Buah dari Keikhlasan

Buah dari Keikhlasan.....


Ketika duduk di bangku Aliyah ( MAN 1 Filial Cilincing Jakarta Utara ) saya sudah terbiasa berangkat sekolah jam 5.45 WIB, jika lewat dari itu sudah dapat dibayangkan kemacetan pasti kita dapati. Bagi saya tidak ada istilah terlambat karena macet, yang namanya Jakarta dimana-mana pasti macet. Oleh karena itu harus mempunyai strategi bagaimana menghindari macet.
Pernah saya mendengar dari salah satu pejabat yang mengurusi bidang pendidikan madrasah Jakarta.
" Ada dua cara untuk mengatasi dari kemacetan; satu, berangkat sebelum orang banyak berangkat kerja.dua, harus hapal atau mengetahui jalan tikus" kata beliau.
Sekolah masih sepi tidak nampak siswa-siswi berkeliaran, nampak dari kejauhan kepala sekolah sedang menyapu ruang kantor. Memang kepala sekolah sering menginap di sekolah. Saya lihat kepala sekolah menghempas-hempaskan sapu kelantai. Dalam hati bertanya-tanya " kenapa kepala sekolah melakukan itu ? Bukan sudah ada pramubakti, kan dia tinggal suruh saja". Kata saya dalam hati.
Mungkin kepala sekolah ingin mengajari saya, agar saya tidak bekerja hanya jika ada tugas, tanpa pikir panjang saya angkat semua kursi kelas kemudian saya sapu sampai bersih tetapi setelah bersih saya biarkan kursi masih berada diatasmeja agar yang bertugas pada hari itu yang menurunkan. Saya harus ikhlas jika tidak ikhlas akan timbul pada diri sifat perhitungan.
Kebiasaan yang sering dilakukan di waktu sekolah terbawa sampai kini, saya datang kesekolah jarang sekali terlambat andaikan terlambat karena ada sebab,yaitu ban motor terkena paku. Sampai dalam kondisi sakitpun saya selalu tepat waktu sekalipun menggunakan mobil. Ya, sekali lagi tidak ada alasan untuk terlambat kerja.
Begitu pentingnya pembiasaan perbuatan yang baik hingga menjadi sebuah karakter positif dalam hidup ini terutama untuk siswa-siswi di sekolah. Tentunya perbuatan baik itu akan bermanfaat untuk diri sendiri.
Suatu hari teman mengajak saya untuk bekerja di suatu lembaga pendidikan yang beliau pimpin. beliau disamping mengajar di MTSN 5 Jakarta juga menjadi kepala sekolah di SMK Rawamangun.
" Pak Harto, mau tidak bantu mengajar di tempat saya" pinta beliau.
" Boleh pak, asal sesuai dengan kompetensi yang saya punya" jawab saya.
" Ya sudah, besok datang ya...saya tunggu'" katanya lagi.
" Baik pak, terimakasih banyak" jawab saya.
Setelah mengajar satu bulan saya bertanya kepada kepala sekolah tersebut.
" Pak, maaf ya... boleh tidak bertanya" kata saya.
" Ya, silahkan pak Harto... Monggo...." Jawab beliau.
" Kenapa bapak ngajak saya mengajar di sekolah bapak" kata saya lagi.
" Hmmmmm.... hehehe....saya melihat pak Harto ikhlas dalam bekerja dan saya lihat aktif di setiap kegiatan sekolah" jawab bapak kepsek.
Ikhlas berbuah tambahnya rezeki, olek karena itu bekerjalah yang baik.inshaAllah teman-teman kita akan menilainya. Jadilah seperti jam dinding dilihat maupun tidak dilihat jam itu terus berputar.

0 komentar:

Posting Komentar