Setiap manusia, setiap orang bahkan diri kita sendiri, tak pernah mengetahui apa yang akan terjadi dikemudian hari. Terkadang kita melihat sesuatu yang tidak baik pada diri seseorang, dengan serta-merta kita menghakiminya dan menganggap orang itu hina. Kita tidak tahu bahwa hidup ini adalah proses tidak instan. Boleh jadi apa yang kita anggap hina, justru dia baik untuk kita. Sebaliknya, apa yang kita anggap baik, justru dia tidak baik untuk kita. Bagaimana sikap kita seharusnya?.....ya, berpikir positif saja.karena seburuk apapun orang masih ada sisi positifnya, hanya saja dia butuh bantuan kita untuk menjadi baik.
Mari kita belajar dari kisah ini!...
Suatu hari Rasulullah bercerita kepada para sahabat" Dahulu ada seorang anak manusia yang hidupnya penuh dengan kedzaliman, perbuatannya selalu membunuh orang yang tidak disukai, hampir sembilan puluh sembilan orang dia bunuh.
Pada suatu saat, dia mengalami kegalauan, kegelisahan hingga dia banyak melamun, sepertinya ada seberkas cahaya kebaikan yang menerangi hatinya hingga dia sadar atas apa yang diperbuatnya. Dalam hatinya berkata" andaikan aku bertobat, masih adakah pintu tobat untuk ku". Untuk menghilangkan kegelisahan itu, diapun mencari orang yang bisa menenangkan hatinya.
Ditengah jalan dia bertemu dengan seseorang pemuda.
" Hai, bung tolong tunjukkan aku kepada orang suci di daerah ini" tanya si pembunuh.
" Iya, tuan, disana ada seorang Rahib(Pendeta)" jawab si pemuda.
" Ok, terimakasih" ucap si pembunuh.
Kemudian Si pembunuh berjalan kearah rumah Rahib. Sesampainya disana si pembunuh menjelaskan maksud kedatangannya.
" Ada maksud apa tuan datang kesini?" Tanya Rahib.
" Saya mau bertanya" jawab pembunuh.
" Silahkan tuan" kata Rahib mempersilahkan.
" Begini Hib, aku ini pernah membunuh sembilan puluh sembilan orang, apakah ada pintu tobat untukku" tanya pembunuh.
" Waduh,....dosa kamu udah terlalu banyak,sudah tidak ada maaf bagimu, tuhan tidak akan memaafkan" jawab Rahib.
Mendengar seperti itu si pembunuh kemudian membunuh Rahib tersebut, hingga genap seratus orang yang dia bunuh. Tetapi hatinya masih penasaran untuk bertanya kepada orang pintar yang lain.
Diapun berjalan lagi dan bertanya kepada orang yang dia jumpai di jalan. Kemudian orang tersebut mengarahkan kerumah orang A'lim yang ada di daerah tersebut.
Diapun berangkat dan bertemu dengan orang A'lim tersebut.
" Silahkan duduk" perintah si A'lim.
" Ada apa kamu datang kesini" tanya si A'lim.
" Aku telah membunuh sembilan puluh sembilan orang tambah si Rahib jadi semuanya seratus orang" jawab pembunuh.
"Terus yang kamu mau tanyakan apa?" Tanya si A'lim.
" Masih adakah pintu tobat untukku?" Tanya pembunuh.
" Sebesar apapun dosa yang dilakukan seorang hamba, jika dia bertobat atau kembali kepada Allah SWT, pasti Allah SWT, terima tobatnya" jawab si A'lim.
" Alhamdulillah, makasih pencerahannya" ucap pembunuh.
" Entar dulu, tapi ada syaratnya" ucap si A'lim.
" Waduh.....ada syaratnya" ucap pembunuh penuh penasaran.
" Kamu harus tinggalkan kampung kamu yang penuh maksiat dan tinggallah di kampung para ahli kebaikan" ucap si A'lim.
" Ok, makasih...aku jalankan syarat itu" kata pembunuh.
Pulanglah pembunuh itu, diambilnya semuanya barang yang hendak dia bawa. Keesokan harinya dia berangkat meninggalkan kampungnya menuju kampung yang dia tuju. Ditengah perjalanan dia mendadak meninggal. Turunlah dua malaikat, yaitu: malaikat Rahmah dan malaikat penyiksa. Terjadilah perebutan terhadap jasad pembunuh.
" Ini milik saya, dia tidak pernah melakukan kebaikan dalam hidupnya" kata malaikat penyiksa.
" Tidak bisa begitu, justru dia milik saya, betul dia tidak pernah melakukan kebaikan, tapi dia niat bertobat" sangkal malaikat Rahmah.
Ditengah perdebatan, datanglah malaikat penengah.
" Begini saja kita ukur jaraknya, mana yang lebih dekat kampung ahli kebaikan atau kampung yang dia tinggalkan" kata malaikat penengah memberikan solusi.
Diukurlah,.... setelah diukur ternyata lebih setapak, artinya lebih dekat kekampung ahli ibadah. Riwayat lain mengatakan dadah pembunuh lebih condong ke kampung ahli ibadah. Akhirnya pembunuh dibawa oleh malaikat Rahmah. Kesimpulannya tobatnya diterima dan dimasukkanlah ke dalam surganya Allah SWT.
Firman Allah SWT,
" Sesungguhnya Allah SWT, mencintai orang-orang bertaubat dan orang-orang menyucikan diri".........
Mari kita belajar dari kisah ini, bahwa yang menyebabkan seseorang hamba masuk ke surga bukan karena sesuatu, tapi karena rakmat dari Allah SWT. Oleh karena itu janganlah kita berburuk sangka kepada sesama.
Teguh Pendirian
Suharto
MTsN 5 Jakarta
17 April 2020
Hidup ini penuh masalah, solusi untuk keluar dari masalah juga masalah, akhirnya hidup ini serba salah. Pernahkah kita mendengar teman, saudara atau diri kita sendiri mengalami hidup jadi serba salah. Kenapa hal ini terjadi?... karena kita tidak punya prinsip hidup, kita melakukan sesuatu bukan mengikuti kata hati kita, tapi kita mengikuti kata orang alias tidak punnya sikap Teguh Pendirian.
Mari kita lihat cerita ini !............
Ada dua orang manusia, yaitu seorang anak dan seorang bapak, serta satu keledai. Suatu hari mereka pergi menyelusuri sebuah perkampungan. Anak naik keledai sementara bapak berjalan kaki sambil memegang tali pengikat keledai, ketika dipertengahan jalan ada seseorang berkata" dasar anak tidak berbakti kepada orang tua, masasih bapaknya disuruh jalan sambil memegang tali, sementara dia enak-enakan nangkring di atas keledai" cetus seseorang yang melihatnya.
" Iya, betul juga. Kenapa bukan bapakku yang menaiki keledainya? Pikir sianak.
Tanpa banyak bicara, seorang anak turun dan mempersilahkan bapaknya menaiki keledai.
" Bapak, silahkan naik sepertinya bapak yang lebih pantas naik keledai dari pada aku" kata anak.
Lalu si bapak naik, sementara si anak berjalan sambil memegang tali pengikat keledai. Terus mereka berjalan, ketika mereka melewati perkampungan yang lain. Mereka berpapasan dengan seseorang" eh, orang tua kamu tidak punya pikiran ya, masasih anak kamu berjalan, sementara kamu dengan asiknya duduk diatas kuda, orang tua macam apa pula kau, teganya.... teganya....teganya" ucap seseorang sambil menyindir dengan sepotong lirik sair lagu Megi Z.
Akhirnya si bapak dan si anak naik berduaan, mereka terus berjalan, pas sampai di pinggir kampung bertemu dengan seseorang" kalian gila ya, keledai sekecil itu kamu naikin berdua, bisa mati tuh keledai" tegur seseorang.
Tanpa pikir lagi, si bapak dan si anak turun dari keledainya, mereka akhirnya tidak menaiki keledai tersebut, mereka berjalan terus sampai perkampungan ketiga, mereka berpapasan lagi dengan seseorang" hai, mau kemana kalian, kenapa berjalan kaki, buat apa keledai dibawa" ucap seseorang di jalan.
Begitulah gambaran kehidupan dan itu ada dalam kehidupan. Nah, sekarang bagaimana sikap kita?....
Jadilah hidup laksana batu karang dilautan, dia kokoh, kuat walau ada hantaman ombak bertubi-tubi dari berbagai arah menghantam.
Jadilah hidup laksana ikan di lautan, dia tetap tawar walaupun dikelilingi air asin.
Jadilah hidup laksana burung elang, dia terbang bebas mengepak sayapnya kemana saja dia mau tanpa memperdulikan yang lain.
Biarkan anjing menggonggong, kafilah berlalu.
Jangan jadikan hidup laksana air di daun talas, yang mudah terombang-ambing.
Jalani hidup apa kata hati kita, tanpa peduli apa kata orang. Orang lain hanya pandai melihat dan bercakap, sementara kita lebih tahu dan merasakan apa yang terjadi pada diri kita. Teguh Pendirian itu harus ada pada setiap kita, jika kita tidak mau diombang-ambingkan oleh orang lain.

Berebut Surga

Tabayyun

Kemandirian

Empatimu Mendidikku