendidikan awal ada dalam rumah tangga, orang tua harus mendidik sejak dini tentang tanggung jawab, bagaimana yang seharusnya dilakukan anak-anaknya. Contoh sederhana, ketika pulang sekolah anak terkadang meletakkan sepatu, tas, baju seragam bukan pada tempatnya atau setelah makan piring ditinggal begitu saja. Kebiasaan-kebiasaan seperti inilah terpatri pada otak anak hingga terbawa hingga dewasa.
Bagaimana sikap yang harus dilakukan orang tua dalam rangka mendidik anak agar tertanam pada dirinya rasa tanggung jawab atas apa yang dia lakukan. Orang tua wajib mendidik - mengarahkan dan mencontohkan - anak-anaknya hingga menjadi suatu kebiasaan.

Apakah yang terjadi jika sifat tanggung jawab itu tidak dilakukan atau dilanggar.
Coba bayangkan jika di rumah seluruh keluarga ketika buang air kecil tidak disiram atau dibersihkan. Pasti anda Sudah bayangkan akibatnya.

Kemudian coba perhatikan kejadian yang terjadi dilingkungan kita, kebanjiran, kebakaran hutan, longsor, dan yang lainnya, itu semua terjadi akibat ulah segelintir manusia yang tidak bertanggung jawab. Jika kita tidak punya kepedulian untuk mengingatkan, maka kita pun kena imbasnya. Ingat firman tuhan dalam Al Qur'an .
Allah SWT berfirman:
ظَهَرَ الْفَسَادُ فِى الْبَرِّ وَالْبَحْرِ بِمَا كَسَبَتْ اَيْدِى النَّاسِ لِيُذِيْقَهُمْ بَعْضَ الَّذِيْ عَمِلُوْا لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُوْنَ
"Telah tampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan perbuatan tangan manusia; Allah menghendaki agar mereka merasakan sebagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar)."
(QS. Ar-Rum 30: Ayat 41)

Mari kita berusaha mendidik diri, keluarga, lingkungan, siswa-siswi untuk menjadi manusia yang memiliki perilaku bertanggung jawab.





Teloransi Perekat Bangsa

Kita bersyukur hidup di negeri yang  indah ini, banyak bangsa lain yang tertarik dengan tanah air kita ini.beribu -ribu tahun negeri ini diperebutkan bangsa lain, silih berganti mereka merampok kekayaan yang negeri ini miliki, sementara penduduknya diberangus dan ditindas. Banyak para syuhada gugur dalam merebut kembali negeri ini dari tangan penjajah hingga negeri bebas menentukan nasibnya sendiri.

Setelah merdeka, negeri ini tidak serta-merta bebas dari kedamaian. Banyak musuh dalam selimut yang berusaha merusak arti kemerdekaan. Alhamdulillah, dengan sifat saling bahu-membahu antara Umaro dan ulama serta rakyat, negeri ini mampu berdiri kokoh.

Suatu hal yang perlu diketahui oleh anak-anak bangsa ini, bahwa Umat Islam telah mampu memberikan sumbangan terbesar dan tercatat dalam sejarah dalam menjaga keutuhan bangsa, Umat Islam Merelakan  penghapusan tujuh kata pada sila pertama dari Pancasila. Toleransi dalam rangka perekat bangsa lebih diutamakan. Karena Negeri ini bukan dihuni umat Islam saja.

Saling menghormati, saling menghargai harus ada dalam pribadi setiap manusia.
Apalagi masalah keyakinan atau agama, kita harus menghormati tanpa harus ikut campur dalam urusan agama mereka. Toleransi harus ditegakkan dalam rangka perekat bangsa.

Begitu juga hubungan dengan sesama manusia, tetangga, teman dan yang lainnya. Pandai-pandailah menghargai dan menghormati orang lain, jika kita ingin dihormati dan dihargai orang lain. 





Suatu hari saya mengikuti pelatihan militer di salah satu markas TNI, saya mengikuti karena mendaftar jadi Resimen mahasiswa ( MENWA), hampir dua Minggu di sana selebihnya di alam terbuka Ciampea Bogor. Selama mengikuti pelatihan hidup penuh aturan, sampai mau berangkat ke masjidpun tidak semau kita, tetap dalam barisan yang rapi. Coba-coba melanggar, hukuman yang didapati. Inilah contoh sebuah kedisiplinan. 

Disiplin salah Satu unsur utama dalam menuju tangga kesuksesan hidup, tanpa adanya disiplin jangan berharap kesuksesan itu ada. Kenapa harus disiplin?....terus bagaimana agar kita bisa disiplin.

Sering kita mendengar kata disiplin, seperti apa sih disiplin itu?....ya, disiplin itu menurut kamus besar bahasa Indonesia berarti" Tata tertib, Ketaatan atau Kepatuhan kepada tata tertib".
Disiplin merupakan perasaan taat dan patuh terhadap nilai-nilai yang dipercaya merupakan tanggung jawabnya.
Pendisiplinan adalah usaha usaha untuk menanamkan nilai ataupun pemaksaan agar subjek memiliki kemampuan untuk menaati sebuah peraturan. Pendisiplinan bisa jadi menjadi istilah pengganti untuk hukuman ataupun instrumen hukuman di mana hal ini bisa dilakukan pada diri sendiri ataupun pada orang lain.(Wikipedia)
Disiplin bukan hanya diterapkan dalam sebuah lembaga atau organisasi, tapi juga untuk diri sendiri. Agar tercapainya apa yang kita programkan dalam meraih apa yang kita cita-citakan perlu ada aturan-aturan yang wajib kita patuhi. Tanpa kepatuhan apa yang kita programkan hanya sebatas mimpi dan sulit untuk terwujudkan. Oleh karena itu kenapa disiplin sangat dibutuhkan dalam hidup ini ? Pendisiplinan itu harus dimulai dari diri sendiri, baru orang lain akan mengikuti, jika kita ingin menegakkan disiplin sementara diri kita belum disiplin, sulit pendisiplinan akan ditegakkan.Pernah suatu hari seorang guru didamprat oleh para wali murid disebabkan melakukan pendisiplinan murid sementara guru tersebut indisipliner.
Setiap kita punya rencana, agar rencana itu tercapai dan tepat waktu, maka kita perlu mengikuti alur yang kita buat tanpa harus melupakan aturan itu. Contoh jika kita ingin berprestasi dalam suatu bidang tertentu. Kita buat jadualnya, tatibnya, kemudian menjalankan sesuai jadual yang kita buat. Pasti hasilnya sesuai yang kita inginkan.
Begitu juga dalam dunia pendidikan, jika semua civitas academica menjunjung tinggi nilai-nilai kedisiplinan, pasti apa yang diprogramkan berjalan dengan efektif dan hasilnya sesuai harapan.
Bagaimana cara agar nilai-nilai disiplin bisa ditegakkan, sederhana saja; buat aturan yang jelas, tuangkan dalam sebuah tulisan, letakkan ditempat yang banyak dilihat orang sebagai pengingat, terapkan reward dan punishment.


Kesuksesan
Suharto
MTsN 5 Jakarta
15 April 2020

Setiap orang ingin hidupnya sukses, tetapi tidak semua orang bisa meraihnya. Kenapa bisa terjadi seperti itu?.... karena tidak semua orang memahami akan kesuksesan itu sendiri. 

Apakah kesuksesan itu tercapainya sesuatu yang kita inginkan atau cita-citakan?... Misal mendapatkan kedudukan atau naik pangkat bagi pekerja, mendapatkan nilai tertinggi bagi yang sekolah, mendapatkan anak orang kaya biar hidup terjamin bagi seorang wanita atau pria. Bisa ia bisa tidak, yang jelas Kesuksesan yang sebenarnya adalah kesuksesan yang diraih dengan usahanya sendiri dan bisa dinikmati oleh diri sendiri dan orang banyak. Buat apa sukses jika jauh dengan keluarga, sistem jauh dari kebenaran atau jauh dari kejujuran.

Kapan bisa dilihat bahwa kesuksesan itu ada pada diri seseorang?....ya, ketika orang tersebut mampu menikmati hasil yang diperolehnya. Bahkan lebih dari itu, sebagaimana Amirullah Syarbini dan kawan mengatakan:"gambaran manusia yang sukses seutuhnya adalah manusia yang ketika lahir ke dunia ia menangis dan orang lain tersenyum bahagia.  Sebaliknya , ketika ia meninggal dunia,ia tersenyum dengan manis dan orang yang berada disekitarnya menangis, karena merasa kehilangan."
Ada seorang teman mengatakan" kejarlah kesuksesan sebelum umur mencapai empat puluhan, karena setelah itu Sulit untuk meraihnya". Kenapa bisa begitu ?mungkin umur dibawah empat puluhan masanya untuk mengejar impian, tenaga masih kuat, pikiran masih pressure. Setelah itu tinggal mengembangkan dan menikmatinya.

Bagaimana caranya meraih kesuksesan,?ada beberapa kiat menuju kesuksesan, diantaranya:
1. Keyakinan, hal ini menjadi modal awal dan utama untuk meraih sebuah kesuksesan, tanpa keyakinan yang kuat sulit rasanya untuk mencapai kesuksesan. Keyakinan adalah kepercayaan terhadap diri bahwa dirinya mampu untuk melakukan sesuatu. Hal ini harus tertanam dalam hati yang paling dalam sebagai sugesti untuk melakukan sesuatu. Katakan pada diri" saya yakin pasti bisa,.....saya yakin pasti bisa, saya yakin pasti bisa,... bismillah....." Jangan lupa sertakan Allah SWT, agar kamu tidak takabur.

2. Focus, jika melakukan suatu pekerjaan apapun diperlukan perhatian penuh pada sesuatu yang dikerjakan. Jika tidak sulit rasanya untuk meraih apa yang kita inginkan. Focus sangat dibutuhkan ketika kita ingin menggapai mimpi. Singkirkan penghalang-penghalang yang menyebabkan hilangnya focus. Berikan waktu khusus untuk melakukannya.

3. Konsisten, dalam melakukan sesuatu dibutuhkan keajegan, ketetapan atau tidak mencla-menclo. Konsisten dalam melakukan sesuatu yang dilakukan.misal ketika kita mengatakan sesuatu tentang sebuah kejujuran, dalam kondisi apapun kita mengatakan seperti apa yang pertama kali kita katakan. Konsisten dengan bidang yang kita kerjakan dan konsisten terhadap waktu yang telah dijadualkan.

Jika keyakinan, focus dan konsisten ini ada dalam diri pribadi seseorang. InsyaAllah, sesuatu yang diimpikan akan menjadi sebuah kenyataan. Setiap orang pasti akan mampu mencapai tangga-tangga kesuksesan, jika dikerjaan dengan penuh  kesungguhan, sebagai mana maqola Arab" MAN JADDA WA JADA" Siapa yang bersungguh-sungguh, pasti sukses/berhasil.
Maka yakinlah,  pasti anda bisa !..


Bermimpilah
Segala  sesuatu terjadi pada kehidupan manusia berawal dari sebuah mimpi, semua manusia mempunyai impian akan sesuatu hal, terkadang mimpi itu menjadi sebuah kenyataan dan hal itu bukan suatu yang mustahil, karena banyak orang sukses berawal dari sebuah mimpi. Sebenarnya mimpi itu apa ya?... terus kenapa manusia harus bermimpi?... Lalu milik siapa?...dan bagaimana mewujudkan mimpi menjadi kenyataan?....

Ok, mimpi itu seperti apa ya ? atau seperti yang sering dialami orang tidurkah?.... mungkin kali. Coba kita lihat dahulu arti mimpi itu apa?. mimpi adalah suatu harapan dan angan kita saat kita tak sadar, dalam hal ini adalah tertidur atau beristirahat. akan tetapi banyak orang hanya menganggap mimpi itu adalah sebuah bunga tidur. akan tetapi apabila kita yakin dan berusaha akanlah kita mendapatkan mimpi – mimpi yang awalnya hanyalah bunga tidur .(Rezha Prasetyo).
Menurut penulis, mimpi itu adalah sebuah keinginan seseorang yang masih berupa ide- ide dan masih bersifat abstrak dan masih tersimpan didalam pikiran manusia. Bisa juga diartikan sebuah cita-cita yang masih bersifat penggambaran atau angan-angan.
Mimpi itu akan bisa terwujud, jika ada suatu usaha atau ikhtiar, ketiadaan usaha hanya sebatas angan-angan. Contoh, ada seseorang yang bermimpi menjadi seorang dokter, kemudian dia sekolah yang ada hubungannya dengan ilmu kedokteran, dia belajar sungguh-sungguh dan mendapatkan prestasi yang bagus hingga dia diterima kuliah di universitas Indonesia pada fakultas kedokteran hingga lulus dan gelar kedokteran.

Apakah semua orang bisa bermimpi atau hanya orang-orang tertentu?... Mimpi adalah milik semua orang, mimpi tidak mengenal kasta atau golongan. Selagi manusia itu sadar berhak untuk bermimpi. Maka bermimpilah. Karena orang yang bermimpi orang yang mempunyai masa depan. Ko, bisa. Ya, bisalah! Karena dia merencanakan hidupnya dengan perencanaan yang matang, tidak asal-asalan.

Terus bagaimana mewujudkan mimpi tersebut ?.......gampang ko!... Cukup anda punya keyakinan yang kuat bahwa saya pasti bisa, buktikan dengan kerja atau belajar sungguh-sungguh, focus pada apa yang kamu impikan, konsisten, disiplin. Insyaallah pasti tercapai.


Salamku Menyapa Dunia
Suatu hari KH. Agus Salim - salah satu tokoh Islam dan Nasional - pernah menghadiri suatu rapat tingkat internasional, ketika beliau memberikan paparan dalam rapat, beliau membuka  dengan kalimat salam " Assalamualaikum warahmatullahi wa barakaatuh" beliau sengaja menyapa Perseta rapat dengan kalimat salam karena ingin mengetahui apakah dalam peserta rapat ada saudara seagama, yaitu Muslim.

Menebar salam merupakan suatu yang sangat dianjurkan dalam Islam, salam itu adalah doa, ketika seseorang memberi salam kepada orang lain berarti dia sedang mendoakan orang tersebut, begitu sebaliknya. Salam cerminan kebahagiaan hati jika salam keluar dari hati yang ikhlas.
Hukum memberi salam dalam Islam adalah Sunnah sementara menjawab salam adalah wajib.

Allah SWT berfirman:
Maka apabila  memasuki rumah-rumah hendaklah kamu memberi salam (kepada penghuninya, yang berarti memberi salam) kepada dirimu sendiri, dengan salam yang penuh berkah dan baik dari sisi Allah. Demikianlah Allah menjelaskan ayat-ayat(-Nya) bagimu, agar kamu mengerti."
(QS. An-Nur 24: Ayat 61)

Balaslah kebaikan dengan kebaikan pula, boleh membalas dengan setimpal atau sama ukurannya bahkan melebihi itu lebih baik.
Allah SWT berfirman:

وَاِذَا حُيِّيْتُمْ بِتَحِيَّةٍ فَحَيُّوْا بِاَحْسَنَ مِنْهَاۤ اَوْ رُدُّوْهَا  ۗ  اِنَّ اللّٰهَ كَانَ عَلٰى كُلِّ شَيْءٍ حَسِيْبًا 

"Dan apabila kamu dihormati dengan suatu (salam) penghormatan, maka balaslah penghormatan itu dengan yang lebih baik atau balaslah (penghormatan itu yang sepadan) dengannya. Sungguh, Allah memperhitungkan segala sesuatu."
(QS. An-Nisa' 4: Ayat 86)

Kenapa Islam sangat  menganjurkan pemeluknya agar menebarkan salam?...ya, karena banyak manfaat yang bisa diambilnya. Diantaranya,yaitu: adanya rasa kasih sayang diantara sesama manusia, saling mendoakan kebaikan untuk sesama, terjalinnya tali silaturahmi antar sesama, menghilangkan sifat takabur, dengki dan tinggi hati.


Pernahkah anda melihat seseorang  memakan buah jeruk, coba perhatikan reaksi wajahnya ketika memakan jeruk tersebut, apakah wajahnya sumringah atau kecut? Jika wajahnya sumringah menandakan jeruk itu rasanya manis, sebaliknya jika kecut wajahnya pasti jeruk itu rasanya asam.

Begitulah gambaran orang yang murah senyum, indah dipandangnya dan yang memandangnya pun terbawa larut dalam keindahan. Sebaliknya jika orang yang bermuka masam, jutek,kecut tidak indah dipandang dan yang memandangnya malas untuk mendekatinya apalagi bersahabat dengannya.

Dalam hidup bermasyarakat senyum adalah modal utama untuk berinteraksi dengan lingkungan sekitar. Sebenarnya apasih senyum itu?... mengapa hidup ini harus senyum? Terus sejauh mana manfaatnya.

Senyum menurut kamus besar bahasa Indonesia adalah gerak tawa ekspresif yang tidak bersuara untuk menunjukkan rasa senang, gembira, suka dan sebagainya dengan mengembangkan bibir sedikit.

Senyum itu ibadah, bahkan lebih dari itu senyum dikatagorikan sebagai perbuatan sedekah. Sebagaimana sabda Rasulullah.
"Senyummu dihadapan saudaramu adalah bernilai sedekah bagimu" (HR.Tirmidzi dan Ibnu Hibban).

Kenapa senyum itu penting? Coba jika anda memasuki tempat anda bekerja dengan wajah penuh senyum, apa yang terjadi pada orang sekitar, mereka menyambutmu dengan kebahagiaan dan rasa tentram dihati, atau sebaliknya anda bertamu dengan orang yang mukanya ditekuk alias jutek, cemberut dan kecut, apa yang terjadi pada diri anda? Ketenangan atau ketentraman yang anda dapatkan, tentunya tidak, yang ada anda tidak kerasan alias cepat pamitan.

tersenyumlah, maka hati menjadi tenteram dan yang melihatpun akan merasakan ketentraman itu. Bahkan orang yang banyak senyum selalu awet muda, sebaliknya yang sering cemberut, jutek,kecut cepat tua dikarenakan tertarik nya syaraf-syaraf wajah. Maka tersenyumlah.



Ketika saya lulus dari Madrasah Tsanawiyah  Nurul Huda Cakung Jakarta Timur kemudian saya melanjutkan Madrasah Aliyah Negeri 1 Filial Cilincing Jakarta Utara. Ada dua sekolah yang menawarkan kerja, tapi saya tidak berkenan karena saya harus melanjutkan studi ke perguruan tinggi. Penawaran itu menarik bagi saya untuk mengetahui alasan kenapa mereka menawarkan kerja kepada saya. Rasa ingin tahu mendorong saya untuk bertanya.
" kenapa bapak dan ibu menawarkan kerja kepada saya, padahal kan banyak yang lain". Tanya saya.
" Kamu, kalau berbusana sopan dan rapih" Jawab mereka.

Melihat jawaban yang sama, maka kesopanan dalam berbusana menjadi daya tarik tersendiri sebagai salah satu prasyarat untuk percayanya orang lain terhadap diri kita. Begitu juga dalam melamar pekerjaan di berbagai instansi, kesopanan menjadi tolok ukur diterima seseorang untuk kerja.

Suatu hari ada sebuah lowongan disalah satu stasiun televisi swasta.dibutuhkan seorang karyawan untuk diposisikan ditempat tertentu. Biasa terkadang sebelum dibuka untuk umum biasa ditawari para pejabat tertentu. Salah satu pejabat membawa saudara jauh dari ssng suami. Setelah dites dia lulus, tapi sayang dia tidak bisa menempatkan diri dimana dia berada, dia tidak mempunyai tata kesopanan  terhadap pejabat yang membawa. Dia tidak bisa membedakan mana rumah mana kantor. Melihat seperti itu maka orang tersebut tidak diterima menjadi karyawan di stasiun televisi swasta tersebut.

Keberhasilan seseorang dalam mencapai kesuksesan hidup dilatarbelakangi oleh nilai-nilai etika yang dilakukan ketimbang dari keahlian yang dimiliki. Nah, diantara nilai- nilai etika itu ya, kesopanan. Baik kesopanan dalam berbusana atau berprilaku.

Dengan demikian kesopananmu menjadi magnet atau daya tarik untuk kesuksesan apa yang kamu inginkan. Oleh karena itu mari kita jaga kesopanan dalam menjalani hidup ini.

 ‌

Pro dan kontra dalam menyikapi suatu masalah pasti akan terjadi, hal ini dilatarbelakangi oleh pengalaman-pengalaman hidup seseorang, semakin tinggi pengalaman seorang dalam mengarungi kehidupan semakin bijak dalam menyikapi permasalahan. Sebaliknya semakin rendah pengalaman seorang semakin kurang bijak dalam  menyikapi  permasalahan.karena lebih mendahulukan eksen sebelum berpikir.
‌Begitu juga ketika kita berhadapan dengan permasalahan, sering kita langsung mengeksekusi tanpa Tabayyun terlebih dahulu. Sebagai orang tua atau guru sering kali memojokkan anak ,menghukum tanpa mengoreksi terlebih dahulu. Saya sering melihat jika siswa terlambat sering pihak ketertiban tanpa tanya langsung menghukum siswa tersebut. Guru tersebut tidak tahu bagaimana stresnya seorang siswa tersebut untuk sampai ke sekolah. Sudah stres di jalan ditambah lagi stres oleh sang guru tersebut.
‌Saya pernah mendengar ceramah pak Arif Rahman, seorang pakar pendidikan bagaimana beliau menghadapi siswa-siswi lab school , beliau cukup berdiri digerbang sekolah. Beliau cukup menyapa dengan senyuman manis para siswa tanpa harus menghukum.
‌Begitu juga saya pernah membaca dari situs internet ada seorang siswa terlambat masuk ke sekolah dan dia dilarang masuk oleh satpam, tetapi ada seorang guru . kejadian itu, lalu meminta satpam untuk mempersilakan masuk. Kenapa guru itu mempersilahkan masuk, karena guru itu pernah melihat siswa itu menjadi tukang parkir untuk biaya sekolah. Siswa tersebut dikemudian hari menjadi salah satu menteri pendidikan di tanah air ini.
‌Oleh karena itu jangan kita terlalu mudah menjatuhkan hukuman terhadap siswa atau anak tanpa melihat permasalahan terlebih dahulu. Jangan memecahkan masalah yang berakibat munculnya masalah baru.
‌Apa yang diperbuat didasari dari oleh pola pikir (mindset), pola pikir yang terbentuk karena asupan nutrisi-nutrisi dari hasil melihat, mendengar dan membaca. Dari sinilah munculnya perbedaan cara pandang dalam menyikapi sesuatu




Kata-kata yang terlontar dari mulut seseorang menunjukkan kelasnya. Ko, bisa seperti itu !....ya, karena yang keluar dari mulut orang yang punya kelas, kata-kata punya nyawa , punya magnet, dan penuh hikmah.
Kesantunan dalam bertutur kata sangat penting dan utama, orang yang punya kelas, kata-kata yang keluar sangat indah hingga tidak membuat orang tersinggung baik teman maupun lawan.

Kesantunan kata membuat pendengki akan berpikir dua kali dan kehabisan kata-kata. Karena setiap setiap kata-kata yang keluar dari pendengki dibalasnya dengan bahasa yang indah dan menyejukkan.

Diera milenium ini perkembangan tekhnologi tidak sebanding lurus dengan etika kesantunan berbahasa, banyak didapati hilangnya kesopanan berbahasa, ini ditemukan pada dunia Maya atau media sosial. 

Berapa banyak pelanggaran etika berbahasa baik dilakukan oleh orang yang katanya berpendidikan tinggi maupun berpendidikan rendah, tentunya hal tersebut akan berimbas pada pola tingkah lakunya.

Kesantunan turunan dari kata santun yang menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia berarti halus dan baik Budi bahasanya dan tingkah lakunya. Dilihat dari pengertian tersebut Kesantunan memiliki dua aspek yang sangat sederhana yakni pada bahasa dan perilaku seseorang. Pada aspek bahasa, kesantunan ditekankan pada pemilihan kata. Sedangkan, pada perilaku seseorang, kesantunan dapat dilihat dari ekspresi yang dikeluarkan.

Kesantunan harus ada pada setiap diri, kenapa harus ada?....ya, karena akan menjadikan hidup ini penuh keharmonisan, kedamaian dan terjalinnya hubungan silaturahmi. Ketiadaannya akan berimbas pada jauhnya hubungan antar sesama manusia. 

Oleh karena itu hiasi diri dengan etika kesantunan. Dengan kesantunan yang jauh menjadi dekat, yang sukar menjadi mudah, yang tersumbat menjadi lancar.


Kata-kata yang terlontar dari mulut seseorang menunjukkan kelasnya. Ko, bisa seperti itu !....ya, karena yang keluar dari mulut orang yang punya kelas, kata-kata punya nyawa , punya magnet, dan penuh hikmah.
Kesantunan dalam bertutur kata sangat penting dan utama, orang yang punya kelas, kata-kata yang keluar sangat indah hingga tidak membuat orang tersinggung baik teman maupun lawan.

Kesantunan kata membuat pendengki akan berpikir dua kali dan kehabisan kata-kata. Karena setiap setiap kata-kata yang keluar dari pendengki dibalasnya dengan bahasa yang indah dan menyejukkan.

Diera milenium ini perkembangan tekhnologi tidak sebanding lurus dengan etika kesantunan berbahasa, banyak didapati hilangnya kesopanan berbahasa, ini ditemukan pada dunia Maya atau media sosial. 

Berapa banyak pelanggaran etika berbahasa baik dilakukan oleh orang yang katanya berpendidikan tinggi maupun berpendidikan rendah, tentunya hal tersebut akan berimbas pada pola tingkah lakunya.

Kesantunan turunan dari kata santun yang menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia berarti halus dan baik Budi bahasanya dan tingkah lakunya. Dilihat dari pengertian tersebut Kesantunan memiliki dua aspek yang sangat sederhana yakni pada bahasa dan perilaku seseorang. Pada aspek bahasa, kesantunan ditekankan pada pemilihan kata. Sedangkan, pada perilaku seseorang, kesantunan dapat dilihat dari ekspresi yang dikeluarkan.

Kesantunan harus ada pada setiap diri, kenapa harus ada?....ya, karena akan menjadikan hidup ini penuh keharmonisan, kedamaian dan terjalinnya hubungan silaturahmi. Ketiadaannya akan berimbas pada jauhnya hubungan antar sesama manusia. 

Oleh karena itu hiasi diri dengan etika kesantunan. Dengan kesantunan yang jauh menjadi dekat, yang sukar menjadi mudah, yang tersumbat menjadi lancar.



Suatu hari ada seorang tetangga baru memarkirkan  kendaraan di halaman rumah tetangganya, tak ada sepatah katapun yang keluar dari mulutnya baik dalam bentuk salam atau bentuk sapaan padahal dia lihat banyak orang ditempat itu, hal itu sering dilakukan hingga orang disekitar berkata." Tuh, orang apa hewan, tidak ada tatakramanya, salam tidak permisi tidak? Padahal berpendidikan". 

Suatu hari yang lain, ada seorang yang sedang berjalan sambil berpikir hingga tidak melihat ada orang lain, dia tidak menyapanya karena sedang focus pada pekerjaannya, biasanya suka menyapa, tapi kali ini dia menyapa, hingga orang yang tidak disapa berkata kepada orang lain." Ibu itu marah  dengan saya ya? Ko tidak nyapa saya?. 

Dua contoh diatas bisa dijadikan pelajaran bagi kita dalam hidup bermasyarakat. Ada tatakrama yang harus dijunjung tinggi, ketiadaannya membuat kehidupan menjadi tidak harmonis. Untuk itu mari kita pahami, apa yang dimaksud dengan sapaan?... kenapa kita harus menyapa?...dan sejauh mana manfaatnya?... 
Sapaan kata dasarnya" sapa" mendapat imbuhan akhiran "an"yang berarti ajakan untuk bercakap,teguran dan ucapan. Dengan demikian sapaan adalah suatu proses perbuatan yang dilakukan seorang kepala orang lain untuk diajak bercakap-cakap melalui bentuk teguran, hingga orang lain meresponnya.

Berapa pentingkah sapaan itu dalam hidup bermasyarakat?...tegur sapa mencerikan orang tersebut punya etika tatakrama kesopanan yang tinggi, sapaan menjadikan suasana penuh keharmonisan. Coba bayangkan jika kedua belah pihak tidak saling sapa alias selonong boy padahal mereka saling kenal, anda pasti bisa menebak bahwa orang tersebut hubungan tidak begitu harmonis, tidak punya nilai keakraban, pasti hidup mereka acuh tak acuh.

Terus sejauh mana manfaat sapaan dalam kehidupan ini. Segala sesuatu yang Allah SWT, ciptakan di muka bumi ada manfaatnya, sekalipun dalam pandangan manusia itu buruk. Begitu juga bagi orang yang mempunyai etika tatakrama yang mulia, jika diaplikasikan dalam kehidupan akan berbuah kebaikan untuknya. Nilai-nilai positif yang terkandung didalamnya adalah keakraban, terjaga silaturahmi, kedamaian, keharmonisan dan lainnya.

Bertegur sapa tidak mengenal kasta, tidak mengenal pendidikan, tidak ada penyekat dinding pemisah, bertegur sapa dilakukan kepada siapa saja, tidak mengenal tempat, tidak mengenal waktu.
Bagaimana caranya?.... yang melihat terlebih dahulu yang menyapa. 

Oleh karena itu jadikan sapaan bagian hidup, agar kehidupan menjadi terarah.

Dalam hidup ini terkadang kita lebih pandai menilai orang lain ketimbang menilai diri sendiri. kenapa bisa terjadi?... karena alat yang digunakan untuk melihat itu mata bukan hati. Mata selalu melihat kedepan sedang hati kedalam. Mata itu mudah tertipu. Terkadang apa yang dilihat mata tidak semua benar dan salah, sebab itu banyak yg tertipu.
Ketika hati yang melihatnya sulit untuk mengingkarinya.

Hati tidak bisa dibohongi, tapi lama-kelamaan menjadi kotor kalau tidak dibersihkan. Hati adalah laksana cahaya, ia menerangi dan menuntun kemana gerak langkah sang pemilik untuk melangkah.jika hati bersih, maka tindakan kebaikan yang muncul, tapi sebaliknya jika hati kotor tak tentu arah untuk melangkah.

Sebaik-baik manusia adalah manusia yang pandai menghisab atau introspeksi diri tentang apa yang dia lakukan selama ini.  Saidina Umar bin Khattab pernah berkata" hisablah dirimu sebelum kamu dihisab". Bila seorang sering menghisab diri, maka orang tersebut semakin mengetahui kekurangan diri dan sedapat mungkin menutupi atas kekurangannya. Semakin sedikit kurangnya, maka yang ada adalah kesuksesan yang sedang menunggu.

Introspeksi adalah peninjauan atau koreksi terhadap (perbuatan,sikap, kelemahan, kesalahan dan sebagainya) diri sendiri.(KBBI). Introspeksi Juga disebut dengan mawas diri. Jadi introspeksi adalah suatu proses yang dilakukan seseorang terhadap sesuatu perbuatan atau sikap yang pernah diperbuat sebelumnya hingga mampu mengindentifikasi kesalahan-kesalahan atau kelemahan-kelemahan. Hal ini sebagai barometer untuk melakukan langkah berikutnya, hingga bisa meminimalisir kesalahan atau kelemahan berikutnya. 

Ketika kita tidak mampu introspeksi diri, terkadang kita selalu menyalahkan orang lain atau keadaan. Contoh, sering didapati dalam rapat seorang guru selalu mengeluh dan terkadang menyalahkan siswa-siswi yang diajarkan - suka ngobrol, bercanda, tidur alias tidak focus - padahal kalau guru tersebut bisa bercermin tentang dirinya, dia tidak akan menyalahkan siswa-siswi, melainkan guru tersebut menyalahkan diri karena belum bisa menjadi guru yang menarik dan menyenangkan. Itulah pentingnya introspeksi diri, jika suatu terjadi dia lebih dahulu melihat kedirinya sebelum kediri orang lain.

Sejauh mana sih manfaat dari introspeksi?... introspeksi diri ada ketika manusia mengalami kegagalan dalam hidup yang dijalankan. Ketika manusia mencapai kesuksesan yang ada dalam kehidupan sehari-hari adalah sebuah kebahagiaan, kesenangan dan keindahan, namun sebaliknya ketika kegagalan yang dialaminya, maka disinilah dia melakukan introspeksi terhadap sesuatu yang menyebabkan kegagalannya.disini introspeksi sebagai metode untuk melihat sebab-sebab terjadinya kegagalannya.

Introspeksi bisa juga disebut kontemplasi atau refleksi diri, karena semuanya mempunyai kesamaan. Instrospeksi bisa dilakukan diawal dalam rangka meliminasi kemungkinan kegagalan, bisa juga diakhir dengan tujuan memperbaiki kegagalan sebelumnya. Dengan demikian introspeksi  berpungsi sebagai perbaikan untuk lebih baik.

Ingat didunia ini tidak ada yang sempurna, kesempurnaan hanya milik sang penyempurna. Manusia hanya bisa berusaha menuju tangga-tangga kesempurnaan, untuk menuju kesempurnaan butuh introspeksi diri.


Kebijakan 

Suatu hari di zaman Kholifah Umar bin Khattab ada seorang yang mencuri makanan karena sudah beberapa hari tidak makan sementara dia tinggal dilingkungan orang-orang kaya. Ketika dia sedang mengambil makanan tersebut dia tertangkap kemudian dibawa kehadapan Kholifah.
" Kenapa kamu mencuri" tanya Umar.
" Keluargaku kelaparan sudah berapa hari tidak menyentuh makanan, aku melakukan dalam keadaan terpaksa" jawab pencuri.
" kamu tinggal di daerah mana" tanya Umar lagi.
" Aku tinggal di daerah ini....." Jawab pencuri.
Khalifah Umar telah mengetahui bahwa daerah yang disebut pencuri itu dihuni oleh para orang kaya, maka Umar memanggil para orang kaya lalu menghukumnya karena kelalaiannya mengasihi orang-orang miskin dilingkungannya, Sementara pencuri dibebaskan.

Ditengah pandemi Virus Corona atau Covid-19 untuk membatasi penyebaran virus pemerintah melakukan PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar) berdampak pada melemahnya perekonomian rakyat dan hal ini sangat dirasakan terutama bagi masyarakat miskin. Tidak ada virus Corona saja susah mencari nafkah apalagi dalam kondisi ini.
Sampai titik nadirnya dengan keterpaksaan ada yang sampai mencuri beras hingga tertangkap warga kemudian dihakimi beramai-ramai tanpa mau tahu kondisi pencuri tersebut, inilah potret buruk masyarakat kita.

Tidak selamanya pencuri itu harus dihukum sekalipun mencuri adalah perbuatan tercela, perlu kebijakan dari para pemimpin. Jangan sampai hukum tajam kebawah tumpul ke atas. Belajarlah dari kisah Kholifah Umar bin Khattab.

Hukum memang harus ditegakkan, tapi bukan serta Merta atau membabi buta tanpa melihat latar belakang permasalahannya. Islam sangat menjunjung tinggi hukum, jika pihak yang dirugikan memaafkan maka hukum akan berubah. Contoh ketika seseorang muslim membunuh sesama muslim, maka hukumannya diqishos ( balasan setimpal), tapi jika ada pihak keluarga memaafkan gugur hukum tersebut. 

Mari kita bijak dalam menyikapi sesuatu yang terjadi pada kehidupan ini. Agar kita tidak salah dalam melangkah.

j

Tidak ada manusia yang dilahirkan dalam keadaan pandai, artinya untuk mencapai kepandaian diperlukan usaha. Ilmu tidak akan pernah datang untuk menghampiri anda, maka andalah yang menjemputnya. 

Tuhan telah memberikan pada setiap makhluk ability, kompetisi atau kemampuan,  tergantung manusia untuk mewujudkannya. Ability akan nampak kepermukaan  jika ada usaha. Belajar adalah salah satu usaha manusia untuk merubah diri dari tidak tahu menjadi tahu.

Untuk mencapai sejauh mana anda menguasai ilmu pengetahuan ditentukan sejauh mana nilai kesungguhan anda belajar. Semakin tinggi nilai kesungguhan anda dalam belajar, semakin banyak ilmu pengetahuan yang anda miliki, sebaliknya semakin rendah nilai kesungguhan anda belajar,semakin rendah ilmu pengetahuan yang anda dapat.

Ketika ilmu pengetahuan mampu anda taklukkan, maka anda akan menguasai dunia. pada gilirannya anda mendapatkan kedudukan yang tinggi. Tuhan pernah mengatakan dalam kitab sucinya pada surat Al-Mujadilah ayat 11.

يَرْفَعِ اللّٰهُ الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا مِنْكُمْ  ۙ  وَالَّذِيْنَ اُوْتُوا الْعِلْمَ دَرَجٰتٍ   ۗ  وَاللّٰهُ بِمَا تَعْمَلُوْنَ خَبِيْرٌ

Allah akan mengangkat (derajat) orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui terhadap apa yang kamu kerjakan."
(QS. Al-Mujadilah 58: Ayat 11)

Baik muslim maupun non muslim jika telah menguasai ilmu pengetahuan, mereka akan diangkat derajatnya dihadapan manusia di dunia ini, tetapi ketika mereka mempunyai keimanan yang kuat dalam Islam, mereka akan diangkat derajatnya bukan saja di dunia bahkan sampai ke akhirat mereka mendapat kemuliaan.

Belajar sangat dianjurkan dalam Islam, tidak ada diskriminasi dalam belajar. Pria dan wanita mendapatkan kedudukan yang sama. Sebagaimana yang tertuang dalam sabda Rasulullah. 
طَلَبُ الْعِلْمِ فَرِيْضَةٌ عَلَى كُلِّ مُسْلِمٍ وَمُسْلِمَةٍ
Artinya : ”Mencari ilmu itu adalah wajib bagi setiap muslim laki-laki maupun muslim perempuan”. (HR. Ibnu Abdil Barr)

Ketika ada keinginan anda untuk menuntut ilmu pengetahuan Allah SWT, memudahkan jalan keluarnya. Sebagaimana sabda Rasulullah.
وَمَنْ سَلَكَ طَرِيقًا يَلْتَمِسُ فِيهِ عِلْمًا سَهَّلَ اللَّهُ لَهُ بِهِ طَرِيقًا إِلَى الْجَنَّةِ

Artinya: "Siapa yang menempuh jalan untuk mencari ilmu, maka Allah akan mudahkan baginya jalan menuju surga." (HR. Muslim, no. 2699).
Dengan ilmu anda bisa menundukkan dunia ini, ketika dunia tunduk apapun yang anda minta akan terwujud hingga anda  mendapatkan kebahagiaan hidup. Hal ini tertuang dalam sabda Rasulullah.
مَنْ أَرَا دَالدُّنْيَا فَعَلَيْهِ بِا لْعِلْمِ، وَمَنْ أَرَادَالْاآخِرَةَ فَعَلَيْهِ بِالْعِلْمِ، وَمَنْ أَرَادَهُمَا فَعَلَيْهِ بِالْعِلْمِ
Artinya : ”Barang siapa yang menghendaki kehidupan dunia maka wajib baginya memiliki ilmu, dan barang siapa yang menghendaki kehidupan Akherat, maka wajib baginya memiliki ilmu, dan barang siapa menghendaki keduanya maka wajib baginya memiliki ilmu”. (HR. Turmudzi)

Jadikan diri anda sang pembelajar sejati yang tidak mengenal waktu, usia dan tempat untuk senantiasa belajar dan belajar atau belajar sepanjang hayat (kehidupan).long education.sebagaimana sabda Rasulullah.
أُطْلُبِ الْعِلْمَ مِنَ الْمَهْدِ إِلَى الَّلحْدِ
Artinya : ”Carilah ilmu sejak dari buaian hingga ke liang lahat”. (Al Hadits)

Komentar


Anda Pemilik Otak Genius
Semua makhluk hidup yang Allah SWT, ciptakan memiliki otak, tetapi Otak setiap makhluk berbeda-berbeda kualitas dan kapasitasnya, ada yang berkembang ada juga yang tidak berkembang, contoh seekor burung dari zaman diciptakan sampai dunia ini berakhir dalam membuat sarangnya tidak ada perubahan sama sekali, beda dengan manusia otaknya selalu mengalami perubahan sesuai dengan perkembangan zaman.

Begitu juga dengan otak anda, jika anda pandai mengolahnya anda bisa mengalahkan otaknya BJ. Habibi, Einstein dan lainnya. Mungkinkah itu bisa terjadi? Tidak ada yang mustahil di dunia ini, jika anda mengetahui caranya.

Otak manusia bagai biokompuer yang mampu menginstal jutaan file, begitu juga otak manusia mempunyai kapasitas melebihi komputer, yang baru dipakai manusia baru < 1 persen dari seluruh potensi dan kafasitas otak kita. Memakainya 8 persen saja, katanya kita akan menjadi seorang profesor di 8 cabang ilmu yang berbeda dan menguasai 18 bahasa asing.(Sutanto Windura).

Anda pemilik otak genius, installah otak anda dengan berbagai ilmu pengetahuan sebagaimana anda meng-install komputer Anda. Otak anda terdiri dari otak kiri dan otak kanan bahkan ada yang menambah otak tengah, tapi yang banyak dibahas adalah otak kiri dan otak kanan.

Realisasi dilapangkan bahkan pada dunia pendidikan lebih banyak menekankan otak kiri sementara otak kanan kurang mendapat perhatian. Ketika otak kiri yang bersifat terbatas itu lebih dominan akan berakibat overload atau titik jenuh, hingga apa yang dibaca,dihafal dan difahami hilang tak berbekas, karena otak kiri memuat Anka,huruf, hitungan,data dan daftar yang kesemuanya ingatan jangka pendek.

Otak kanan lebih mengarah ingatan jangka panjang seperti irama, gambar, warna, demensia, imajinasi, konseptual dan melamun.

Penggunaan otak harus balance antara otak kiri dan otak kanan hingga tidak terjadi ketimpangan, jika tidak balance penggunaan otak tidak maksimal. Maka banyak orang yang gagal mengejar prestasi.

Coba anda perhatikan, ketika anda pernah bertemu teman yang sudah cukup lama pasti anda mengatakan " siapa itu yah, dia itu temanku waktu di SD ?... Kenapa anda lupa?... karena nama itu berkaitan dengan hurup sementara wajah berkaitan dengan gambar.

Pernahkah anda melihat salah satu acara di stasiun televisi Berpacu dengan Melodi, cukup hots menekan satu not alat musik, maka peserta langsung menebak judul lagu tersebut. Kenapa terjadi sangat cepat?... karena not adalah berkaitan dengan irama ( musik). Irama domain otak kanan yaitu ingatan jangka panjang.

Mungkin anda pernah melihat Al Qur'an Tahfiz. Setiap baris ayat dibedakan dengan warna, kenapa seperti itu?...agar mudah menghafal. Warna adalah domain otak kanan.
Agar daya ingatan kuat, belajar tidak membosankan, focus, rileks dan lainnya kombinasikan antara otak kiri dan otak kanan anda. Pasti anda menjadi manusia yang genius.

Dikisahkan tentang bagaimana sang Kholifah dalam menegakkan keadilan kepada terdakwa. Suatu hari Saidina Ali bin Abi Thalib sedang melakukan persidangan terhadap terdakwa ketika Saidina Ali ingin mengambil keputusan untuk menjatuhkan hukuman kepada terdakwa, tetiba terdakwa maju dan meludahi Saidina Ali, Sontak Saidina Ali terperanjat lalu Saidina Ali menghentikan sebentar sidang tersebut. 

Sebagai manusia biasa tentunya ada perasaan marah dan amarahnyapun naik, setelah redah amarahnya baru sidang dilanjutkan kembali dan barulah Saidina Ali memutuskan hukuman terhadap terdakwa.

Setelah persidangan ada seorang peserta yang mengikuti jalannya persidangan bertanya.
" Ya, Saidina Ali. Kenapa persidangan kamu hentikan padahal kamu tinggal ketuk palu saja? Kata peserta dengan penasaran.
" Kalau aku putuskan pada saat itu, aku memutuskan hukuman bukan berdasarkan keadilan, tetapi berdasarkan amarah? Jawab Saidina Ali.

Apa pelajaran yang dapat kita petik dari kisah tersebut.

Jangan sampai kita memutuskan suatu permasalahan dalam kondisi hati kita tidak tenang atau terbawa emosi. Jika emosi turut campur maka kebenaran sulit ditegakkan bahkan semau kita.

Jangan sampai terjadi masalah pribadi melatarbelakangi keputusan tentunya akan jauh dari rasa keadilan.

Jangan sampai kedengkian kepada seseorang  membuat kita tidak berlaku adil.

Dalam hidup ini sering kita temui memutuskan sesuatu dalam kondisi emosional dan setelah redah  barulah muncul rasa penyesalan. Oleh karenanya didalam memutuskan apapun bentuknya dibutuhkan ketenangan hati. 

Islam telah mengajarkan kepada pemeluknya agar senantiasa menegakkan keadilan sebagaimana firman Allah SWT.

يٰۤـاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا كُوْنُوْا قَوَّا مِيْنَ لِلّٰهِ شُهَدَآءَ بِالْقِسْطِ  ۖ  وَلَا يَجْرِمَنَّكُمْ شَنَاٰنُ قَوْمٍ عَلٰۤى اَ لَّا تَعْدِلُوْا  ۗ  اِعْدِلُوْا ۗ  هُوَ اَقْرَبُ لِلتَّقْوٰى  ۖ  وَاتَّقُوا اللّٰهَ  ۗ  اِنَّ اللّٰهَ خَبِيْرٌۢ بِمَا تَعْمَلُوْنَ

"Wahai orang-orang yang beriman! Jadilah kamu sebagai penegak keadilan karena Allah (ketika) menjadi saksi dengan adil. Dan janganlah kebencianmu terhadap suatu kaum mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. Berlaku adillah. Karena (adil) itu lebih dekat kepada takwa. Dan bertakwalah kepada Allah, sungguh, Allah Maha Mengetahui terhadap apa yang kamu kerjakan."
(QS. Al-Ma'idah 5: Ayat 8)