Suatu hari ketua musholla tetiba muncul didepan para jamaah dan membuat keheranan para jamaah, karena bertahun-tahun jarang sekali ke mushola untuk shalat berjamaah, padahal rumahnya didepan mushola. Malam pertama Ramadhan dia muncul, selepas shalat isya dia mengambil microfon lalu memberitahukan kepada jama'ah bahwa yang berhak menjadi imam hanya dua orang saja yang lainnya tidak diperkenankan. Setelah litu tidak lagi kelihatan batang hidungnya bak ditelan bumi.
Kesombongan membuatnya lupa akan nilai-nilai kepatutan, hingga jauh dari kebenaran. Padahal diantara jama'ah ada orang-orang terpelajar yang lebih jauh keilmu agamaannya dan tingkat kewaraannya. Mereka tidak ada yang protes, mereka datang ke mushola bukan ingin menjadi imam, tetapi ingin shalat berjamaah.
Tahun berganti tahun kedua imam ini satu demi satu bertumbangan, satu pindah rumah sementara yang satu sudah sepuh, ketika tidak mampu lagi jadi imam beliau baru memberikan estafet kepemimpinan sementara ketua musholla terkubur bersama kesombongannya.
Ini hanya sebuah contoh sederhana, masih banyak kisah-kisah teladan dan lebih baik disana. Hidup ini laksana roda berputar, satu saat dia berada di bawah, disaat yang lain dia berada diatas. Tidak ada yang abadi.
Semua sudah rekayasa tuhan, jika hari ini anda belum mendapatkan apa yang seharusnya anda dapatkan, berarti bukan rezeki anda, mungkin Tuhan punya maksud lain untuk anda, maka bersabarlah dan syukurilah apa yang ada pada diri anda serta terus berusaha memantaskan diri menjadi orang hebat.
Rezeki takkan pernah tertukar, jika Tuhan sudah berkehendak tidak ada yang mampu menghalangi, semua kehidupan ada pada genggaman Tuhan. Ingat semua ada saatnya dan semua akan indah pada waktunya.
0 komentar:
Posting Komentar