Hidup ini laksana perlombaan, siapa yang lebih menguasai kehidupan dialah yang menjadi pemenang. Dibutuhkan kecepatan, ketepatan, dan keahlian dalam meraih kemenangan tersebut. Orang akan berebut ketika yang dihidangkan kenikmatan hidup, tapi orang akan saling mendorong kedepan jika yang dihidangkan bukan kenikmatan.
Coba kita perhatikan, jika ada seruan untuk sedekah adakah yang berebut main dulu-duluan, andaikan ada mikir dahulu baru mengasih itupun nunggu yang lain, tetapi jika seruan mengambil sesuatu yang berharga, pasti tanpa pikir lagi, andaikan berpikir, pikiran nya takut kehabisan. Ya, begitulah kehidupan yang terjadi, tapi tidak semua seperti itu, masih banyak orang tidak seperti itu. Tentunya yang membedakannya dari tingkat keimanan dan keilmuan yang dimiliki.
Begitu juga kehidupan diakhirat, ada sebuah kisah yang terjadi pada penghuni surga yang berebut masuk surga. Siapakah mereka itu?...
Sihaji mabrur,simati Sahid, situkang sedekah, dan sialim. Karena mereka berebut akhirnya dihadang oleh malaikat, lalu dipanggil satu-persatu.
" Kamu duluan, kenapa kamu mau masuk surga, adakah kamu punya tiket" tanya malaikat.
" Ane haji mabrur, siapa orang pergi haji dan mendapatkan predikat haji mabrur, maka Allah akan masukkan ke Surga" jawab haji mabrur.
" Dari mana kamu tahu bahwa haji mabrur itu masuk surga" tanya malaikat lagi.
" Dari orang a'lim" Jawab sihaji mabrur.
" Kamu itu songong sama orang a'lim, mau masuk duluan sementara orang a'lim belum masuk" ucap malaikat.
Akhirnya sihaji mabrur mundur kebelakang.
Berikutnya mati Sahid, " kenapa kamu masuk surga?...mana tiket kamu ?.. tanya malaikat.
"Lah, ini tiketku,....ente ngga liat,....nih lobang-lobang peluru ada di tubuhku, aku gugur dalam membela agama Allah SWT, bukankah gugur membela agama itu disebut Sahid?...bukankah mati Sahid itu jaminannya surga?". Jawab di Sahid.
" Entar dulu, ane tanya dulu, ente tau mati Sahid masuk surga dari mana ?" tanya malaikat lagi.
" Dari orang a'lim, emangnya kenapa, Kat?" Jawab Sahid.
" Ente ngga punya adab, mau nyelonong aje sementara orang a'lim ada bersamamu" ucap malaikat.
" Iya, deh....maaf....ane belakangan" jawab Sahid. Sahidpun mundur.
Berikutnya ahli sedekah, " aneh udah paham, biarkan guru ane yang masuk duluan saya belakangan" ucap ahli sedekah.
Akhirnya orang a'lim yang dipersilahkan masuk duluan.
"Wahai orang a'lim, silahkan anda masuk" seru malaikat.
" Tidak, jangan saya duluan, memang saya yang ngajari mereka, tetapi kalau tidak ada bantuan dari ahli sedekah tidak mungkin dakwah saya sampai ke umat, karena madrasah, masjid, musholla, majlis ta'lim dan lainnya mereka para ahli sedekah yang membangunnya, karena itu mereka yang pantas masuk duluan, biar saya belakangan" jawab si a'lim.
Keimanan dan ilmu yang dimiliki seorang a'lim, tidak serta Merta dia berbuat akan sesuatu, dengan ilmu dia mampu menempatkan diri dan tau diri. Sementara balasan orang yang senantiasa mengeluarkan sebagian rezekinya dijalan Allah, akan dibalas dengan balasan yang berlipat ganda.
Mari kita sisihkan rezeki kita untuk membantu saudara-saudara kita yang sedang membutuhkan, apalagi dalam kondisi sekarang ini, negeri kita sedang tertimpa musibah serangan virus Corona yang berimbas pada seluruh sektor kehidupan, terutama sektor ekonomi yang sedang lesuh.
0 komentar:
Posting Komentar