Kedengkian
Suharto,M.Pd
MTsN 5 Jakarta
22-3-2020
Suatu yang sangat miris terjadi di negeri kita ini, sesama anak bangsa saling menjatuhkan, menyalahkan, membenci, membully, nyinyir satu sama lain karena disebabkan berbeda pandangan atau berbeda golongan.
Bukankah negeri kita terkenal dengan keramahan dan sopan santunnya, kenapa sekarang nilai-nilai luhur itu mulai menjauh bahkan menghilang?.
Bukankah Tuhan menciptakan manusia berbeda-beda suku bangsa agar saling mengenal, menghormati, menghargai ataupun menyanyangi?.
Bukankah kita diikat dengan kebinekaan agar kita bersatu tanpa melihat suku, agama, ras, dan antar golongan?.
Bukankah negara kita menganut sistem demokrasi yang mengedepankan musyawarah, agar segala sesuatu yang diputuskan berdasarkan musyawarah dan saling menghargai keputusan?.
Bukankah sudah ada tempatnya untuk berdiskusi dan bermusyawarah. Kenapa bernyanyi ria dimedia sosial bak tak beretika?.
Bukankah kita sering teriak dengan lantang, NKRI harga mati, kenapa sesama anak bangsa saling memaki?.
Bukankah setiap saat kepemimpinan silih berganti? maka berikanlah kesempatan dia untuk mengabdi dan menepati janji !.
Terus kenapa kita tidak berhenti untuk membully, nyinyir, menjatuhkan, dan mencari kesalahan orang lain?.... sayang waktu kita hanya dihabiskan untuk itu semua.
Terus Kenapa asal keturunan yang menjadi korban? padahal kita tahu semua adalah anak bangsa dan nenek moyang mereka menjadi pondasi berdirinya bangsa ini. Janganlah disebabkan tahta dan harta mata kita menjadi buta akan sejarah. Mari kita rajut persatuan dan kesatuan untuk terus membangun negeri ini sesuai dengan profesi masing-masing.
Ketika kedengkian atau irihati ada pada diri kita, maka kita tak pernah melihat kebenaran pada orang lain, karena kebenaran itu tertutupi oleh kedengkian. Kedengkian adalah penyakit hati, oleh karena itu belajarlah menjadi orang ikhlas dan menerima dengan berlapang dada. Jika hati ini sakit maka sakit pula semuanya.
Bukankah rasul telah mengingatkan kepada kita;
" Ingatlah!.....Bahwa didalam jasad itu ada segumpal daging. Jika dia baik, maka baik pula seluruh jasad dan jika dia rusak, maka rusak pula seluruh jasad. Ketahuilah bahwa dia adalah hati" HR.Bhukhori dan Muslim.
0 komentar:
Posting Komentar