Perlukah Multitalenta

Perlukah Multitalenta ?

3-3-20


Sahabat,....sering saya perhatikan keluhan-keluhan dan kegalauan yang dirasakan para sahabat guru dimedsos khususnya sahabat guru honorer, baik di sekolah negeri apalagi di sekolah swasta, mungkin apa yang sahabat rasakan pernah saya rasakan juga. Maaf seribu maaf bukan saya mempermasalahkan, tetapi sekedar berbagi mudah-mudahan ada manfaatnya.

Saya pernah menjadi guru honorer baik di sekolah swasta maupun dinegeri, bahkan pernah dalam satu pekan mengajar tiga sekolah yang berbeda tingkatannya. Berangkat pagi pulang malam, lelah memang rasa badan ini, ya...saya nikmatin saja. Bagi saya yang penting keluarga saya masih bisa makan.

Saya perhatikan rezeki ada sajah bahkan dari tahun ke tahun rezeki itu bukan turun malah tambah meningkat. Karena disamping mengajar saya juga suka ngisi ceramah, Khotib Jum'at, suka ngisi acara hajatan di masyarakat, ngisi acara Ramadhan, tukang jagal hewan qurban, ngisi motivasi disekolah dan pernah jualan makanan dan bahkan pernah jual sepatu begitu juga rumah tempat tinggal saya, istri dan anak -anak saya yang bangun sendiri selama dua tahun.

" Pak Harto, bapak yang mengerjakan rumah ini " ucap sahabat adik sambil keheranan.
" Iya, kakak saya multi talenta, apa saja bisa" timpal adik.
Saya hanya tersenyum saja, Hidup berjalan bagai air mengalir tinggal bagaimana kita pandai-pandai meningkatkan kualitas. Jika kualitas kita tinggi orang lain juga menghargai dan memposisikan kita ke level tertinggi bahkan bisa lebih dari itu.

Rezeki tidak turun dengan sendirinya harus dijemput, teringat oleh salah seorang Nara sumber, saya memanggilnya kang Deden, beliau seorang motivator, guru, pedagang, dan bahkan mempunyai sebuah yayasan pendidikan dan beliau bukan pegawai negeri (ASN). mungkin sahabat kenal dengan beliau. Ketika disela-sela waktu kosong dia manfaatkan untuk jualan.
" Pak, kenapa berjualan memang tidak cukup" tanya tetangganya penuh keheranan.
" Hmmmm... saya sedang menjemput rezeki Allah dari pintu yang satu" timpal kang Deden sambil tersenyum.

Ya, begitulah kang Deden selalu mencari peluang dan jika ada kesempatan beliau langsung ambil. Saya jadi ingat waktu mengaji sama pak KH, Zaenun di Sukapura Jakarta Utara, beliau pernah bilang kepada saya " jika ada kesempatan untuk meningkatkan kualitas diri, ambil jangan disia-siakan" ucap pak yai.

Saya juga lihat beberapa sahabat guru, dosen mereka bukan pegawai negeri, tetapi kehidupannya melebihi pagawai negeri, mereka sukses tetapi tidak meninggalkan tugasnya selaku guru dan bahkan mereka tidak tergantung dari pendapatan guru. Bahkan pendapatan diluar guru lebih besar, karena mereka mampu memantaskan diri menjadi orang berkualitas.

"Jika seseorang melihat citra dirinya rendah, ia akan merasa harga dirinya rendah, otomatis rasa percaya dirinya akan rendah. Rasa percaya dirinya yang rendah akan menarget pencapaian yang rendah-rendah saja, akibatnya motivasinya akan rendah. Motivasi yang rendah akan menghasilkan kinerja yang rendah pula, akibat terakhirnya penghargaan atau apresiasi orang lain terhadapnya akan rendah, demikian seterusnya seperti lingkaran setan." ( Amir Faisal, Zulfanah).

Berharap-harap jadi pegawai negeri semua sahabat guru itu pasti, tetapi ingat pintu rezeki tidak sebatas jadi pegawai. Banyak sahabat guru diluar sana juga sukses memecahkan permasalahan-permasalahan hidupnya. Jangan berharap akan bertambah pundi-pundi emas menghampiri, jika kita melakukan hal-hal sama tanpa peningkatan. Rezeki laksana air dilautan, tergantung wadah apa yang kita bawa. Semakin banyak wadah kita bahwa itulah rezeki kita. Oleh karena itu jadilah guru multitalenta.

0 komentar:

Posting Komentar