Teguh Pendirian

Teguh Pendirian
Suharto
MTsN 5 Jakarta
17 April 2020
Hidup ini penuh masalah, solusi untuk keluar dari masalah juga masalah, akhirnya hidup ini serba salah. Pernahkah kita mendengar teman, saudara atau diri kita sendiri mengalami hidup jadi serba salah. Kenapa hal ini terjadi?... karena kita tidak punya prinsip hidup, kita melakukan sesuatu bukan mengikuti kata hati kita, tapi kita mengikuti kata orang alias tidak punnya sikap Teguh Pendirian.
Mari kita lihat cerita ini !............
Ada dua orang manusia, yaitu seorang anak dan seorang bapak, serta satu keledai. Suatu hari mereka pergi menyelusuri sebuah perkampungan. Anak naik keledai sementara bapak berjalan kaki sambil memegang tali pengikat keledai, ketika dipertengahan jalan ada seseorang berkata" dasar anak tidak berbakti kepada orang tua, masasih bapaknya disuruh jalan sambil memegang tali, sementara dia enak-enakan nangkring di atas keledai" cetus seseorang yang melihatnya.
" Iya, betul juga. Kenapa bukan bapakku yang menaiki keledainya? Pikir sianak.
Tanpa banyak bicara, seorang anak turun dan mempersilahkan bapaknya menaiki keledai.
" Bapak, silahkan naik sepertinya bapak yang lebih pantas naik keledai dari pada aku" kata anak.
Lalu si bapak naik, sementara si anak berjalan sambil memegang tali pengikat keledai. Terus mereka berjalan, ketika mereka melewati perkampungan yang lain. Mereka berpapasan dengan seseorang" eh, orang tua kamu tidak punya pikiran ya, masasih anak kamu berjalan, sementara kamu dengan asiknya duduk diatas kuda, orang tua macam apa pula kau, teganya.... teganya....teganya" ucap seseorang sambil menyindir dengan sepotong lirik sair lagu Megi Z.
Akhirnya si bapak dan si anak naik berduaan, mereka terus berjalan, pas sampai di pinggir kampung bertemu dengan seseorang" kalian gila ya, keledai sekecil itu kamu naikin berdua, bisa mati tuh keledai" tegur seseorang.
Tanpa pikir lagi, si bapak dan si anak turun dari keledainya, mereka akhirnya tidak menaiki keledai tersebut, mereka berjalan terus sampai perkampungan ketiga, mereka berpapasan lagi dengan seseorang" hai, mau kemana kalian, kenapa berjalan kaki, buat apa keledai dibawa" ucap seseorang di jalan.
Begitulah gambaran kehidupan dan itu ada dalam kehidupan. Nah, sekarang bagaimana sikap kita?....
Jadilah hidup laksana batu karang dilautan, dia kokoh, kuat walau ada hantaman ombak bertubi-tubi dari berbagai arah menghantam.
Jadilah hidup laksana ikan di lautan, dia tetap tawar walaupun dikelilingi air asin.
Jadilah hidup laksana burung elang, dia terbang bebas mengepak sayapnya kemana saja dia mau tanpa memperdulikan yang lain.
Biarkan anjing menggonggong, kafilah berlalu.
Jangan jadikan hidup laksana air di daun talas, yang mudah terombang-ambing.
Jalani hidup apa kata hati kita, tanpa peduli apa kata orang. Orang lain hanya pandai melihat dan bercakap, sementara kita lebih tahu dan merasakan apa yang terjadi pada diri kita. Teguh Pendirian itu harus ada pada setiap kita, jika kita tidak mau diombang-ambingkan oleh orang lain.

0 komentar:

Posting Komentar