Penyerahan Diri Penentram Hati



Penyerahan Diri Penentram Hati
Suatu Hari ketika bubaran sekolah penulis bersama teman pulang dengan menaiki mobil KWK, di pertengahan jalan penulis melihat sesosok tubuh yang beda dari orang kebanyakan, dia sibuk dengan dirinya sendiri tanpa peduli dengan orang sekitarnya. Sorot matanya tanpa makna begitu juga senyumnya tanpa arti dan kata-kata yang keluar dari mulut tanpa tujuan. Teman penulis menjelaskan orang yang penulis lihat kebetulan orang tersebut satu daerah dengannya.

" Orang itu tadinya orang pintar" kata teman.
" Oh, seperti itu" timpal penulis.
" Waktu dia sekolah termasuk siswa yang pintar dan selalu mendapat rangking" kata teman menjelaskan.
"Tetapi kenapa seperti itu " tanya penulis.
" Ceritanya dia ikut tets di perguruan tinggi bersama teman-temannya, ketika pengumuman hasil dia tidak lulus sementara temannya lulus, dia mungkin malu karena dia di sekolah termasuk siswa berprestasi sementara teman-temannya yang lulus siswa biasa saja, akhirnya dia stres" jawab temanku.
" Oh, begitu ya ceritanya" timpal penulis.

Banyak dijumpai di masyarakat orang-orang stres bahkan jangan- jangan anda pernah mengalaminya walaupun stress pada takaran minimal. Setiap orang pernah mengalami stres. Apalagi ketika musim pemilihan umum setelah hasil pemilihan umum diumumkan, maka banyak anda dengar dan dapati para peserta pemilu mengalami gangguan psikis hingga kesadarannya tertanggung hingga akhirnya harus dirawat di rumah sakit khusus.

Kenapa hal ini terjadi?  Terkadang seseorang terlalu membanggakan diri dan percaya diri berlebihan, menganggap keberhasilan yang telah dicapai adalah hasil usahanya sendiri dan menyampingkan yang lainnya atau terlalu meremehkan sesuatu. Kesombongan, keegoisannya dan keakuannya menyebabkan banyak orang  stres menghadapi kenyataan yang terjadi. 

Dia tidak tahu bahwa apa yang diprediksi tidak semuanya benar dan terwujud. Stress yang terjadi kepada kebanyakan orang adalah terlalu percaya diri dan melupakan Tuhan, dalam artian tuhan tidak disertakan dalam usaha yang dilakukan. Begitu juga dalam beragama tidak semua dipasrahkan semuanya keTuhan tanpa didahului usaha. Tuhan mengajarkan adanya usaha manusia baru tuhan yang menentukan, apapun hasilnya harus diterima oleh manusia. Dalam bahasa agama disebut TAWAKAL, yaitu sebuah penyerahan diri setelah adanya usaha. Untuk lebih jauh pemahaman mari anda lihat depinisi tersebut.

Penyerahan diri atau Tawakal menurut Wikipedia: Tawakal (bahasa Arabتوكُل‎‎) atau tawakkul berarti mewakilkan atau menyerahkan. Dalam agama Islam, tawakal berarti berserah diri sepenuhnya kepada Allah dalam menghadapi atau menunggu hasil suatu pekerjaan, atau menanti akibat dari suatu keadaan.
Imam al-Ghazali merumuskan definisi tawakkal sebagai berikut, "Tawakkal ialah menyandarkan kepada Allah swt tatkala menghadapi suatu kepentingan, bersandar kepadaNya dalam waktu kesukaran, teguh hati tatkala ditimpa bencana disertai jiwa yang tenang dan hati yang tenteram.
Menurut Abu Zakaria Ansari, tawakkal ialah "keteguhan hati dalam menyerahkan urusan kepada orang lain". Sifat yang demikian itu terjadi sesudah timbul rasa percaya kepada orang yang diserahi urusan tadi. Artinya, ia betul-betul mempunyai sifat amanah (tepercaya) terhadap apa yang diamanatkan dan ia dapat memberikan rasa aman terhadap orang yang memberikan amanat tersebut.
Dari penjelasan di atas bisa ditarik sebuah kesimpulan bahwa penyerahan diri adalah sebuah usaha manusia untuk penyerahan diri secara totalitas setelah adanya usaha maksimal. Contoh suatu yang terjadi di zaman Rasulullah SAW ada seorang sahabat yang berkunjung ke rumah Rasulullah SAW, dengan mengendarai  seekor kuda, sesampainya di rumah Rasulullah dia turun kemudian dia taruh kudanya tanpa diikat terlebih dahulu, dia pasrahkan kudanya kepada Allah SWT, Rasulullah melihatnya dan menegur sahabat tersebut. Rasulullah SAW memerintahkan sahabat untuk mengikat kudanya lalu pasrahkan kepada Allah SWT.

Sama halnya ketika anda lapar dan di hadapan tersedia berbagai macam hidangan lantas anda bilang" kupasrahkan diri terserah Allah SWT, nanti juga Allah yang mengeyangkan diriku". Kalau anda seperti ini sampai kiamat datang Anda tidak akan pernah kenyang malahan yang ada mati kelaparan bagai ayam mati di atas sekam.

Terus bagaimana cara penyerahan diri yang benar dan baik?
Mungkin anda pernah melihat gembok, semakin besar benda yang akan di lindungi semakin besar pula gembok yang digunakan, tentunya semakin sulit untuk dibuka tanpa anak kunci, tetapi jika ada anak kunci sebesar apapun gembok itu dengan mudah dibukanya. Begitu juga dengan penyerahan diri kepada Tuhan, anda akan melakukan, jika anda mengetahui caranya. Setidaknya inilah diantara caranya.

 Satu, adanya ikhtiar atau usaha, artinya anda tidak serta merta menyerahkan diri kepada Tuhan tanpa adanya usaha sama sekali. Tuhan bisa saja mengabulkan keinginan anda karena Tuhan maha segalanya, tetapi Tuhan memberikan manusia sebuah kebebasan untuk melakukan sesuatu usaha terlebih dahulu dan itu sudah merupakan sunatullah dan Tuhan tidak akan melanggarnya sekalipun Tuhan mempunyai hak veto  terhadap semua hal. 

Coba perhatikan firman Tuhan di bawah ini!
]إِنَّ اللَّهَ لَا يُغَيِّرُ مَا بِقَوْمٍ حَتَّى يُغَيِّرُوا مَا بِأَنْفُسِهِمْ....
Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum, sebelum kaum itu sendiri mengubah apa yang ada pada diri mereka...” (TQS. Ar-Ra’d [13]: 11).
Artinya harus ada usaha dari manusia itu sendiri baru Tuhan yang menentukan, sebagai perintah Rasulullah kepada sahabat, ikat dulu kuda baru serahkan kepada Allah.
Dua, doa. Orang yang tahu akan dirinya sebagai makhluk yang lemah, dia tidak akan pernah meninggalkan Tuhan. Dia selalu bersandar kepada Tuhan pada setiap keadaan. Ketika anda tidak kenal Tuhan, maka yang ada pada diri anda adalah sebuah kesombongan dan keangkuhan. 

Tidak ada yang mampu merubah takdir seseorang kecuali dengan kekuatan doa. Kekuatan doa  mampu merubah sesuatu yang tadinya mustahil menjadi sebuah kenyataan. Tuhan akan selalu menjawab permohonan hamba-Nya. Sebagai mana yang termaktub dalam kitab suci Al-Qur'an.

Allah SWT berfirman:

وَاِذَا  سَاَلَـكَ عِبَادِيْ عَنِّيْ فَاِنِّيْ قَرِيْبٌ ۗ  اُجِيْبُ دَعْوَةَ الدَّاعِ اِذَا دَعَانِ فَلْيَسْتَجِيْبُوْا لِيْ وَلْيُؤْمِنُوْا بِيْ لَعَلَّهُمْ يَرْشُدُوْنَ

"Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu (Muhammad) tentang Aku, maka sesungguhnya Aku dekat. Aku kabulkan permohonan orang yang berdoa apabila dia berdoa kepada-Ku. Hendaklah mereka itu memenuhi (perintah)-Ku dan beriman kepada-Ku agar mereka memperoleh kebenaran."
(QS. Al-Baqarah 2: Ayat 186)

Allah SWT berfirman:

وَقَالَ رَبُّكُمُ ادْعُوْنِيْۤ اَسْتَجِبْ لَـكُمْ ۗ  اِنَّ الَّذِيْنَ يَسْتَكْبِرُوْنَ عَنْ عِبَادَتِيْ سَيَدْخُلُوْنَ جَهَنَّمَ دَاخِرِيْنَ

"Dan Tuhanmu berfirman, Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Aku perkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang sombong tidak mau menyembah-Ku akan masuk ke Neraka Jahanam dalam keadaan hina dina."
(QS. Ghafir 40: Ayat 60)

Tiga, adanya kepasrahan total atau Tawakal. Ketika sudah adanya usaha yang dilakukan secara maksimal dan permohonan kepada Tuhan dengan penuh kesungguhan barulah anda menyerahkan diri kepada sang maha pengatur  lagi maha kuasa atas segala sesuatu. 

Serahkan sepenuhnya kepada Allah, apapun yang terjadi itu adalah ketetapan Tuhan, anda harus berlapang dada dan ikhlas atas apa yang menjadi keputusan Tuhan terhadap diri anda. Ingat segala keputusan Tuhan mengandung hikmah. Berpositif thinkinglah kepada Tuhan, maka hati anda menjadi tentram.

Demikian penyerahan diri kepada Tuhan secara totalitas, setelah adanya usaha dan doa akan menjadikan diri jauh dari stress, karena segala sesuatu yang terjadi sudah ditentukan oleh Tuhan. 

0 komentar:

Posting Komentar