Kejernihan Hati
MTsN 5 Jakarta
Tidak ada manusia yang sempurna di dunia ini, sekalipun levelnya setingkat nabi, tetapi alangkah mulianya ketika kita berusaha secara perlahan-lahan tapi pasti untuk menaiki tangga-tangga kesempurnaan. Kebenaran yang kita lakukan dalam hidup ini belum tentu benar menurut orang lain, karena kebenaran itu bersifat kondisional tergantung dari sudut mana orang itu memandang kebenaran tersebut.
Banyak diantara kita suka menyikapi permasalahan yang terjadi dengan emosional yang pada akhirnya menikam diri sendiri. Kita dengan mudahnya menghukumi sesuatu tanpa logika yang cerdas, kita sering memfonis sesuatu yang dilakukan teman, tetangga, guru dan yang lainnya dengan nalar kita sendiri.
Kita sering melihat seorang itu tidak bersifat konprehensif ( menyeluruh), tetapi bersifat parsial ( sebagian) hingga yang nampak oleh kita adalah kejelekan orang tersebut. Kenapa hal ini sering terjadi?.... Karena hati kita tidak jernih, kotor dan hitam. Ketika seseorang memiliki kejernihan hati maka yang nampak dimatanya adalah kebaikan dan keindahan.
Coba kita perhatikan tahi lalat yang ada pada diri seseorang. Jika kita melihat secara parsial hanya tertuju pada tahi lalatnya saja, pasti bukan keindahan yang nampak, tapi jika kita melihatnya secara komprehensif, maka yang tampak oleh mata adalah sebuah keindahan.
Ketika kejernihan hati tertanam pada diri kita yang nampak didepan mata kita hanya sisi kebaikannya saja, sekalipun kepada orang tidak baik. Karena sejahat dan seburuk apapun manusia masih memiliki sisi kebaikan, hanya saja ia memerlukan dan membutuhkan orang lain untuk mewujudkannya.
Marilah kita belajar bijak dalam menyikapi apa yang terjadi disekitar kita dan terus berusaha menjernihkan hati kita. Dengan kejernihan hati akan menstimulasi kerjenihan mindset (pola pikir ) kita, dan teraplikasi pada tingkah laku kita pada gilirannya akan menjadi habitasi kita, selanjutnya menjadi kepribadian kita.
0 komentar:
Posting Komentar