Usaha Menentukan Hasil
Suharto,M.Pd
MTsN 5 Jakarta
28-3-20
Suharto,M.Pd
MTsN 5 Jakarta
28-3-20
Masa stay at home diperpanjang, begitu juga lock down tentunya berimbas kepada seluruh sektor. Senang atau tidak senang demi menyelamatkan diri dan orang banyak dan memutus mata rantai penyebaran virus Corona atau Covid-19.
Selama lock down dan stay at home beraktivitas tetap harus jalan, siswa-siswi tetap harus belajar dalam pengawasan orang tua dan guru, tentunya guru tidak perlu ke rumah karena harus menjaga jarak " sosial distancing", apalagi dihari keempat belas dimana gejala virus Corona akan menampakkan diri, jika mereka yang terkena virus akan terlihat, oleh karena itu dihari tersebut lebih menjaga jarak, jika tidak virus itu akan menyebar seperti yang terjadi di negara Italia.
Teaching at home and learning at home terus harus berjalan agar tidak menggangu proses pembelajaran dalam pendidikan siswa sekalipun tidak sempurna. Pembelajaran lewat online sebagai metode alternatif yang harus diterapkan. Guru diberikan kebebasan memilih sistem apa yang dipakai untuk tersampaikannya materi pembelajaran.
Tentunya ada kelebihan dan kekurangan dalam sistem online. Kelebihannya guru dan murid dengan mudahnya mengakses materi pembelajaran. Kekurangannya tidak semua siswa mempunyai handphone dan komputer, tidak ada sinyal, tidak ada pulsa , error dan lainnya.
" Assalamualaikum, anak-anakku silahkan anda install akun ......di handphone dan laptop" ucap guru.
" Iya, pak guru" jawab mereka.
" Pak, tidak bisa.....udah berkali-kali" ucap salah satu siswa.
" Oh,...dilem biru... lempar yang lama ganti yang baru" ucap guru sambil canda.
" Bapak....bisa ajah" jawab salah satu siswa.
" Ya sudah yang tidak bisa lewat blog bapak saja" ucap guru sebagai alternatif.
" Ok,....kalau semua siap kita mulai" ucap guru.
" Siaaaaap pak,....." Jawab mereka.
" Bismillah,....kita mulai" ucap guru.
Pembelajaran online telah mulai antara guru dengan murid, guru cukup melihat dari layar laptop aktivitas siswa yang sedang belajar. Terlihat saling kejar- mengejar untuk memposisikan diri keperingkat teratas, agar suasana terkesan mengasikkan pembelajaran, guru memasukkan unsur musik hingga suasana kompetisi menjadi mengasikkan.
...tang...ting...tung.... Nada berbunyi setiap siswa menjawab soal.
" Ayu,...terus kejar yang lain, jangan kalah dengan temanmu". Ucap guru memberi semangat.
" Iya pak, ......." Jawab mereka.
" Hore....mantap betul jawabanku" ucap seorang siswa.
" Aduuuuuuuuh, salah.....oh my Good"ucap yang lain.
" Alhamdulillah,..... mantap...." Ucap lainnya lagi
" Pak, error.... gimana nih?.... Toloooooooong" ucap salah satu siswa.
" Coba diulang lagi, InshaAllah bisa" jawab guru untuk memotivasi siswa.
" Hai,... teman-teman gue deg-degan jantung gue seperti mau copot" ucap siswa
" Iya, sama....gue juga gitu" jawab siswa yang lain.
" Biasa kalau pertama kali berjumpa seperti itu, nanti kalau terbiasa juga menyenangkan" ucap guru.
Waktu yang ditentukan telah selesai, guru menyudahi pembelajaran, selanjutnya guru membuka pembejaran untuk kelas yang lain.
" Pak, gimana nasib saya, tadi loading " ucap siswa sambil merengek.
" Ok, ...kamu ikut kelas berikutnya dengan kode berbeda" jawab guru"
" Makasih pak" balas siswa.
Pembelajaran hari ini telah selesai, guru dan siswa sudah mengetahui hasilnya, tentunya hasil yang mereka peroleh ditentukan oleh dirinya sendiri....Hasil ditentukan oleh seberapa besar usaha yang dilakukan....., Guru sama, materi penyampaian sama, bahkan kisi-kisi dikasih, tetapi kenapa hasilnya beda?..... Tentu nya kembali kepada manusianya. Kemauan untuk belajar kita masih rendah, atau sistem yang digunakan salah, contoh praktek KKM ( Kriteria Ketuntasan Minimal) yang menyesatkan, terlalu mudahnya sekolah menaikkan dan meluluskan siswa. Ya, mungkin inilah diantara PR dunia pendidikan kita.
0 komentar:
Posting Komentar