Pro dan kontra dalam menyikapi suatu masalah pasti akan terjadi, hal ini dilatarbelakangi oleh pengalaman-pengalaman hidup seseorang, semakin tinggi pengalaman seorang dalam mengarungi kehidupan semakin bijak dalam menyikapi permasalahan. Sebaliknya semakin rendah pengalaman seorang semakin kurang bijak dalam menyikapi permasalahan.karena lebih mendahulukan eksen sebelum berpikir.
Begitu juga ketika kita berhadapan dengan permasalahan, sering kita langsung mengeksekusi tanpa Tabayyun terlebih dahulu. Sebagai orang tua atau guru sering kali memojokkan anak ,menghukum tanpa mengoreksi terlebih dahulu. Saya sering melihat jika siswa terlambat sering pihak ketertiban tanpa tanya langsung menghukum siswa tersebut. Guru tersebut tidak tahu bagaimana stresnya seorang siswa tersebut untuk sampai ke sekolah. Sudah stres di jalan ditambah lagi stres oleh sang guru tersebut.
Saya pernah mendengar ceramah pak Arif Rahman, seorang pakar pendidikan bagaimana beliau menghadapi siswa-siswi lab school , beliau cukup berdiri digerbang sekolah. Beliau cukup menyapa dengan senyuman manis para siswa tanpa harus menghukum.
Begitu juga saya pernah membaca dari situs internet ada seorang siswa terlambat masuk ke sekolah dan dia dilarang masuk oleh satpam, tetapi ada seorang guru . kejadian itu, lalu meminta satpam untuk mempersilakan masuk. Kenapa guru itu mempersilahkan masuk, karena guru itu pernah melihat siswa itu menjadi tukang parkir untuk biaya sekolah. Siswa tersebut dikemudian hari menjadi salah satu menteri pendidikan di tanah air ini.
Oleh karena itu jangan kita terlalu mudah menjatuhkan hukuman terhadap siswa atau anak tanpa melihat permasalahan terlebih dahulu. Jangan memecahkan masalah yang berakibat munculnya masalah baru.
Apa yang diperbuat didasari dari oleh pola pikir (mindset), pola pikir yang terbentuk karena asupan nutrisi-nutrisi dari hasil melihat, mendengar dan membaca. Dari sinilah munculnya perbedaan cara pandang dalam menyikapi sesuatu
Begitu juga ketika kita berhadapan dengan permasalahan, sering kita langsung mengeksekusi tanpa Tabayyun terlebih dahulu. Sebagai orang tua atau guru sering kali memojokkan anak ,menghukum tanpa mengoreksi terlebih dahulu. Saya sering melihat jika siswa terlambat sering pihak ketertiban tanpa tanya langsung menghukum siswa tersebut. Guru tersebut tidak tahu bagaimana stresnya seorang siswa tersebut untuk sampai ke sekolah. Sudah stres di jalan ditambah lagi stres oleh sang guru tersebut.
Saya pernah mendengar ceramah pak Arif Rahman, seorang pakar pendidikan bagaimana beliau menghadapi siswa-siswi lab school , beliau cukup berdiri digerbang sekolah. Beliau cukup menyapa dengan senyuman manis para siswa tanpa harus menghukum.
Begitu juga saya pernah membaca dari situs internet ada seorang siswa terlambat masuk ke sekolah dan dia dilarang masuk oleh satpam, tetapi ada seorang guru . kejadian itu, lalu meminta satpam untuk mempersilakan masuk. Kenapa guru itu mempersilahkan masuk, karena guru itu pernah melihat siswa itu menjadi tukang parkir untuk biaya sekolah. Siswa tersebut dikemudian hari menjadi salah satu menteri pendidikan di tanah air ini.
Oleh karena itu jangan kita terlalu mudah menjatuhkan hukuman terhadap siswa atau anak tanpa melihat permasalahan terlebih dahulu. Jangan memecahkan masalah yang berakibat munculnya masalah baru.
Apa yang diperbuat didasari dari oleh pola pikir (mindset), pola pikir yang terbentuk karena asupan nutrisi-nutrisi dari hasil melihat, mendengar dan membaca. Dari sinilah munculnya perbedaan cara pandang dalam menyikapi sesuatu
0 komentar:
Posting Komentar