Hikmah Dibalik Ujian

Hikmah dibalik ujian
Suharto,M.Pd
MTsN 5 Jakarta
15-3-20







Setiap makhluk hidup akan berjumpa dengan ujian disadari atau tidak, diminta atau tidak, siap atau tidak siap, entah kapan datangnya manusia tidak ada yang mengetahui, jelasnya ujian itu pasti datang menyapa kita. Tidak ada yang bisa lari dari ujian Tuhan.
Untuk melihat berkualitas atau tidaknya seorang siswa terlihat setelah siswa tersebut mengikuti ujian. Begitu juga dengan ujian yang diberikan Tuhan kepada makhluk-nya, ujian tersebut untuk melihat sejauh mana keimanan seorang makhluk terhadap Tuhannya.
Allah SWT berfirman:
وَلَـنَبْلُوَنَّكُمْ حَتّٰى نَعْلَمَ الْمُجٰهِدِيْنَ مِنْكُمْ وَالصّٰبِرِيْنَ ۙ وَنَبْلُوَاۡ اَخْبَارَكُمْ
"Dan sungguh, Kami benar-benar akan menguji kamu sehingga Kami mengetahui orang-orang yang benar-benar berjihad dan bersabar di antara kamu; dan akan Kami uji perihal kamu."
(QS. Muhammad 47: Ayat 31)
Ujian bermacam-macam bentuknya, ada yang berupa kenikmatan dunia - tahta, harta, kecantikan- dan kepedihan dunia. Sejarah pernah memperlihatkan bagaimana kisah orang-orang terdahulu berhadapan dengan ujian Tuhan, ada yang berhasil ada juga yang tidak berhasil.
Kita pernah mendengar kisah Fir'aun yang hidup di zaman Nabi Musa AS, Ia seorang yang Tuhan berikan kenikmatan berupa tahta, jabatan sebagai seorang raja diraja. Tetapi apa yang terjadi bukannya Ia lebih dekat dengan Tuhan, justru mengaku dirinya menjadi tuhan. Kesombongan inilah yang pada akhirnya Tuhan tenggelamkan Ia dan pengikutnya dilautan luas dan jenazahnya tidak diterima air dan tanah agar menjadi sebuah pelajaran bagi umat setelahnya.
Begitu juga kisah yang terjadi di zaman Nabi Muhammad SAW, yaitu sahabat Nabi yang bernama Tsa'labah, Ia adalah orang yang miskin harta tetapi rajin ibadah. Allah berikan kenikmatan dunia justru Ia menjauh dari Allah SWT.
Tsa'labah setiap hari selalu shalat berjamaah bersama Rasulullah Saw tetapi setelah shalat Ia langsung meninggalkan masjid tanpa dzikir atau berdoa.
" Wahai Tsa'labah, kenapa kamu terburu-buru tanpa dzikir lagi" ucap Rasulullah.
" Kebetulan Rasulullah tanya, tolong ya rasul doakan saya menjadi orang kaya, asal rasul tahu kenapa saya terburu-buru?... karena kalau saya ke sini istri saya kedinginan karena selimutnya saya pakai untuk shalat" jawab Tsa'labah.
" Syukuri yang ada InshaAllah akan bertambah" ucap Rasulullah.
Tsa'labah lalu pergi meninggalkan Rasulullah dan kembali ke rumahnya. Keesokan harinya setelah selesai shalat Ia tidak beranjak dari tempat shalat agar bisa bicara dengan Rasulullah.
" Ya Rasulullah, tolong doakan saya agar bisa berubah hidup saya" ucap Tsa'labah.
" Ya, sudah kamu aamini" ujar Rasulullah.

Kemudian Rasulullah memberikan sepasang domba kepada Tsa'labah. Singkat cerita dombanya Tsa'labah semakin banyak dan Ia sibuk mengurus domba sehingga hari demi hari Ia tidak pernah berjama'ah di masjid dan juga tidak membayar zakat.
" Celakalah wahai kamu Tsa'labah" ucap Rasulullah. Maka apa yang terjadi, semua yang dimilikinya diambil kembali oleh Tuhan. Akhirnya Tsa'labah menjadi manusia hina bukan saja Dimata Tuhan tetapi juga Dimata manusia.
Bagaimana dengan kisah Nabi Ayub, beliau mempunyai harta yang cukup banyak, anak 12 orang dan istri yang cantik dan orang yang selalu dekat dengan Tuhan. Suatu hari satu persatu miliknya diambil Tuhan, harta habis, anak meninggal semua bahkan yang paling berat Tuhan uji dengan penyakit bertahun-tahun, beliau diusir dari kampung tempat tinggalnya karena bau busuk tubuhnya, tinggallah beliau dihutan dan tidur beralaskan tanah.
Dalam kondisi yang sangat parah tidak menjadikan beliau jauh dari Tuhan justru semakin dekat kepada Tuhan. Beliau tak henti-henti berdoa. Doa beliau diabadikan Tuhan dalam kitab suci Alquran surat Al-Ambiya ayat 83-84.
Allah SWT berfirman:
وَاَيُّوْبَ اِذْ نَادٰى رَبَّهٗۤ اَنِّيْ مَسَّنِيَ الضُّرُّ وَاَنْتَ اَرْحَمُ الرّٰحِمِيْنَ
"dan (ingatlah kisah) Ayyub, ketika dia berdoa kepada Tuhannya, (Ya Tuhanku), sungguh, aku telah ditimpa penyakit, padahal Engkau Tuhan Yang Maha Penyayang dari semua yang penyayang."
فَاسْتَجَبْنَا لَهٗ فَكَشَفْنَا مَا بِهٖ مِنْ ضُرٍّ وَّاٰتَيْنٰهُ اَهْلَهٗ وَمِثْلَهُمْ مَّعَهُمْ رَحْمَةً مِّنْ عِنْدِنَا وَذِكْرٰى لِلْعٰبِدِيْنَ
"Maka Kami kabulkan (doa)nya lalu Kami lenyapkan penyakit yang ada padanya dan Kami kembalikan keluarganya kepadanya, dan (Kami lipat gandakan jumlah mereka) sebagai suatu rahmat dari Kami, dan untuk menjadi peringatan bagi semua yang menyembah Kami."
Begitulah kisah-kisah orang-orang terdahulu dalam menghadapi ujian dari Tuhan, ada yang berhasil ada yang tidak. Itu semua sebagai pelajaran bagi kita agar senantiasa menjadi manusia yang selalu bersyukur atas nikmat yang diberikan Tuhan.
Ketika kita mendapatkan ujian dari Tuhan, berarti Tuhan itu sayang kepada kita agar kita selalu ingat kepada Nya. Ingat ketika manusia ditimpakan musibah siapa yang dipanggil keras-keras oleh manusia, yaitu Allah. Bahkan ketika Fir'aun ditenggelamkan oleh Tuhan, Fir'aun mengakui adanya Tuhan, tetapi sudah terlambat.

0 komentar:

Posting Komentar