Penegakan Keadilan


Dikisahkan tentang bagaimana sang Kholifah dalam menegakkan keadilan kepada terdakwa. Suatu hari Saidina Ali bin Abi Thalib sedang melakukan persidangan terhadap terdakwa ketika Saidina Ali ingin mengambil keputusan untuk menjatuhkan hukuman kepada terdakwa, tetiba terdakwa maju dan meludahi Saidina Ali, Sontak Saidina Ali terperanjat lalu Saidina Ali menghentikan sebentar sidang tersebut. 

Sebagai manusia biasa tentunya ada perasaan marah dan amarahnyapun naik, setelah redah amarahnya baru sidang dilanjutkan kembali dan barulah Saidina Ali memutuskan hukuman terhadap terdakwa.

Setelah persidangan ada seorang peserta yang mengikuti jalannya persidangan bertanya.
" Ya, Saidina Ali. Kenapa persidangan kamu hentikan padahal kamu tinggal ketuk palu saja? Kata peserta dengan penasaran.
" Kalau aku putuskan pada saat itu, aku memutuskan hukuman bukan berdasarkan keadilan, tetapi berdasarkan amarah? Jawab Saidina Ali.

Apa pelajaran yang dapat kita petik dari kisah tersebut.

Jangan sampai kita memutuskan suatu permasalahan dalam kondisi hati kita tidak tenang atau terbawa emosi. Jika emosi turut campur maka kebenaran sulit ditegakkan bahkan semau kita.

Jangan sampai terjadi masalah pribadi melatarbelakangi keputusan tentunya akan jauh dari rasa keadilan.

Jangan sampai kedengkian kepada seseorang  membuat kita tidak berlaku adil.

Dalam hidup ini sering kita temui memutuskan sesuatu dalam kondisi emosional dan setelah redah  barulah muncul rasa penyesalan. Oleh karenanya didalam memutuskan apapun bentuknya dibutuhkan ketenangan hati. 

Islam telah mengajarkan kepada pemeluknya agar senantiasa menegakkan keadilan sebagaimana firman Allah SWT.

يٰۤـاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا كُوْنُوْا قَوَّا مِيْنَ لِلّٰهِ شُهَدَآءَ بِالْقِسْطِ  ۖ  وَلَا يَجْرِمَنَّكُمْ شَنَاٰنُ قَوْمٍ عَلٰۤى اَ لَّا تَعْدِلُوْا  ۗ  اِعْدِلُوْا ۗ  هُوَ اَقْرَبُ لِلتَّقْوٰى  ۖ  وَاتَّقُوا اللّٰهَ  ۗ  اِنَّ اللّٰهَ خَبِيْرٌۢ بِمَا تَعْمَلُوْنَ

"Wahai orang-orang yang beriman! Jadilah kamu sebagai penegak keadilan karena Allah (ketika) menjadi saksi dengan adil. Dan janganlah kebencianmu terhadap suatu kaum mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. Berlaku adillah. Karena (adil) itu lebih dekat kepada takwa. Dan bertakwalah kepada Allah, sungguh, Allah Maha Mengetahui terhadap apa yang kamu kerjakan."
(QS. Al-Ma'idah 5: Ayat 8)

0 komentar:

Posting Komentar