Setiap memasuki ajaran baru, setiap sekolah mengadakan penerimaan siswa baru, tentunya setiap sekolah berbeda-beda tekhnik pendaftarannya, bahkan jauh-jauh hari sekolah-sekolah suasta sudah mulai mengadakan pendaftaran, baik lewat manual atau online.
Biasanya sekolah-sekolah favorit sangat dicari oleh orang tua siswa walaupun dengan biaya yang cukup mahal. Pembiayaan mahal tentunya berbanding lurus dengan hasilnya. Itulah kenapa sekolah favorit diburu oleh para orang tua siswa.
Sekolah yang bagus itu sebenarnya seperti apa sih?... apakah bayarannya mahal atau banyak kegiatan dan lainnya?... Menurut pak Munif Chatib orang tuanya manusia:"Sekolah yang bagus adalah sekolah dimana banyak diselenggarakan pelatihan-pelatihan terhadap pendidik atau guru-gurunya". Dengan banyaknya pelatihan yang diselenggarakan oleh pihak sekolah berdampak pada kualitas guru tersebut, jika gurunya berkualitas pasti cara mengajarnya semakin menarik dan menyenangkan, disisi lain juga meningkatkan bidang keterampilan yang lain sebagai ciri khas sekolah tersebut.
Begitu juga sekolah-sekolah dibawah naungan pemerintah melakukan penerimaan siswa baru sesuai instruksi dari pemerintah. Biasanya sekolah negeri mengadakan tets khususnya sekolah negeri dibawah kementrian agama. Setelah para calon peserta baru dites selanjutnya pengumuman diterima atau tidaknya biasanya dilakukan sebelum pengumuman sekolah dibawah kementrian pendidikan Nasional, jika lulus langsung daftar ulang. Ketika pengumuman dari sekolah diknas di madradah sudah tutup. Nah disinilah mereka yang tidak diterima di diknas mondar-mandir ke madrasah negeri dengan berbagai macam katabelece alias surat sakti.
Suatu hari ada seorang datang menemui panitia.
" Pak kami utusan pejabat " kata utusan.
" Terus kenapa pak?" Tanya panitia.
" Mohon diterima di madrasah ini" jawab utusan.
" Loh kan anaknya mau sekolah di diknas" tanya panitia.
" Tidak diterima" jawab utusan.
" Emangnya madrasah tempat pelarian, maaf Sudah penuh dan ditutup" ucap panitia.
Ini adalah sebuah gambaran kecil di negeri kita ini, suka menghalalkan segala cara untuk mencapai tujuan. Masih banyak kisah-kisah makelar-makelar di dunia pendidikan, yang anehnya terkadang menjual nama LSM, komite atau lewat orang dalam. Cara-cara melanggar aturan ini yang suka merusak dunia pendidikan.
Apakah ada pengaruhnya terhadap siswa tersebut?...terus bagaimana dengan masyarakat?...terus bagaimana dengan siswa-siswa yang lain?....
Setiap sesuatu yang tidak baik, pasti ada dampak negatifnya, sadar atau tidak sadar akan terjadi krisis mental terhadap siswa itu sendiri. Siswa itu tidak akan pernah percaya akan dirinya, malas dan menganggap remeh, karena jika ia tidak berhasil pasti orang tua berusaha mempalitasi dirinya.
Sementara bagi siswa yang lulus murni menjadi kecewa terhadap apa yang dilakukan sekolah, kenapa terjadi?... Karena siswa tersebut sudah berusaha semaksimal mungkin untuk masuk kesekolah itu, sementara siswa lain dengan mudahnya masuk di sekolah tanpa tets. Bahkan yang lucunya ada siswa kaget, karena temannya jelas tidak lulus tets, tetapi dia bisa masuk.
Kepercayaan masyarakat menurun, karena sekolah bisa bermain mata dengan orang-orang berduit. Tidak transparan dalam penerimaan siswa baru.
Inipun berpengaruh kepada guru-guru yang idealis, buat apah kita idealis sementara sekolah menyalahi prosedural, santai sajalah. Proses kegiatan belajarpun tidak kondusif, kenapa hal terjadi?.... Karena kurang berkah.
Tapi tidak semua sekolah seperti itu, pernah penulis pada suatu kesempatan berdialog dengan satu guru madrasah Tsanawiyah negeri Malang.
"bagaimana sistem pendaftaran siswa baru di MTsN Malang" tanya penulis.
" Tidak berbeda dengan sekolah lainnya, ikuti prosedur yang berlaku, transparan apa adanya" jawab guru tersebut.
" Bagaimana jika terjadi katebelece pejabat" tanya penulis.
" Sekolah berusaha murni, pernah ada orang tua siswa minta anaknya diterima dan dia akan bangun satu kelas untuk sekolah, tapi pihak sekolah menolaknya" jawab guru tersebut.
Wajar madrasah ini maju dan terkenal, bahkan menjadi rujukan bagi sekolah-sekolah lainnya di Indonesia. Kualitas didahulukan dari pada kuantitas. Guru mengajar dengan ikhlas, siswanya berkualitas dan orang tuanya merasa puas.
Sebuah kebahagiaan dan kepuasan tersendiri bagi anda yang sukses dalam karir dengan mengikuti aturan yang berlaku, dibandingkan orang lain yang sukses, tetapi tidak mendapatkan kebahagiaan sejati karena melanggar aturan nilai-nilai kepatutan. Oleh karena itu ikuti prosedur yang berlaku.
0 komentar:
Posting Komentar