Apa Yang Kamu Banggakan ?...
Suatu hari saya bertemu dengan salah satu pembimbing skripsi, saya sodorkan hasil penelitian yang saya lakukan pada sebuah sekolah, beliau buka satu-persatu halaman skripsi dan beliau berhenti pada salah-satu halaman, beliau lihat sebuah data pendidik yang tertera pada tabel tersebut,
......" Ini tidak bisa jadi pendidik, ilmu kependidikannya tidak ada" ucap pembimbing.
Saya hanya terdiam saja dan itulah yang saya dapati di lapangan sebagai data obyektif.
......" Ini tidak bisa jadi pendidik, ilmu kependidikannya tidak ada" ucap pembimbing.
Saya hanya terdiam saja dan itulah yang saya dapati di lapangan sebagai data obyektif.
Menjadi pendidik bukan hanya sekedar mentransfer ilmu semata, tetapi lebih dari itu. Melatih, mendidik, membimbing, mengarahkan, menginspirasi dan masih banyak ilmu yang harus dimiliki serta terus mengupdate sesuatu yang terbaru dalam dunia pendidikan. Pendidikan bukan hanya berorientasi bagaimana peserta didik menguasai ilmu tetapi lebih dari itu, yaitu membentuk siswa berkarakter sehingga mempunyai kepribadian yang sempurna.
Waktu masih duduk di bangku Aliyah, saya sudah mengajar di rumah, ketika mengajar adik saya suka emosi dan tidak sabar, saya pikir saya saja bisa kenapa adik saya sulit sekali untuk paham. Mungkin pernah kita tahu atau kita sendiri yang mengalami dalam mengajar anak-anak kita. Kita terkadang emosi dan kita berharap anak kita seperti kita padahal tingkat kemampuan orang tua beda dengan tingkat kemampuan anak.
Kepintaran sesuatu yang tidak bisa diturunkan Atau diwariskan, saya teringat perkataan guru waktu sekolah di madrasah ibtidaiyah, kebetulan diantara siswanya adalah adiknya.
*****" Andaikan ilmu itu bisa saya turunkan atau wariskan, saya kasih langsung kepada adik saya" ucap guru saya*****
*****" Andaikan ilmu itu bisa saya turunkan atau wariskan, saya kasih langsung kepada adik saya" ucap guru saya*****
Terkadang orang tua ingin anak serba bisa, anak dikursuskan berbagai macam keahlian tanpa memperdulikan masa kekanakan, apa yang terjadi ?...anak bukannya pinter, tetapi stres yang anak dapati. Itulah resiko jika disebuah sekolah yang mengajar bukan orang yang ahlinya. Ada sebuah firman Allah yang termaktub dalam Al-Qur'an ******" Jika sebuah urusan diserahi pada yang bukan ahlinya, tunggulah kehancuran"***** kurang lebih seperti itu. Mungkin itu yang dimaksud oleh pembimbing skripsi saya.
kita sama-sama tahu Finlandia adalah salah satu negara yang mempunyai sistem pendidikan terbaik di dunia, kenapa?.... tentunya banyak yang melatarbelakanginya, diantaranya sangat memperhatikan sumber daya manusianya, yaitu pendidik. Untuk menjadi pendidik di Finlandia harus memenuhi syarat diantaranya pendidik harus cerdas dan mempunyai reputasi terbaik dalam bidang Akademik, penghasilan yang diperolehpun besar dan hampir setara dengan dokter. Kenapa harus seketat itu? ...Tentunya untuk menghindari Jangan sampai terjadi Malapraktik di dunia pendidikan. Mungkin kalau dokter melakukan Malapraktik yang menjadi korban bisa dihitung dengan jari, tetapi jika guru melakukan Malapraktik yang menjadi korban bukan satu Atawa dua, melainkan ribuan yang menjadi korban.
Suatu hari ada seorang guru mengisi sebuah kelas, kebetulan guru kelasnya berhalangan hadir, pada saat mata pelajaran Al-Qur'an anak dipersilahkan untuk membaca satu persatu.
" Coba buka buku iqranya halaman yang kemarin, coba kamu baca" perintah guru. Sungguh kaget guru itu mendapati siswa yang membaca huruf beda tetapi membacanya sama semua bunyinya. Rasa penasaran mencoba menunjuk siswa yang lain untuk membacanya, ternyata siswa yang kedua tersebut sama, mencoba untuk semua membaca, " cukup anak-anakku, hmm... ini bukan siswa-siswi yang salah, tetapi pendidiknya yang salah" ucap guru. Ini hanya segelintir kisah sederhana dan masih banyak kisah-kisah yang lebih menyedihkan di dunia pendidikan kita.
" Coba buka buku iqranya halaman yang kemarin, coba kamu baca" perintah guru. Sungguh kaget guru itu mendapati siswa yang membaca huruf beda tetapi membacanya sama semua bunyinya. Rasa penasaran mencoba menunjuk siswa yang lain untuk membacanya, ternyata siswa yang kedua tersebut sama, mencoba untuk semua membaca, " cukup anak-anakku, hmm... ini bukan siswa-siswi yang salah, tetapi pendidiknya yang salah" ucap guru. Ini hanya segelintir kisah sederhana dan masih banyak kisah-kisah yang lebih menyedihkan di dunia pendidikan kita.
Jangan kita berharap banyak, jika pendidikan masih jauh dari sumber daya manusia unggul. Dahulu sekitar tahun 1950-1970 Indonesia adalah macannya ASIA terutama dalam dunia pendidikan, banyak negara-negara Jiran yang mengirim duta-dutanya untuk belajar ke Indonesia.tetapi setelah itu apa yang terjadi ?....kini pendidikan di Indonesia jauh tertinggal dengan mereka. Tentunya banyak penyebabnya, diantaranya yang menjadi ujung tombak pendidikan, siapa ?.... pendidik/ guru.
Menjadi pendidik seharusnya yang mempunyai prestasi dan karya yang dihasilkan, sehingga prestasi dan hasil karyanya menjadi suatu kebanggaan serta inspirasi yang mampu menggerakkan bukan saja kepada siswa, tetapi juga kepada rekan-rekan guru yang lainnya.
0 komentar:
Posting Komentar